T i g a

583 69 1
                                    

|Author|

__________

BGM : Got7 - Let Me
__________

Kacamata yang bertengger di hidung mancung perempuan yang sekarang lagi ngunyah kacang dengan lahap, fokus sama layar TV nya yang lagi nampilin kartun Upin & Ipin, kartun kesukannya Yujin setelah Keluarga Somat.

Kelihatannya aja dia dewasa, karena badannya tinggi, serta wajahnya yang mendukung. Tapi tidak seperti itu faktanya. Kalian salah besar kalau menganggap Yujin sepertu itu. Karena udah banyak yang ketipu.

Yujin tertawa saat ngeliat scene satu pemeran di kartun tersebut. Sampai ngga sadar kalau dia ngelempar kulit kacang, terus kena adiknya—sebenernya bukan adiknya sih, melainkan kembaran-nya, tapi laki-laki. Mereka cuma beda sepuluh menit katanya, makanya Yujin nuntuk suruh adiknya manggil dia dengan sebutan 'kak'.

Alasan dia suka nonton Upin & Ipin juga sama, karena mereka sama sama kembar. Tapi bedanya kalo Yujin sama Jisung—adiknya— beda gender.

"Udah nonton berulang-ulang masih aja ngakak, heran gue," cibir Jisung saat ngeliat Yujin ketawa sampe kayak orang ayan.

"Masalah banget, hah?!" Yujin memutar bola matanya. Dia sama Jisung beda banget dari segi sifat. Jisung lebih ke bodoamatan, dan lebih suka sarkas gitu kalo mau ngeledek atau ngejatohin orang.

Lain halnya dengan Yujin, kalo dia lebih suka ngeladenin orang. Kadang malah nyari ribut, padahal dia perempuan. Dan susah buat diajak serius.

"Pantes aja gaada yang mau sama lo, lo kayak aneh gitu," kata Jisung lagi. Yujin berdecak, tapi kemudian senyum.

"Tenang aja, bentar lagi ada kok, cakep deh. Lebih cakep dari lo!" Yujin mendorong bahu Jisung pake jari telunjuknya yang kukunya di warna-warnain, biar aesthetic katanya.

"Halah, tidak terima bacotanmu." Jisung melempar kulit kacang yang terpecah-pecah. Kini Yujin yang ngedecak dengan kesal.

"Ngga sopan banget lo! Inget ya, gue lebih tua dari lo!" Balas Yujin dengan tatapan mautnya.

"Ngga peduli!"

Akhirnya Yujin mutusin buat kembali ke kamar, dia males untuk nanggepin Jisung.

Tling!

Yujin yang sebelumnya sedang makan sisa kacang yang ada di tangannya sambil ngeliat peman-dangan di balkon kamarnya, berbalik ke kasurnya buat ngecek notifikasi Line yang masuk.

Beberapa detik kemudian, kacang yang Yujin semula pegang, sekarang udah dia lempar dan terpapar di lantai. Yujin naik keatas kasurnya dan lompat-lompat layaknya anak kecil yang norak baru dibeliin kasur empuk.

Jiheon :
Yujin, gue udah dapet
kontak Haruto, nih!

Yujin ngetik dengan pala yang di tepian kasur karena sekarang pola badannya udah ngga karuan, kasur juga udah berantakan karena ulah-nya yang barusan dia lakuin.

You :
Serius?! Mana?

Jiheon :
( send you a contact )

You :
JIHEON, MAKASIH BANYAK!
Sebagai gantinya, nanti gue
trakir deh ya, di sekolah

Jiheon :
Haha iya, sama-sama.
Santai aja, Yujin

You :
Sip. Makasi ya!

Karena masih dalam suasana senang, Yujin kembali merayakan-nya dengan lompat-lompatan lagi di kasur, tidak peduli bagaimana keadaan kawat-kawat yang akan rapuh di dalamnya, atau bed cover nya yang akan sobek.

Setelah itu, Yujin memencet kontak tersebut, senyumnya perlahan pudar.

Gimana ngga?

Profilnya kosong, ngga ada status. Cuma ada nama 'Haruto'.

"Ah, gapapa! Yang penting gue dapet!" Ucapnya menyemangati dirinya sendiri.

Ia menggigit bibirnya, pengen ngirim pesan, tapi ragu banget. Sebenarnya, Yujin bukan tipe-tipe orang gengsian gitu sih, tapi kalo untuk nge-greet cowo duluan kayak gini, ya dia pasti malu lah.

Karena selama ini, Yujin jarang sekali mengirim pesan ke lawan jenis kalau bukan tuntutan tugas, atau semacamnya. Kebanyakan laki-laki duluan yang nge-chat dia. Liat aja bawah-bawahnya, banyak sekali pesan yang belum Yujin baca, dan delapan puluh persennya, dari teman seangkatannya.

Saat ini, Yujin lagi nafas. Mencoba berpikir apa kata-kata yang pas untuk memulai pembicaraan dengan Haruto—yang notabenenya baru dia kenal sehari yang lalu.

Kata perkata telah Yujin ketik, tapi sekarang, dia malah ragu buat ngirim. Suka labil memang.

You :
Hai, Haruto!
Kembarannya Naruto.

Send.

Tbc~

It's Different Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang