T i g a p u l u h t i g a

227 35 1
                                    

|Author|

__________

BGM : Yoon Mirae - Wander & Flow
__________

"Yu-Yujin?!"

Haruto mematung di tempatnya. Mulutnya kerasa kelu, seluruh tubuhnya bergetar hebat. Ngga, bukan kejang-kejang kok.

Berbeda sama Yujin yang lagi natap Haruto dengan senyuman miris. Ia menahan air matanya agak tidak jatuh. Bukan, bukan karena dia kecewa sama Haruto—iya itu juga sih, tapi melainkan, dia khawatir sama Haruto.

Khawatir karena dia selama ini udah berjuang keras, demi ayahnya. Sampe sering kecapean, bahkan jatuh sakit untuk beberapa kali.

"Haruto Watanabe, apa kabar?" Yujin tersenyum lebar. Air matanya telah membendung di kelopak matanya. Mungkin sekali Yujin kedip, bakal ngebanjirin pipinya sekarang juga.

Haruto masih diam. Tetapi kemudian, dia narik Yujin dan ngebawa dia ke suatu tempat. Yujin terkejut, dan dia bener-bener ngga ada stamina untuk ngelawan Yujin karena dia udah hampir nangis. Selain itu karena dia rindu sentuhan tangan Haruto.

Mereka sampai di sebuah taman, yang cukup luas, dan bersih.

Yujin ngga mau membuka percakapan, karena dia masih lemas. Sedangkan Haruto lagi mencoba untuk ngeberaniin dirinya, karena sebentar lagi, semuanya akan terungkap.

Setajam silet.

"Gue, pindah sekolah, karena dulu, gue di bully.."

Terdengar helaan nafas dari Haruto. Yujin cukup kaget. Karena di sekolah dia sekarang ini, bahkan Haruto bisa dikategorikan sebagai laki-laki populer, jangankan di bully, di hate aja ngga pernah.

"Karena, ayah gue.." Haruto menjeda perkataanya, kemudian menarik nafasnya. "Tunanetra."

Dan sekarang, air mata Yujin udah mulai berjatuhan, layaknya rintik hujan.

"Mungkin lo juga udah tau, kalo gue kerja di Fancy. Itu semata-mata buat kebutuhan kita sehari-hari, dan sisanya gue kumpulin buat operasi mata ayah..

..Karena kata dokter waktu itu, peluang ayah sembuh itu lumayan besar," lanjut Haruto. Ia sama sekali tidak membalikkan tubuhnya untuk memandang Yujin.

"Pasti lo bingung kan, kenapa gue nyembunyiin ini semua?"

Yujin mendongak melihat Haruto dari belakang.

"Gue takut.. Gue takut lo ngejauhin gue karena ini.. Karena lo, Yujin, lo berada di level yang berbeda..

..Lo serba berkecukupan, punya keluarga harmonis juga. Gue takut kalo lo tau, lo ngga bakalan sudi deket sama gue.. Gue takut lo bakalan ngejauhin gue karena ini, dan ikut nge-bully gue seperti dulu, seperti di sekolah gue yang lama.."

"Ha—"

"Gue emang pengecut, gue ngga tau diri sama lo.. Lo selama ini udah banyak bantu gue untuk bangkit, tapi gue malah ngecewain lo..

..Maaf."

Angin semilir membalut tubuh mereka, keheningan tercipta.

"Gue tau sebesar apa kekecewaan lo sekarang ke gue, dan gue tau.. Kita ngga bakal seperti dulu..

..Bahkan gue minta permohonan maaf ke lo aja ngga pantes rasanya."

Yujin memandang tubuh jangkung Haruto dengan mata sayunya.

Seketika itu, Haruto berbalik. Pandangan mereka bertemu.

"Ahn Yujin, makasih buat semuanya. Gue tau kok, lo gabakal maafin gue.." Haruto menyeka air matanya yang mulai berlinang.

Yujin mengalihkan pandangannya, dia sama sekali ngga kuat natap Yujin.

Mereka sama-sama salah.

Haruto yang bersikeras untuk menutupi,

Dan Yujin yang ngga mencoba untuk melakukan sesuatu.

Karena dimana-mana, perempuan pasti nekat nyusul kerumah laki-laki dan nanya ini semua. Apalagi Yujin yang notabenenya udah hampir jadi pacar Haruto. Masa rumah aja ngga tau?

"Ahn Yujin.." Panggil Haruto pelan, ia menatap Yujin yang sekarang lagi membelakanginya.

Yujin mengepalkan tangannya, dia berusaha agar tangisannya berhenti.

"Maaf, maaf banget." Haruto menundukkan kepalanya. "Yang harus selalu lo ketahui..

..Kalo lo selalu tertanam di otak gue.. Karena lo udah berhasil ngebangkitin semangat gue yang hampir punah..

Dan karena lo juga, gue disegani di sekolah, bahkan dari semua kalangan."

Yujin ngga kuat. Dia sama sekali ngga kuat, akhirnya dia perlahan nangis lagi, dan lemes, kemudian perlahan terjatuh.

Haruto langsung ngebantu Yujin untuk berdiri lagi. "Yujin! Lo kenap—"

Hampir aja Haruto jadi patung.

Yujin, meluk dia.

Dan perlahan tangan Haruto bales meluk Yujin, walaupun tadinya dia takut Yujin bakal ngeberontak.

"Yujin... Haru masih sayang Yujin.."

Tbc~

Jiji banget ga si kalian? Keknya chapt ini cheesy + cringe nya level dewa banget, ew wkwk.

Ya intinya semoga cepet kelar dah ini, biar aku bisa bikin story selanjutnya.

Makasi buat kalian semua yang udah mau menghargai karya abalku ini, percayalah.. Satu dukungan kalian, akan membawa ke hal positif bagiku awowkkwwk.

Have a nice dream also a great day every1!❤

It's Different Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang