Tigapuluh Delapan

2.7K 179 55
                                    

Sehun memasuki kamar.ia diam- diam tersenyum,setidaknya gadisnya mau memakan makanannya dan tidak berontak lagi. Baguslah..

Lalisa yang menyadari kedatangan Sehun. Tetap melanjutkan makannya. Sedikit melirik Sehun yang melangkah mendekatinya.
Sehun berdiri di depan meja tempat Lalisa makan dengan ekspresi datarnya.

"Baguslah kau memakan makananmu, jadi aku tidak perlu repot-repot memaksamu lagi. Aku sudah pusing hari ini dengan pekerjaan kantor ditambah kau sekarang yg membangkang padaku. Huft.. Kepalaku serasa mau pecah"ucap Sehun.

"Lanjutkan makanmu kemudian tidurlah, aku tidak akan menggangumu malam ini karna harus menyelesaikan pekerjaanku di ruang kerjaku"lanjut Sehun seraya menghampiri Lalisa menunduk meraih kepala Lalisa lalu mengecup pelipisnya lama.

"Good night sayangg"ucapnya pelan kemudian pergi dari kamar itu.

Lalisa menghela nafas kasar menyandarkan punggungnya ke sofa.

~•~•~
Saat ini Sehun dan Lalisa sedang diruang makan untuk sarapan pagi. Suasana hening, tidak ada yang berbicara diantara keduanya, mungkin Lalisa yang enggan berbicara dengan Sehun dan Sehun sendiri tampak lelah untuk berdebat dengan Lalisa pagi ini,mungkin pekerjaan kantor semalam membuatnya lelah kurang tidur. Sehun tampak memakan makanannya, dia menghentikan gerakannya ketika melihat Lalisa tak menyentuh makanannya sedikitpun.

"Kenapa kamu ngga makan? "Tanya Sehun menekan suaranya. Lalisa diam

"Lalisa.. "Tekan Sehun, pertanda mulai terpancing emosi karena dia tidak menjawab pertanyaanya, merasa diacuhkan.

"Aku belom laper"jawab Lalisa santai.

"Aku malas berdebat denganmu pagi-pagi. Aku lelah"ucap Sehun menormalkan suaranya.

"Kalo aku ngga laper, ngga usah dipaksa. Kalo kamu laper yaudah makan aja ngga usah nyuruh- nyuruh aku makan juga kenapa sih"ucap Lalisa ketus. Sehun yang mencoba sabar tadi terpancing lagi emosinya.

"Kamu kenapa sekarang ngebangkang banget sih sama aku? Nurut aja bisa ngga sih! "Bentak Sehun.

"Kamu mau aku ambil semua suntikan dana aku ke perusahaan keluarga kamu biar kamu nurut sama aku. Apa aku harus ngacem kamu dulu biar kamu gak berontak lagi! "Ancam Sehun.

"Aku ngga masalah hidup miskin, yang penting ngga sama kamu"sahut Lalisa menantang. Sehun mengepalkan tanggannya.

"Kau.. "Desis Sehun.

Dewi yg melihat itu menatap Lalisa memperingatkan. Tapi Lalisa malah menggangkat kedua bahunya acuh.

"Tuan rapat setengah jam lagi dimulai, kita harus berangkat sekarang "ujar Roman mendinginkan suasana.
Sehun melirik jam tangannya, benar.. Dia harus ke kantor sekarang.Dia bangkit dari duduknya dengan kasar kemudian pergi meninggalkan Lalisa tanpa sepatah katapun.

~•~•~
Seharian di kantor Sehun uring-uringan, semuanya membuat nya kesal. Tidak gadisnya, Roman, sekertarisnya, koleganya semuanya membuatnya emosi.

Pagi-pagi dia sudah dibuat emosi oleh gadisnya, ditambah urusan dengan koleganya tidak membuahkan hasil, dan sekarang sekertarisnya tidak becus bekerja

"Apa-apa an ini?! Buat lagi laporannya seperti yang aku inginkan! "Bentaknya pada sekertarisnya seraya melemparkan map itu ke atas meja dengan kasar, membuat sekertaris nya ketakutan.

Sehun menyandarkan punggungnya ke kursi melonggarkan dasinya yang terasa sesak mencekik lehernya.

"Aishh sialannn"

~•~•~
Sekarang pukul 6 malam, Dewi mendorong troli mengantarkan makanan ke kamar Lalisa. Ia melewati penjaga dan masuk ke kamar Lalisa. Jantungnya berdetak kencang tak seperti biasanya, Sejujurnya ia gugup. Syukurlah Para penjaga itu tidak tau jika dia menyembunyikan stelan baju maid di bawah troli.

Sehun PossesifTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang