Empatpuluh Satu

3.4K 179 45
                                    

Mobil Sehun berhenti di rumahnya.Lalisa mengernyit binggung. Apa yang akan  Sehun lakukan sebenarnya.

"Hun.. Kamu mau ngapain bawa aku ke rumah kamu? " Tanya Lalisa

"Udah kamu diem aja"

Sehun menyeret tangan Lalisa masuk ke dalam rumahnya. Menghampiri kedua orangtua nya yang sedang duduk di ruang tamu. Mereka terkejut dengan kedatangan Sehun, pasalnya anak semata wayangnya itu akhir-akhir ini tidak pulang kerumah. Keterkejutan mereka bertambah ketika menyadari anaknya datang tidak sendirian.

"Sayang? Akhirnya kamu pulang juga. Mama kangen tauk."mamanya menghampiri Sehun. Sedang papanya tetap santai menyesap kopi
Ditangannya. sudah terbiasa dengan sikap anaknya.

"Ma pa aku ngomong serius? "Ucap Sehun, bertambah curigalah perasaan Lalisa akan apa yang akan Sehun lakukan.

Kedua orangtuanya mengernyit, tumben anaknya keliatan seserius ini.

"Ada apa sih? Duduk dulu,jelasin apa yang terjadi? "Perintah papanya, merasa sudah tau anaknya telah berbuat masalah lagi.

Sehun menarik Lalisa duduk di sofa berseberangan dengan mama papanya.

"Aku mau nikahin Lalisa"ucapnya mantap. Membuat kedua orangtua nya terkejut apalagi Lalisa.

"Hun! "Lalisa menyuarakan protesnya. Tapi Sehun hanya menatap Lalisa tak menghiraukan protesnya.

"Kalian masih muda sayang, gak usah terburu-buru, lagian kan kalian masih harus ngelanjutin pendidikan kalian" jelas mama Sehun mencoba tersenyum memberikan pengertian pada anaknya.

"Apa bedanya sekarang sama nanti. Toh juga bakalan nikah kan. Lagian aku juga udah mimpin perusahaan,soal pendidikan biar aku yang urus. Lalisa cukup dirumah gak usah sekolah biar aku yang biayain sebagai suami"bantah Sehun bersikeras dengan keinginannya.

"Kamu jangan egois seperti ini. Nikah itu bukan main-main. Kamu harus mikirin Lalisa juga. Lagian kamu pikir orangtuanya Lalisa bakal ngasih restu buat kalian nikah? Kamu itu masih muda. Jangan gegabah kaya gini"tegas papa Sehun, Lalisa menganguk membenarkan.

Sehun tampak marah.

"Gak! Pokoknya aku tetep bakal nikahin Lalisa. Aku gak mau tau. Nanti malem kita temuin orangtua nya Lalisa buat minta restu. "Ucap Sehun ngeyel. Kemudian beranjak membawa Lalisa pergi dari sana. Meninggalkan kedua orangtua nya yang menghela nafas maklum dengan sifat anaknya.

~•~•~
"Hun.. Kamu jangan kaya gini dong"ucap Lalisa

"Kaya gini gimana? Salah aku mau nikahin kamu? Kamu bilang bakal nurutin semua maunya aku kan? Kamu mau pelayan itu kehilangan nyawanya karna perbuatan kamu? "Ucap Sehun penuh penekanan, membuat Lalisa terdiam tak bisa berkata-kata.
Sehun mengantarkan Lalisa kerumahnya.

"Kamu diem aja biar aku yang urus semuanya, aku udah buat janji sama orangtua kamu nanti malem buat ngelamar kamu"ucap Sehun kemudian memasuki mobilnya berlalu meninggalkan Lalisa yang terdiam meratapi nasibnya. Ia berharap orangtuanya menolak keinginan Sehun nanti.

"Loh sayang? Kamu udah pulang? kok ngga bilang sama mama kalo kamu liburan sama Sehun sih? Mama sempet khawatir tauk untungnya Sehun udah ngabarin mama"ucap mamanya langsung memeluknya ketika melihatnya berdiri di depan rumah.

Lalisa mengernyit dalam pelukan mamanya. Liburan? Hahh
Lalisa tersenyum miris. Licik sekali pria itu membodohi kedua orangtua nya. Pantas saja mereka tidak mencarinya selama dia terkurung di mansion itu.

Lalisa mencoba tersenyum walau hatinya ingin sekali berteriak mengatakan yang sebenarnya. ia memegang tangan mamanya

"Maaf ya aku udah bikin mama khawatir"ucapnya dengan suara parau menahan tangisnya

Sehun PossesifTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang