E m p a t p u l u h d u a

189 20 0
                                    

|Author|

__________

BGM : Chen - Potrait Of You
___________

"Kenapa lo ngga bilang langsung ke gue? Kenapa malah nanya ke Haru sampe harus ngehubungin dia tiap hari?"

Sebelum menjawab pertanyaan Yujin, Dahyun meneguk minumannya.

"Niatnya begitu. Tapi karena gue takutnya pandangan lo buruk terhadap gue, jadi gue mengurungkan niat buat ngomong ke lo."

"Maksud lo?"

"I mean, lo kan tau desas-desus tentang gue gimana. Gue sering dibilang caper, sok kecakepan lah. Gue takut lo malah gimana-gimana ke gue, jadi gue minta tolong ke Haruto, karena gue yakin banget, dia kan pacar lo, otomatis dia deket juga sama Jisung."

"Jadi lo selama ini sering ketemuan sama dia?"

"Kita ketemuan cuma buat gue nanyain tentang Jisung. Gue ngekontak dia juga cuma ngepoin kembaran lo itu. Karena pas gue minta kontak Line Jisung ke Haruto, gabisa gue chat, kayanya sih di filter. Dan lo pun juga di filter. Jadi satu-satunya jalan ya cuma ke Haruto."

"Sebegitu interest nya lo ke Jisung?" Tanya Yujin memastikan.

"Well, yes." Jawab Dahyun terlihat sangat percaya diri.

"Sebelumnya, sorry banget ya—"

"You don't need to apoligize, Yujin. Santai aja. Wajar sih, lo kesel dan nething ke gue. Anyway, Yujin. Your boy's not my style."

Yujin tertawa mendengarnya. Baru sekali dia ngedenger perempuan bilang terang-terangan kalo dia ngga suka Haruto.

"Kalo gitu, nanti gue coba ngomong ke Jisung, gimana? Anggep aja nebus kesalah pahaman gue ke lo." Tawar Yujin.

"Kalo itu gue setuju." Dahyun tersenyum puas.

"Yaudah, gue duluan ya, Dahyun."

"Iya, cepet. Tuh dibelakang lo udah ada yang nungguin."

Dengan cepat Yujin menoleh kebelakang, terdapat Haruto sedang terduduk menyamping di bangku sebelah pohon besar sambil memegangi mapnya.

"Oke, duluan ya."

Perlahan Yujin menghampirinya, kemudian kedua tangannya melingkari leher Haruto.

"Haru, maaf."

Haruto tersenyum manis. "Ngga apa-apa. Wajar dong. Aku seneng malah kamu begitu."

"Kok gitu?"

"Ya, seneng aja."

Yujin beralih posisi dan duduk disebelah Haruto.

"Kamu kenapa ngga bilang ke aku langsung?"

"Gimana mau bilang, kamunya kabur mulu."

"Engga, maksud aku perihal si Dahyun suka sama Jisung."

"Oh, dianya minta aku buat nge-keep dulu."

Karena tidak ingin kesalahpahamannya berlanjut, Yujin hanya menganggukan kepalanya sebagai respon.

"Mau pulang?"

"Ayo."

Sesampainya di depan mobil Haruto berada, Yujin terlihat menghela nafasnya perlahan, kemudian tersenyum. Ia merasa sangat lega bahwa pikiran negatifnya berhasil terselesaikan.

"Oiya, Haru. Semalem aku udah bilang ke papa sama mama tentang vacation. Katanya mereka setuju."

"Serius? Aku pikir kamu udah ngebatalin itu karena hal kemarin."

"Hahaha, ngga lah."

"Jangan nething lagi, makanya."

"Siapa yang ngga nething kalo kamu berduaan sama cewe gitu, Dahyun pula."

"Iyaiya. Aku minta maaf ya, Yujin. Ngga lagi-lagi deh, janji!"

Yujin tertawa sambil menganggukan kepalanya. "Iya, awas ya!"

Di perjalanan, mereka hanya bercengkrama kecil. Sesekali Yujin membuka ponselnya untuk membalas beberapa pesan yang belum sempat terbalas karena Yujin tidak ada mood.

"Haru, gimana kalo Dahyun kita ajak ke vacation?!"

Haruto terlihat memikir. "Itu sih, terserah kamu sama keluarga kamu. Lagian, emang dia mau gitu?"

"Ya mau lah, kan ada jisung."

"Tapi aku takutnya dia malah nolak karena dia pikir itu liburan keluarga."

"Iya juga, sih. Tapi gapapa deh, aku coba ngomong dulu sama mama sama papa. Kalo mereka setuju aku cus langsung ngajak Dahyun."

"Iya, aku ngikut. Siapa tau mereka klop. Ngga kayak pas sama Yuna dulu."

Yujin terkekeh. "Hahaha, iya. Kali ini aja deh, Jisung serius."

"Yang penting dia ngga fuck boy."

"Jauh, Ru. Deket sama perempuan aja males katanya."

"Kalo kamunya gimana?"

"Aku gasuka deket sama siapa-siapa kecuali sama orang yang lagi nyupirin aku sekarang."

Haruto tertawa mendengar ucapan Yujin barusan.

Jujur saja, baru kali ini Haruto merass memiliki kebahagiaan yang mutlak. Mungkin memang ia tidak akan tahu bagaimana kondisi di masa depan. Yang jelas, ia harus mempertahankan Yujin, ayahnya, dan tentunya orang-orang penting dihidupnya saat ini.

Namun Haruto sadar akan satu hal.

Mempertahankan justru jauh lebih sulit dibanding melepaskan.

Tbc~

Chapt ini kayaknya short banget ga, sih? Atau sama aja? Sama aja kali ya, hehe.

Oke, tinggal nunggu endingnya aja, nih.

Jangan lupa vomments, yaa!

Have a great day, everyone!

It's Different Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang