Bahagia itu ketika kita dapat mensyukuri apa yang sudah kita punya.
.
.
.
Aurellia, Love Story"Assalamu'alaikum?"
"Waalaikumsalam" jawabku.
"Udah pulang Mas" tanyaku.
"Iya, kamu lagi ngapain?" Tanya kembali Mas Gibran.
"Lagi bantuin buat laporan keuangan organisasi mas" jelasku.
"Masih lama?" Tanya Mas Gibran. Sembari mendekat ke meja kerjaku.
"Nggak kok, tinggal buat jumlahnya aja" jelasku.
"Ya udah cepet selesaiin ya" kata Mas Gibran.
"Iya" jawabku.
Mas Gibran pun kembali duduk di bahu tempat tidur dan membaca sebuah kitab.
Aku nggak tahu persis itu kitab apa, karena pada cover nya bertuliskan huruf Arab yang tidak ada harakatnya.
Aku tahu pasti, itu kitab-kitab yang diajarkan ketika di pondok pesantren, soalnya Kak Shakel juga punya kitab macam itu.
Setelah selesai dengan pekerjaan ku, akupun menyusul Mas Gibran, dan duduk di atas kasur.
Aku menunggu Mas Gibran, takut jika ngeganggu bacaannya.
"Udah?" Tanyanya.
"Udah, emang penting banget ya?" Tanyaku.
Lalu Mas Gibran menutup kitab itu, lalu meletakkannya di atas nakas sebelah tempat tidur.
"Gini,..." Kata Mas Gibran yang menggantung.
Aku malah jadi deg-degan nggak karuan, ada apa ini?
"Mas udah punya sedikit uang, nah, Mas minta pendapat Rumi, gimana kalo uangnya kita buat beli mobil, soalnya nanti kalo kita udah pindah ke Magetan, biar gampang kalo mau jengukin Umi" jelas Mas Gibran.
"Ya, itu terserah Mas aja, enaknya gimana, Rumi ngikut aja pilihan mas, lagian ketika Mas udah menentukan sesuatu, Rumi tahu kalau mas udah menimbangkan keputusan mas dengan matang-matang" kataku kembali.
"Jadi Rumi mau kan" Tanya Mas Gibran kembali.
"Iya, jika itu tidak memberatkan Mas" kataku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aurellia, Love Story
Teen FictionAssalamualaikum . . Allah memang sudah menciptakan manusia dengan berpasangan. Dan itu sering disebut jodoh, namun sebelum aku bertemu dengan jodohku aku melewati hari-hari dengan cinta bertepuk sebelah tangan. Jika kalian tahu cinta bertepuk sebel...