37 Duka

73 12 2
                                    

Allah menguji kita dengan sesuatu yang kita cintai, maka janganlah berlebihan ketika mencintai, agar ketika di tinggal tidak berlarut-larut dalam kesedihan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Allah menguji kita dengan sesuatu yang kita cintai, maka janganlah berlebihan ketika mencintai, agar ketika di tinggal tidak berlarut-larut dalam kesedihan.
.
.
.
Aurellia, Love Story





"Yang, sayang" sayup-sayup aku mendengar seseorang membangunkanku.

"Bangun yuk, kita shalat subuh berjamaah" kata Mas Gibran dengan lembut.

Apukun dengan malas membuka mataku, aku lirik jam yang ada di dinding.

"Masyaallah mas, udah jam 4, saya belum shalat tahajud" kataku dengan panik dan langsung bangun.

" Tidak apa-apa, lagian kamu tadi mas bangunin beberapa kali nggak bangun-bangun" jawab Mas Gibran.

" Maaf ya mas" kataku dengan sangat menyesal.

"Ya udah, sana ambil wudhu, Abi minta kita shalat subuh berjamaah" jelas mas Gibran.

"Kok tumben Mas, biasanya pada ke masjid bareng-bareng" kataku sembari beranjak menuju kamar mandi.


Setelah aku mengambil air wudhu aku memutuskan untuk turun ke mushola yang ada dirumah, sedangkan Mas Gibran sudah turun duluan tadi.

"Rumi, kebiasaan, kalo ditunggu buat shalat jama'ah lamanya minta ampun" Abi yang berkomentar, biasalah dirumah ini yang suka banget ngejek aku hanya Abi dan Kak Shakel.


Mungkin maksud Abi untuk shalat berjamaah dirumah karena keluarga mbak Anisa dan Mas Gibran ada disini, jadi Abi sempetin buat bisa shalat berjamaah dengan mereka.

"Nak Gibran, silahkan iqomah" kata Abi.

Mas Gibran dengan suara yang merdunya pun melantunkan lafadz iqomah tersebut.

"Luruskan dan rapatkan shafnya" kata Abi sebelum memulai mengimami kami.

Semua yang ada dirumah ini pun melaksanakan shalat subuh berjamaah dengan sangat khusyuk.

Kecuali Mbak Anisa dan Maryam yang tidak ikut, karena Mbak Anisa sedang masa nifas, sedangkan Maryam sedang halangan.

Dua rakaat shalat subuh yang sangat kidmat kami laksanakan, dengan udara yang sedikit dingin yang membuat siapapun malas untuk bangun di pagi hari.

Kata Mas Gibran, di pagi hari itu, atau saat subuh itu waktunya setan-setan menggoda kita agar tidak bangun untuk menjalankan ibadahnya, mereka senantiasa menyelimuti manusia dengan selimut dari bulu domba yang amat hangat, sehingga manusia akan terperdaya dan tidak bangun untuk melaksanakan shalat subuh karena pulasnya mereka tertidur.

Pada sujud terakhir, sudah hampir tiga menit kami sujud, tidak ada tanda-tanda komando dari Abi sebagai imam.

Pikiranku pun melayang-layang dalam sujudku, seperti pikiran yang buruk tiba-tiba menghantuiku.

Aurellia, Love Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang