D u a p u l u h e n a m

214 35 0
                                    

|Author|

_________

BGM : Everglow - D+1
_________

Satu minggu berlalu, Ujian Nasional semakin dekat, membuat para siswa-siswi tingkat akhir hampir merasa terbebani. Begitupun dengan Yujin.

Sudah seminggu ia tidak berinteraksi dengan Haruto akibat insiden beberapa hari lalu, ia cukup kecewa dengan Haruto karena ia sama sekali tidak mengatakan apapun padanya.

Hampir setiap hari Haruto menelfonnya, mengiriminya pesan, hingga mendatangi kelasnya tanpa rasa malu, itu semata-mata agar Haruto mendapatkan jawaban mengapa akhir-akhir ini Yujin menjauhinya.

Ya, Haruto tidak tau bahwa Yujin telah mengetahui beberapa hal yang telah disembunyikannya.

Kalimat yang terakhir Yujin ucapkan pada Haruto adalah..

"Jangan ganggu gue dulu sampe kita selesai UN. Gue mau fokus dulu."

Dan setelah itu Yujin pergi begitu aja tanpa peduliin Haruto yang terus manggil-manggil namanya.

"Yujin, kasian Haruto. Hampir tiap hari loh, dia nanyain lo ke gue." Ucap Yuna pelan.

Mendengar ucapan Yuna barusan, Yuri menganggukan kepalanya, kemudian ngomong, "iya, Yujin. Maafin aja dia, kan lo juga ngga tau alasan dia nyembunyiin itu semua dari lo apa," tuturnya panjang lebar.

"Tumben lo bener," papar Yuna.

"Ya justru itu, Ri. Harusnya dia cerita ke gue mau gimanapun kondisi dan situasinya," sahut si Yujin sambil menopang dagunya.

Yuna dan Yuri menghela nafasnya.

Mereka bingung, karena Yujin jarang banget dilanda kegalauan kayak gini. Ini baru pertama kalianya Yujin segalau ini, jadi mereka ngga tau cara ngatasin ini kayak gimana.

Gitu-gitu, mereka juga pasti perlu sosok Yujin yang dulu, yang selalu ceria tanpa sok galau-galau an kayak gini.

"Tapi Yujin, daripada lo kayak gini terus, mending lo hubungin si Haruto langsung. Tanya semuanya, dan minta dia jawab dengan rinci, daripada lo bingung sendiri kan." Kata Yuri.

"Iya bener. Kita tau kok, lo kangen kan sama Haruto," goda Yuna mencoba mencairkan suasana.

Yujin berdecak kemudian memutar bola matanya. "Apa coba, kok jadi kesitu sih," Balas Yujin.

Tapi mereka emang bener sih. Ngga bisa rasanya kalo ga ngobrol sama Haru, kayak ada yang kurang aja gitu.

"Eh, Yujin! Itu, Haruto!" Bisik Yuna pada Yujin.

Yujin terkejut, tapi sesegera mungkin dia ngubah ekskpresi wajahnya, dan coba menahan buat ngga menoleh kearah Haruto.

"Dia kesini!" Tambah Yuri.

Karena takut Yujin nantinya kelepasan atau gimana, akhirnya dia segera bangkit, dan...

"Ha-Haru.."

Niatnya mau kabur, ini malah tatap-tatapan sama Haruto. Drama banget deh.

Tanpa aba-aba, Haruto langsung menggenggam tangan Yujin kuat, dan ngebawa dia ke halaman belakang, tempat mereka biasa ngobrol.

Yujin melepas tangan Haruto dengan kasar, kemudian dia segera balik, dan jalan untuk kembali ke kelasnya, tapi tetep aja, hasilnya nihil.

"Yujin." Panggil Haruto, dia menahan Yujin yang tadinya mau lari lagi.

Udah kayak buronan aja deh Yujin.

"Ck! Lepas!" Papar Yujin kesal.

"Yu-"

"Apa lagi, sih?!" Akhirnya Yujin ngebalikkin tubuhnya, sehingga mereka saat ini bertatapan.

Yujin bisa ngeliat gimana mata Haruto yang lagi menggambarkan tatapan sedihnya karena dia ngga mau dengerin Haruto.

Sedangkan Haruto ngeliat dari mata Yujin, ada kekecewaan yang tertanam, disana.

"Yujin, dengerin aku dulu."

"Apa? Lo mau ngomong apa?" Kini Yujin menurunkan nada suaranya. Dia tau banget, kalo Haruto udah nyebut dirinya dengan 'Aku' itu tandanya, Haruto lagi ngeluarin rasa capeknya.

"Lo kenapa? Kenapa ngga bales pesan gue? Kenapa ga jawab telfon gue? Kenapa ngediemin gue kayak gini, hm?" Haruto berusaha agar tetap lembut di setiap kalimatnya.

Yujin diem. Dia ngga berani natap Haruto sedikitpun.

"Yujin, jawab.."

Masih diem. Udah kayak limbad aja si Yujin.

"Ahn Yuji-"

"Lo masih nanya kenapa?" Yujin mendongak dan mencoba buat natap Haruto, padahal dia ngga kuat.

Haruto mencoba untuk mencerna kata-kata yang Yujin lontarin barusan.

"Ap-apa sih maksud lo?" Haruto menaikkan sebelah alisnya.

Yujin tersenyum.

"Inget ga, apa yang pernah gue bilang dulu? Kata-kata yang selalu gue ucapin. Inget?"

Tbc~

Helo guys.

Eh aku gajadi nambahin konflik Yohan nya deh, ya. Mau fokus sama yang ini dulu, alur awal.

Btw maap banget ya dari kemaren keknya amburadul banget wkwkw. Udah gitu waktunya bener-bener super cepet dimajuinnya.

Ada beberapa faktor sehingga aku jadi cepet-cepet nulisnya kayak gini.

Pertama, aku capek banget. Ini kan aku nulis bulan Juli-entah bulan apa aku pub nya nanti-dan akhir-akhir ini aku lagi capek banget buat nyari2 tempat PKL, dan aku juga disuruh tampil buat demo ekskul, jadi bawaannya kesel trs males gitu jadinya, huhu.

Tapi aku ttp berusaha untuk lanjutin ini karena 3 hari lagi lburanku bakalan usai :((

Faktor kedua,

Aku juga lagi lanjutin Teenfict yang ada di draft.

Faktor ketiga,

Mau bikin cerita baru lagi. Tapi untungnya cerita ringan, jadi bisa kapan aja aku nulisnya.

Dan faktor terakhir, aku nulis tuh selalu jam malem banget—menjelang pagi malah. Jam 11-1 lewat gitu. Jadi mata agak burem, takut yang lain keganggu, terus batere kadang juga mau habis, jadi harus cepet-cepet nulisnya wkwk.

Jadi maaf sebesar-besarnya kalo mengecewakan.

Intinya aku syg bgt sama kalian semua yang udah mau baca sampahan ini wkwk. Makasih loh makasih. Aku selalu seneng ngeliat orang bisa mengapresiasi karya org lain.

Anjir btw panjang bgt note nya yaa :((

Yaudah deh,

Semoga hari kalian terus menyenangkan, mimpi indah, dan selalu semangatt!❤

Jangan lupa vomments~

—Regards; a girl who never stop dreaming and never stop to giving spirit, and ofc never stop cheering u all guys!❤

It's Different Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang