Tigapuluh Lima

2.6K 180 32
                                    

Lalisa daritadi hanya mondar-mandir di dalam kamar,ia binggung memikirkan bagaimana caranya dia kabur dari tempat ini.

Ia melangkah kearah jendela, menyibak korden melihat keadaan diluar mansion ini. Bodyguard - bodyguard itu selalu berjaga disana.
Bagaimana ini?

Tiba-tiba pintu terbuka, masuklah Mina dan tiga orang pelayan lainnya membawa troli berisi berbagai macam makanan.
Tiga orang pelayan itu menyiapkan dan menyusun makanan di meja.

" waktunya makan siang Nona, kami sudah menyiapkan makanan Nona"ucal Mina.

Lalisa diam saja,ia malah sibuk memperhatikan tiga orang pelayan yang sedang berdiri menundukan kepala mereka.
Ya.. pelayan muda yang keliatannya seumuran dengannya itu, matanya terfokus ke gadis itu.

"Nona?.. "Ucapan Mina mengembalikan fokusku lagi.

"Nona kami mohon makan makanan nona kalau tidak kami akan dihuk... "Belum selesai Mina menyelesaikan ucapannya, Lalisa langsung menyela

"Iya aku makann.. "Lalisa duduk, mulai memakan makanannya. Tapi otaknya terus memikirkan bagaimana caranya ia kabur dari tempat ini.

Setelah selesai memakan makan siangnya. Pelayan- pelayan itu sibuk membereskan bekas makan siangnya. Mereka akan keluar dari kamar ini seraya mendorong troli, sebelum Mina dan ketiga pelayan itu keluar..

"Kau berhenti.. "Ucap Lalisa sambil menunjuk pelayan muda itu.

Pelayan muda itu tampak terkejut, begitupula Mina dan dua pelayan lainnya.

"Sa.. Saya? "Tanya pelayan itu memastikan sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Iya kamu, bantu aku menganti pakaianku! "Ucap Lalisa

"Biar saya saja yang membantu anda Nona"bukan, bukan gadis muda itu yang berbicara, melainkan Mina yang menawarkan diri.

Lalisa berdecak sebal

"Aku mintanya gadis itu, bukan kau."

"Maaf Nona"ucap Mina melihat tunanggan majikannya itu terlihat kesal.

Lalisa memasuki walk in closet diikuti pelayan muda itu. Sedangkan Mina dan kedua pelayan tadi sudah keluar dari kamar itu.

Lalisa bersandar di almari sambil bersedekap tangan.

"Pilihkan aku baju yang cocok"perintah Lalisa pada gadis itu. Gadis itu mengangguk kemudian mulai melihat-lihat baju disana yang kiranya cocok untuk majikannya, sedangkan Lalisa terus memperhatikan gadis itu.

"Kenapa kamu kerja disini? Bukankah kelihatannya kita seumuran? Kenapa kau tidak pergi sekolah?"tanya Lisa beruntun mengutarakan keingintahuannya.
Gadis itu terkejut ditannya seperti itu.
Lalisa sengaja mencari alasan membawa gadis itu ke walk in closet itu karna dia baru menyadari kalau di dalam kamar itu ada cctv.Sehun ternyata memantaunya selama ini. Hanya walk in closet dan kamar mandi yang tidak dapat dijangkau kamera cctv.

"Saya tinggal dijakarta sebatang kara Nona, saya orang Rantau,saya saja sudah bersyukur bisa kerja di mansion ini. Menggigat saya hanya lulusan smp"jawab gadis itu, Lalisa prihatin.

"Namamu siapa? "

"Saya Dewi Nona"

"Mulai sekarang kita teman, aku maunya kamu yang selalu ngelayanin aku. Bukan Mina atau orang lain"ucap Lalisa sambil tersenyum manis. Dewi lagi - lagi nampak terkejut.

"Saya nona? Tapi.. "

"Tenang saja biar aku yang bicara sama Mina. Kelihatannya lebih enak menggobrol denganmu yang seumuranku daripada sama Mina"alasanku padanya.

Sehun PossesifTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang