Yang tidak mungkin akan menjadi mungkin, karena Dia yaitu Allah, pemilik segalanya.
"Mau dianter nggak? " tanya Mas Gibran padaku.
Setelah selesai makan siang dan dilanjutkan dengan obrolan asyik kami, karena waktu kerja dimulai, maka aku putuskan untuk pulang.
"Nggak usah mas, Rumi ngangkot lagi aja" jawabku.
"Atau mas panggilin Maryam, biar dianter dia " sarannya.
"Mas.... Nggak usah, Rumi berani kok ngangkot, tadi juga ngangkot" kataku dengan gemas, karena pertanyaan itu berulang kali diajukan oleh Mas Gibran.
"Iya udah, tapi hati-hati ya" kata Mas Gibran.
"Iya mas" jawabku.
Akupun melangkahkan kaki untuk keluar dari ruangan, namun Mas Gibran juga ikut melangkahkan kaki.
"Mas..... " kataku.
"Aku anterin sampai depan ya" pintanya.
"Ya udah deh" jawabku.
Kamipun berjalan menuju lobby, karena ruangan Mas Gibran berada di lantai satu, jadi kita nggak usah repot-repot naik lift segala.
Setibanya di lobby, aku melihat seorang perempuan paruh baya yang sedang duduk di kursi tunggu, perempuan itu terlihat sangat lemas dan agaknya aku familiar dengan wajahnya.
"Mas, sepertinya aku kenal sama ibu-ibu itu deh" kataku pada Mas Gibran.
"Yang itu? " tanyanya.
Aku mengangguk, sambil mengingat kembali apakah itu benar beliau atau bukan.
Tapi kenapa dia ada di sini, bukankah dia tinggal di Aceh.
"Mau samperin dulu" saran Mas Gibran.
"Iya ayo Mas" kataku.
Kami berdua mendekati ibu-ibu itu.
"Assalamualaikum " kataku pada perempuan itu.
"Wa'alaikumsalam " jawabnya.
Beberapa saat ibu-ibu itu menatapku dan Mas Gibran lalu beliau berdiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aurellia, Love Story
Teen FictionAssalamualaikum . . Allah memang sudah menciptakan manusia dengan berpasangan. Dan itu sering disebut jodoh, namun sebelum aku bertemu dengan jodohku aku melewati hari-hari dengan cinta bertepuk sebelah tangan. Jika kalian tahu cinta bertepuk sebel...