Assalamualaikum
.
.
Allah memang sudah menciptakan manusia dengan berpasangan. Dan itu sering disebut jodoh, namun sebelum aku bertemu dengan jodohku aku melewati hari-hari dengan cinta bertepuk sebelah tangan. Jika kalian tahu cinta bertepuk sebel...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Menjalin hubungan yang serius itu tidak semudah membalikkan telapak tangan, perlu tanggungjawab yang besar untuk mengembannya.
GIBRAN POV
Setelah acara lamaran dan Alhamdulillah aku diterima, kami melanjutkan acara makan-makan.
Sungguh sensasi luar biasa, setelah memberanikan diri untuk datang melamarnya.
Sebenarnya lamaran ini tidak aku yang menginginkannya, tapi sebelumnya pihak orang tua Rumi dan orang tuaku yang berniat menjodohkan ku.
Saat ini Rumi begitu tampil cantik dengan bajunya yang berwarna biru langit.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tanpa polesan kosmetik yang berlebihan dia tampak begitu cantik.
Beberapa kali aku ketahuan meliriknya, walaupun sudah aku tahan agar tidak meliriknya namun mata ini tidak bisa di ajak kompromi.
Dia sekarang sedang asyik bercanda dengan Maryam, entah kenapa aku sangat senang melihatnya.
Pihak keluarga kami memutuskan pernikahannya akan dilaksanakan dua minggu kemudian, aku sadar itu terlalu cepat buatku.
Tapi kata Abah, lebih cepat lebih baik. Alasanku menerima perjodohanku ini adalah aku selalu bermimpi tentang Rumi selesai aku shalat istikharah, mungkin itu petunjuk dari Allah.
" Fateh jangan lari-lari, sini aja sama mas" kataku pada Fateh yang berlarian.
" Mas, aku udah hamil lo, kamu cepet nyusul ya" kata Anisa yang duduk disebelahku, tepatnya samping kang Shakel.
" Beneran? Udah berapa bulan?" Tanyaku.
" Udah lima bulan lebih" jawab Anisa.
" Alhamdulillah" jawabku.
" Makanya cepet halalin tuh Rumi, biar Umi dapet cucu dua sekaligus" goda Anisa.
