T u j u h

339 63 0
                                    

|Author|

__________

BGM : Red Velvet - I Just
__________

"Btw, thanks ya, udah mau anter gue keliling," Haruto tersenyum memperlihatkan giginya yang rapih.

"Iya elah, gitu doang. Btw, gimana? Sekolahnya enak ga menurut lo?" Tanya Yujin antusias. Yah, dia mah emang selalu antusias kalo ngerjain atau nanyain suatu hal, apalagi yang berhubungan dengan Haruto.

"Enak sih disini, semoga gue nyaman deh, ya." Kata Haruto.

"Nyaman dong! Nanti kalo nyaman kan kita bisa ketemu terus jadinya!"

Haruto tertawa melihat tingkah Yujin. Mungkin seseorang harus mengajarkan Yujin gimana caranya jaga image di depan laki-laki yang dia suka.

Karena dia mungkin salah satu perempuan yang justru nunjukkin sisi anehnya. Iya, cuma dia kayaknya. Spesies aneh, namun langka.

"Gue bawa mobil, lo mau bareng?" Haruto menaikkan sebelah alisnya.

"Ah, boleh sih. Tapi tas gue masih di aula, Haru."

"Yaudah gih, ambil aja dulu. Gue tungguin."

Karena takut Haruto nunggu lama, akhirnya Yujin memilih untuk berlari dengan kecepatan super. Untung Yujin punya kaki yang panjang dan jago lari, jadi itu ga masalah bagi dia.

Dia masuk ke aula tanpa ngomong sepatah katapun, dan langsung ngambil tas diem-diem layaknya orang mau nyolong.

Tapi sayangnya, salah satu anggota ngeliat dia.

"Kak Yujin, pulang duluan?" Tanya salah satu perempuan yang udah berlumuran keringat karena latihan daritadi. Lah Yujin? Boro-boro keringetan, capek aja ngga. Yang ada seneng.

"Lah, Yujin! Lo mau kemana?" Yujin menghela nafasnya saat Seongwoo-pembina ekskulnya ngeliat dia. Mereka cuma beda setahun, jangan heran kalo ngomongnya 'lo-gue' gitu.

"Kak, gue sakit perut nih tiba-tiba, gue izin sekali dulu ya?" Kata Yujin berbohong sambil pura-pura megangin perutnya.

"Oh, yaudah deh. Cepet sembuh ya,"

Yujin mengangguk, ngga lupa untuk berterimakasih, dan langsung lari lagi ketempat semula, dimana Haruto nunggu dia.

"Haru! Lama ya?"

"Ngga kok! Ayo,"

"Eh tapi bener lo mau nganter gue? Bukan nyulik gue kan?"

Haruto tertawa untuk yang kesekian kalinya. Sebenarnya kalo boleh jujur, Haruto bingung sama modelan Yujin gini, karena Yujin orangnya memang random banget.

"Ya ngga lah,"

"Hehe, oke!"

Setelah ngelewatin beberapa lampu merah, kemacetan dan segala macam, akhirnya Haruto sampai tepat di depan rumah Yujin. Haruto hampir aja jantungan karena rumah Yujin gedenya kebangetan.

"Rumah lo di pinggir jalan, enak ya." Tutur Haruto pelan.

"Yaiyalah, emang rumah lo di tengah jalan?"

"Duh, ngga gitu."

"Ahahaha, iyaiya. Keluarga gue kurang suka kalo di dalem komplek gitu soalnya. Sepi, terus kalo nyari makanan harus jalan keluar dulu. Kan ribet jadinya," jelas Yujin panjang lebar. Padahal Haruto gatau bakal dengerin apa ngga.

"Emang bener sih, hehe."

Yujin tersenyum.

Percaya ngga percaya, Haruto langsung memalingkan wajahnya saat Yujin senyum tadi.

"Lo ngga mampir dulu?" Tawar Yujin sambil melepas seatbelt nya.

"Ngga-astaga! Ini udah jam setengah lima? Yaampun, Yujin maaf ya gue buru-buru," Haruto terkejut pas ngeliat jam kecil yang ada di dashboard nya.

"Oh, yaudah deh. Makasi banyak ya, Haru! Hati-hati," Yujin melambaikan tangannya pada Haruto. Sementara Haruto cuma nganggukin kepalanya sambil senyum, kemudian langsung ngegas mobilnya dengankencang untuk menuju suatu tempat.

Hanya butuh waktu kurang lebih sepuluh menit dari keberadaan Yujin, sampailah Haruto pada sebuah restoran besar yang kini parkirannya telah terisi dengan beberapa kendaraan.

Haruto merapihkan kemeja yang ia gunakan saat ini, kemudian memakai jam tangan yang semula ia taruh dalam laci kursi di sebelahnya. Ia menarik nafasnya dalam, kemudian segera keluar dari mobilnya, dan berjalan memasuki restoran yang terlihat ramai dengan pengunjung saat ini.

"Woy, Haruto, lo baru dateng? Tuh, ditungguin sama pak Siwon!" Ucap seseorang yang ber-name tag 'Yedam' di sebelah kanannya.

"Iya, kak. Ada urusan tadi." Balas Haruto dengan sedikit panik.

"Yaudah gih, ke ruangan sana, gue mau nganter makanan dulu." Yedam berjalan mendahului Haruto yang sedang menganggukan kepalanya saat mendengar intruksi yang barusan Yedam bilang.

Haruto mengetuk pintu sebuah ruangan yang terlihat tidak terlalu besar dengan perlahan, lalu membukanya.

"Pak, maaf saya telat."

Tbc~

It's Different Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang