T i g a p u l u h d e l a p a n

212 29 2
                                    

| Author |

__________

BGM : BTS - Dimple
__________

"Ayah?"

Haruto memandang kearah sekitaran rumahnya, tapi dia sama sekali ngga liat ayahnya. Tidak biasanya ia jam segini belum ada dirumah.

"Haru, Eh ada Yujin." Yujin yang awalnya duduk di sofa, seketika bangkit saat melihat ayah Haruto memasuki rumahnya, dan langsung menyalimi tangannya dengan cekatan.

"Ini, tadi kita mampir ke toko kue dulu. Terus beli ini deh, buat om." Yujin menyerahkan sebuah plastik besar berisikan kotak besar yang didalamnya terisi beberapa roti yang ayah Haruto sukai.

"Kamu repot-repot banget, Yujin. Toh, Om bisa masak kok, ngga kayak Harutonya, hehe."

Haruto berdecak. "Kok, ayah bawa-bawa Haruto?"

"Bukannya ayah kamu bener?" Ledek Yujin.

"Yaudah iya, terserah kalian. Haru mau ganti baju dulu."

Yujin dan ayah Haruto mengangguk berbarengan.

Sambil menunggu Haruto bersiap, Yujin dan ayah Haruto bercengkrama sambil memakan makanan yang dibelikan oleh Yujin dan Haruto di toko roti saat diperjalanan.

"Om, Yujin sama Haru kan sebentar lagi liburan, ya. Gimana kalo kita vacation ke Jeju?"

"Tapi, om gapunya banyak ua—"

"Ngga kok, om. Kita disana punya hotel, kok!

"Om gamau ngerepotin kamu dan keluarga kamu lagi. Udah cukup om berhutang ke keluarga kamu perihal operasi om, Yujin.."

Yujin menghela nafasnya, kemudian tersenyum manis.

"Yujin maksa deh, om. Emang om ngga kasian sama Haruto? Dia kan kuliah mulu, udah gitu dia kerja, om. Pasti dia butuh refreshing."

Ayah Haruto mengangguk. "Kamu benar, Yujin. Kalo gitu, kenapa ga kamu aja sama Ha—"

"Om ikut. Nanti aku juga bakal ajak mama sama papa, sekaligus Jisung."

"Om ngga—"

"Om, om itu udah Yujin anggep sebagai papa kedua Yujin, loh. Jadi, om ngga boleh nolak, oke?"

Ayah Haruto terkekeh. "Yaudah, kalo itu maunya Yujin."

Ceklek!

Pintu kamar Haruto terbuka, dan menampilkan sosok jangkung yang saat ini memakai jas, celana hitam, serta kemeja yang dibalut oleh dasi panjang berwarna hitam.

Bohong kalau Yujin tidak terpukau melihat penampilan Haruto saat ini.

"Haruto ganteng banget ga, Yujin?"

Merasa terpanggil, Yujin menggelengkan kepalanya agar kembali dari lamunannya—lebih tepatnya dari pukauannya terhadap pacarnya itu.

"Ahahaha. Pasti dong, om."

Mendengar hal tersebut, Haruto hanya tersenyum. Ia memang sudah terbiasa mendengar pujian yang terlontar dari mulut Yujin. Tapi walaupun begitu, jantungnya tetap saja tidak berdetak normal jika mendengar pujian dari seorang Yujin secara langsung.

Haruto dan Yujin segera berpamitan pada ayah Haruto, kemudian kembali ke mobil untuk menuju kantor dimana Haruto bekerja. Ya, sekaligus ayah Yujin bekerja.

"Haru, kamu teh kasep pisan,"

"Kenapa pake Bahasa Sunda?" Lirik Haruto pada Yujin.

Yujin terkekeh. "Terus apa? Rusia? Prancis? Yujin kan ngga bisa."

"Ngga ada yang nyuruh lagian." Balas Haruto sambil menatap lurus jalanan dengan fokus.

"Iya juga, sih."

"Kamu mau ketemu papa ngapain?"

"Mau ngomong doang."

"Ngomong apa?"

"Ngomong kalo aku pulang bareng Haru."

"Hah? Gitu doang?"

"Ya engga, lah."

Haruto hanya ber-oh ria. "Terus?"

"Sebenernya sih, mau sekedar main aja kesana, udah lama ga liat koleganya papa. Dulu aku pas masi kecil, kalo kesana sering dikasih coklat, atau makanan gitu."

"Kan itu pas masih kecil. Masa iya pas udah gede masi dikasih, hahaha."

"Yaa, siapa tau."

"Kamu mau coklat? Nanti aku beliin deh, tapi coklat koin."

"Dih, masa coklat koin?!"

Haruto terkekeh kemudian mengacak rambut Yujin dengan gemas. "Bercanda, sayang."

Gedung besar yang kini ramai akan kendaraan terpampang jelas. Haruto memarkirkan mobilnya di tempat favoritnya, yaitu dibawah pohon besae, agar mobilnya tidak panas.

Yujin dan Haruto kembali berjalan beriringan memasuki gedung tersebut. Beberapa staf dan karyawan telah mengerti bahwa Haruto dan Yujin—seorang anak CEO dari perusahaan tersebut memiliki hubungan. Bahkan banyak karyawan juga kolega papa Yujin yang mendukung mereka berdua untuk menjalankan ke jenjang yang lebih serius.

"Ru, aku ke ruangan papa dulu."

"Oke, kalo mau pulang bilang, ya."

"Siap! Semangat kerjanya Haru-ku!"

Haruto hanya mengangguk mengiyakan.

Tok! Tok!

"PAPA!"

"Yujin?" Papa Yujin yang semula sedang membaca sebuah kertas dengan fokus, kini teralihkan karena Yujin yang tiba-tiba berada di ruangannya.

"Kaget ga?"

"Kesini sama siapa?"

"Haruto lah, siapa lagi." Yujin menghempaskan tubuhnya ke sofa besar di ruangan papanya itu.

"Hm, Yujin.."

"Hm?"

"Papa sebenernya ngga suka kamu kesini sama Haruto."

Deg!

Apa maksud papa ngomong kayak gitu?

Tbc~

Alurnya aku percepat banget banget banget, ya!?

Hayoo, kira-kira kenapa papanya Yujin ngomong gitu? Padahal kan, beliau suka banget dan setuju-setuju aja kalo Yujin sama Haruto.

Penasaran ga? Engga ya? :((

Wkwk, yauda deh.

Jangan lupa dukung aku dengan vomments!

Have a good day, kalian!

It's Different Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang