Tigapuluh Tiga

2.8K 176 43
                                    

Tubuh gadis itu meluruh jatuh ke lantai bersandar di pintu.Dia menangis terisak

"Hiks.. Hiks.. "

"Buka.. Hiks. .kenapa kamu jadi kaya gini hun?kenapa kamu kurung aku kayak gini?Hiks.."

Lalisa mengusap air matanya kasar..

"Ngga,aku ngga boleh nanggis terus. Aku harus keluar dari tempat ini"
Dia melihat ke sekelilingnya kemudian matanya tertuju ke arah jendela dan pintu menuju ke balkon kamar ini kemudian melangkahkan kakinya ke sana.
Lalisa terus mencoba membukanya tapi tak kunjung bisa.

"Semua di kunci, bagaimana caranya aku bisa kabur? "Lalisa memutar otak.belum sempat dia mendapatkan ide, ia mendengar langkah seseorang mendekati kamar ini dan suara membuka kunci.

Buru - Buru ia duduk di tempat tidur supaya Sehun atau siapapun itu yang datang tidak curiga kalau dia berniat mau melarikan diri.
Lalisa memandang was - was kearah pintu ,

Masuklah seorang wanita seumuran mamanya. Memakai pakaian semacam maid. Wanita itu yang tidak ia ketahui namanya membawa nampan seraya tersenyum ke arah nya.Lalisa diam saja ketika wanita itu meletakan nampan berisi makanan dan susu tersebut ke atas nakas.

"Nona saya membawa makan siang untuk Nona"ucapnya seraya membungkuk hormat.

"aku ngga laper,ngga mau makan.aku mau keluar dari kamar ini"jawabku, membuat wanita tadi terkejut.

"Nona tidak diperbolehkan keluar dari kamar ini. Nona harus makan ini perintah dari Tuan Sehun nanti kalau Nona sakit bagaimana? "Ucapnya membujukku

"Aku ngga peduli kalau aku sakit, aku maunya keluar dari tempat ini, lagian kayak peliharaan aja dikurung kayak gini! "Ucapku sebal padanya.

"Nona, nona harus makan.. Tuan Sehun memerintahkan saya memastikan kalau nona harus makan, kalau engga saya yang bakal kena hukuman dari Tuan Sehun"ucap wanita itu memelas, sebenarnya Lalisa kasian melihatnya tapi..

"Kamu keluar aja, biar Sehun urusan aku! "

"Tapi Nona.. "

"Biar Sehun aku yang nangganin, kalau dia ngapa- ngapain kamu bilang sama aku"ucapku menyakinkan. Dia menunduk kemudian berlalu pergi seraya menggunci pintu kembali.

Kulangkahkan kakiku mendekati pintu, kurendahkan tubuhku menggintip ke lubang pintu. Bola mataku membulat lebar, bahkan Sehun menyuruh 2 bodyguard nya berjaga di depan pintu? Kutegakan lagi tubuhku, menyilakan rambutku kebelakang tidak habis pikir dengan kelakuan Sehun.

"Hahh brengsekk.. "Ucapku seraya menghembuskan nafas kasar.

~•~•~
Saat ini Sehun sedang di kantor papanya, mengurus beberapa urusan bersama tangan kanannya, Roman.

Telephone nya berdering, dia melihat kearah layar. Keningnya berkerut

Telephone dari rumah? Tumben? Apa jangan - jangan..

"Hallo tuan.. "Terdengar Suara Mina, pembantunya

"Apa?! "Tanya nya langsung  to the point.

"Itu tuan, nona Lalisa tidak mau memakan makanan nya.. "Benar dugaannya gadisnya berbuat ulah.
Ucapan Mina langsung di potong oleh Sehun.

Sehun PossesifTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang