53 Yang Nyata

45 6 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.










Aku keluar dari ruang perawatan dan berniat untuk mencari Rangga.

"Mbak, lihat lelaki tadi yang sama saya nggak? " tanyaku pada seorang perawat yang berjaga di ruang resepsionis.

"Tadi kebelakang, di taman kali mas" kata perawat itu.

Aku berjalan menuju taman di belakang klinik ini, dan benar, aku melihat lelaki itu sedang duduk di kursi bawah pohon.

"Assalamualaikum "

"Wa'alaikumsalam " jawabnya.

Aku perlahan duduk di sebelahnya.

"Kenapa? " tanyaku.  Dia hanya diam.

"Nyeselkan habis marah sama ibunya" tebakku.

"Iya" jawabnya singkat.

"Gimanapun juga dia juga ibumu, bukannya aku ingin ikut campur masalah keluarga kalian, tapi sebagai sesama muslim, nggak salah kan jika menasehati satu sama lain? " jelasku.

Dia hanya mengangguk. Kami diam sejenak.

"Maaf aku datang terlambat" katanya.

Aku menoleh ke arahnya.

"Jika saja dulu aku datang lebih awal, Rumi nggak akan mengalami trauma itu, kalau bukan karena Ibu, Rumi nggak akan mengalami hal yang mengerikan itu" katanya dengan nada yang penuh penyesalan.

Aku diam menanggapi hal itu, aku tidak punya kata-kata lagi.

"Dan.....  Aku juga terlambat, karena Rumi sudah menjadi istri orang" katanya sembari bangkit dari duduknya dan meninggalkanku.

Apakah dia tidak suka jika Rumi telah menikah? 
Apakah dia juga menyukai Rumi?

"Astaghfirullah " kataku sambil menghela napas panjang.

"Semoga saja tidak seperti yang aku pikirkan" kataku.







RUMI POV

Aku membuka mataku perlahan-lahan, terlihat dinding bercat serba putih, nampaknya aku masih berada di klinik. Kepalaku pun terasa sangat pening.

"Kamu sudah bangun Rum? " tanya Bi Ratih.

Ternyata ini nyata, tidak sekedar mimpi. Lalu tidak lama kemudian seorang laki-laki masuk, dan menghampiri ku.

"Kamu udah bangun Rum? " tanyanya sembari menggenggam tanganku, dengan refleks aku tarik tanganku.

"Bi, Mas Gibran dimana? " tanyaku.

"Assalamualaikum " sebelum Bi Ratih menjawab, Mas Gibran pun muncul.

"Wa'alaikumsalam " jawab kami semua.

"Udah bangun Rum? " tanya Mas Gibran.

Aku berusaha bangun dibantu Mas Gibran dan Bi Ratih.

Aurellia, Love Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang