| Yujin |
__________
BGM : Mamamoo - Wind Flower
__________"Papa sebenernya ngga suka kamu kesini sama Haruto."
Deg!
Apa maksud papa ngomong kayak gitu?
"Ma-maksud papa?" Gue bener-bener shock denger papa ngomong kalimat barusan. Kok tumben banget?
"Iya, karena banyak yang ngomongin papa ga lebih ganteng dari dia, sedih papa jadinya."
Gue mengernyitkan dahi gue. Yaampun, jantung gue udah ga karuan daritadi. Ternyata alasanya begitu doang. Plis, deh.
"Yaelah, pa. Yujin udah kaget tau!" Tangan gue memukul pelan punggungnya.
"Kamu tumben kesini, mau ngapain?"
Gue berjalan menjelajahi ruangan papa yang cukup luas. Udah banyak perubahan kali ini. Karena udah beberapa bulan terakhir gue ngga sempet kesini. Karena emang gue juga gaada waktu, dan lagian gaada kepentingan juga, sih.
"Pengen mampir doang." Tutur gue sambil menyentuh beberapa piagam penghargaan yang tertempel di dinding.
"Haruto udah ke ruangannya kan?"
Gue mengangguk.
Setelah puas mengelilingi dan ngeliat beberapa pernak-pernik yang ada di ruangan papa, gue kembali duduk di sofa, dan naro ponsel gue kedalam slingbag yang sering gue bawa ke kampus.
"Pa."
"Apa lagi?" Jawab papa yang baru saja selesai meneguk minuman.
"Haru kan masih kuliah, apa ga terlalu berat dia jadi salah satu anggota divisi disini?" Tanya gue sedikit khawatir. Gue tau kok, mungkin Haruto sanggup ngejalanin itu. Tapi gue juga yakin kalo dia seringkali ngerasa berat karena dia juga banyak tugas, skripsian dari kampusnya.
Gue melihat papa menghela nafas. "Papa yakin dia sanggup, kok. Lagipula, dia kan udah pernah di trainee."
"Iya, sih. Tapi, dia kan sibuk ngampus juga, pa."
Papa tersenyum. "Papa ngerti kamu khawatir sama dia. Papa juga, kok. Tapi tenang aja, papa bakal ngasih keringanan buat dia. Anggota divisi kan banyak, bukan dia doang. Papa juga bisa cari pengganti divisi lain untuk sementara kalo sekiranya Haruto lagi nyelesain skripsi."
"Oh, yaudah kalo gitu. Tapi btw pa, kan kita sebentar lagi liburan. Kita vacation ke Jeju gimana?" Ucap Yujin dengan semangat empat limanya.
"Papa sih, ayo aja. Nanti coba kita omongin ke Jisung sama Mama kamu, ya."
Gue mengangguk mengerti. "Yaudah, pa. Aku mau pulang aja, deh. Belum nyelesain blog soalnya."
"Iya. Kamu dianter sa—"
"Aku naik taksi yang udah mejeng didepan aja, oke?"
"Yaudah, hati-hati."
Dengan santai, gue berjalan mengitari beberapa ruangan yang saat ini sedang disibukkan oleh beberapa karyawa. Dan tiba lah gue di ruangan Haruto, yang cukup besar. Gue bisa ngeliat aktivitas mereka karena ruangan disini pakenya kaca transparan.
Gue menatap Haruto yang sekarang lagi mengetikkan sesuatu menggunakan komputernya. Gue tersenyum dan melambaikan tangan ke dia.
Melihat gue, Haruto izin ke atasannya untuk keluar sebentar dan menemui gue.
"Ngobrol apaan aja tadi?"
"Kepo banget, cuih."
"Yaampun ada Haruto sama Yujin. Kalian kapan resminya, sih? Saya udah gemes banget liat kalian. Nanti undang saya ya, kalo kalian jadi nikah." Cerocos Jisoo Kim—kolega papa yang orangnya ramah, dan ceria banget.
"Ahahaha, iya tante." Gue membungkukkan punggung gue diikuti sama Haruto.
"Tante balik kerja dulu, ya. Haruto, kamu cepet balik ke ruanganmu. Profesionalitasnya dulu, oke?" Tante Jisoo menjentikkan jarinya. Gue hanya cekikikan melihat tingkahnya.
"Yaudah, Haru. Aku pulang dulu, ya."
"Taksi?"
"Iyap."
"Oke, hati-hati. Kalo udah sampe rumah kabarin Haru."
"Siap. Semangat kerjanya!"
Dengan cepat, gue menaiki lift untuk sampai di lantai bawah.
"Yujin, ya?"
"Eh, Om Seokjin?"
"Iya. Astaga, kamu udah cantik banget sekarang. Gimana sama Haru?"
Kan udah gue bilang. Hampir seluruh karyawan, dan staf disini tau kalo gue sama Haruto. Malu banget asli, setiap ada orang yang kenal, kita kayak canggung gitu. Soalnya suka ditanyain yang ngga-ngga.
"Biasa aja, om. Btw Om Seokjin sama Tante Jisoo mau nikah kan?"
Om Seokjin cuma ketawa kecil. Kalo boleh jujur, Om Seokjin ini emang ganteng parah, sih. Hampir semua karyawan dan staf disini punya penampilan fisik yang cantik dan ganteng gitu, tapi Om Seokjin ini urutan pertama kalo untuk gue.
Jujur aja, gue pernah ribut sama papa karena gue sering bedain papa sama Om Seokjin. Tapi tenang aja, itu cuma becandaan kok, hehe.
"Iya, baru rencana aja, Yujin."
"Yujin doain supaya jadi ya, om."
"Iya makasih, Yujin. Nanti kamu nyusul ya, sama Haruto."
Untuk yang kesekian kalinya, gue bingung respon kalimat-kalimat yang sering terlontar kayak gini.
Tbc~
Bosen ga sih? Btw dari chapter kemarin endingnya ga memuaskan ya? Huhu, aku nulis ini ga nyantai sih, soalnya.
Ya intinya guys, cerita ini akan taman bbrp waktu lagi. Jadi, tunggu aja ok?
Jangan lupa vomments!
Have a wonderful day!
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Different
Fanfiction[COMPLETE] Ahn Yujin, dengan segala hal cerdik serta sifatnya yang pemberani, selalu mengejar laki-laki bernama 'Haruto' tanpa rasa malunya. ❝Lo tau ga, kenapa gue cuma manggil lo 'Haru'?❞ ❝Kenapa?❞ ❝Haru itu kalo dalam bahasa Korea, artinya satu ha...