Tidak semua do'a yang kau pinta akan terkabul sekarang juga, bisa jadi do'a itu akan terkabul jika kamu sudah siap dan pantas mendapatkannya.
RUMI POV
Antara rasa percaya dan tidak percaya, siang ini aku di bawa ke klinik, aku kira ini karena maag ku yang kambuh, ternyata karena di dalam perutku terdapat seorang calon bayi kecil buah hati kami.
Mas Gibran pun juga tidak percaya akan hal ini, namun karena banyaknya bukti bahwa aku hamil, mulai dari pengecekan menggunakan testpack dengan berbagai macam merk dan bentuk, untuk meyakinkan kami, dan juga pengecekan dengan bidan yang hari ini bertugas di klinik ini.
Aku sungguh tidak menyangka akan hal ini, namun setelah aku cermati lagi, ini memang nyata, rasa mual yang aku alami bukan karena lambung aku yang bermasalah, tapi karena hadirnya seorang anak mungil di rahimku.
Dan juga aku memang sudah terlambat datang bulan sekitar tiga minggu an, dan itu sesuai dengan usia kandunganku.
Hari ini sangat bahagia sekali, terutama Mas Gibran, dia sangat bahagia, bahkan tidak bisa berhenti senyum.
Tapi kata dokter Ivan, aku mengalami anemia, jadi itulah alasanku karena sering pusing, lemas bahkan sampai pingsan. Dokter menganjurkanku untuk memakan makanan yang mengandung zat besi yang tinggi, sepeti daging, tiram, telur, tomat, susu, bayam dan yang lainnya.
Karena ini sangat penting bagi ibu hamil.
Kali ini Mas Gibran sudah mulai bekerja, walaupun setiap jam dia menjengukku di sini. Memang itu sangatlah tidak profesional, tapi aku hargai, karena dia juga khawatir dengan kondisiku saat ini.
"Assalamualaikum " kata seseorang yang datang dan membuka pintu.
"Wa'alaikumsalam " jawabku, terlihatlah di sana ada Maryam, Fateh dan Umma yang datang membawa sebuah keranjang buah-buahan.
"Umma" kataku.
"Mbak Rumi" kata Fateh yang menghampiriku.
Aku mencoba untuk duduk, dan dibantulah Umma yang membangunkanku.
"Kok Umma bisa tahu kalo Rumi ada di sini" tanyaku bingung.
"Iya, tadi Maryam ke rumah Mbak, tapi di sana nggak ada orang, kata Bu Dhe Sri tadi Mbak sama Mas Gibran udah berangkat pagi-pagi, terus Maryam bilang sama Umi, terus Umi telphon Mas Gibran" jelas Maryam.
"Iya, kok kamu nggak bilang-bilang sih nduk sama Umma" kata Umma.
"Nggak sempet juga Umma, karena tadi buru-buru dan takutnya malah ngrepotin Umma" jelasku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aurellia, Love Story
Teen FictionAssalamualaikum . . Allah memang sudah menciptakan manusia dengan berpasangan. Dan itu sering disebut jodoh, namun sebelum aku bertemu dengan jodohku aku melewati hari-hari dengan cinta bertepuk sebelah tangan. Jika kalian tahu cinta bertepuk sebel...