D u a p u l u h l i m a

232 39 4
                                    

|Author|

__________

BGM : BTS - The Truth Untold
__________

"Emangnya, Haruto kerja ya, kak?"

Yedam yang tadinya melihat ke sekelilingnya, langsung mendongak kearah Yujin.

"Tau darimana?" Tanya Yedam masih dengan nada yang cukup santai.

"Eum, gue denger Jisung telfonan sama kak Yedam tadi."

Yedam senyum.

Kalo boleh jujur, Yujin malah salfok. Senyumnya Yedam itu nyegerin banget, kayak fresh banget gitu loh. Ceria banget.

"Tanya coba sama dianya langsung. Ngga apa-apa kok, Yujin." Kata Yedam lembut.

Yujin takut setengah mati kalo ngajak Haruto ketemuan sekarang. Masa baru aja tadi dia sama Haruto bercanda-bercanda, terus tiba-tiba sorenya begini, kan aneh.

"Tapi—"

"Mungkin lo emang harus tau sekarang."

"Ma-maksud lo, kak? Tau apa?" Tanya Yujin dengan seribu rasa penasarannya.

"Ini," Yedam menyerahkan robekan kertas yang berisikan nomor serta huruf yang berada disana.

"Ini apa?"

"Ini.. Alamat rumahnya, Haruto."

Yujin membelalakan matanya.

"Lo selama ini gatau rumahnya kan? Coba kesana. Tapi tolong, jangan kaget."

Daritadi omongan Yedam itu cuma bikin Yujin pusing. Yujin ngga ngerti apa-apa. Niatnya dia ketemu Yedam kan mau nanya hal tadi, tapi Yedam kayak ngasih beberapa clue dan kesannya kayak suruh Yujin buat nyari tau semua itu.

"Ma-makasi, kak Yedam."

Yedam mengangguk, dan bangkit dari kursinya.

"Kalo lo ada waktu, coba sempetin kesana. Liat gimana Haruto, dan sama siapa dia tinggal.. Tolong jangan kaget ya, Yujin."

Yujin ikut bangkit dan ngangguk. "Makasih banyak, kak."

Yedam mengangguk dan pergi ninggalin Yujin sendirian.

Setelah Yedam pergi, Yujin ikutan pergi. Dia menuju parkiran dan segera menaiki mobilnya. Kemudian tanpa mikir-mikir terlebih dahulu, dia langsung nginjak pedal gas, dan menuju lokasi yang tadi Yedam tulis di kertas.

Dengan rinci, Yujin membaca jelas map yang terpampang di tiang. Tapi semakin kesini, jalannya makin kecil. Buat mobil aja pas pas-an banget. Lagian disini juga cuma dikit yang punya mobil.

Ini bener rumah Haru? Batin Yujin. Dia kurang yakin. Tapi Yedam ngga mungkin bohong.

Akhirnya dia markir mobilnya disini, lalu turun buat nyari rumah nomor 49.

Ngga sampe tiga menit, dan!

"I-itu, mobil Haru.."

Yujin menutupi mulutnya dengan kedua tangannya. Dia ngga nyangka banget kalo Haruto tinggal dirumah yang bisa dibilang.. Kecil?

Ia menarik nafasnya, kemudian segera berjalan dan mencoba ngeliat suasana di dalam rumah Haruto seperti apa sekarang ini.

"Sebentar lagi, uang Haruto bakal cukup buat operasi mata ayah. Sabar dulu ya, yah."

Yujin mematung.

Badannya lemes banget. Dan tanpa sadar, air matanya perlahan melewati pipinya.

"Kamu ngga usah mikirin ayah terus, Ru. Kan ayah udah bilang, yang penting ayah sehat, bisa tetep nemenin kamu walaupun ngga bisa jagain kamu."

Mungkin kalo Yujin ngga sadar kalo dia lagi diem-diem, dia bakal nangis kenceng saat ini. Tapi dia ngga mau kalo Haruto sampe tau dia ada dirumahnya.

"Ngga, yah. Tinggal nunggu beberapa waktu lagi, nanti mata ayah bakal kembali normal. Maafin Haruto, baru bisa bantu ayah sekarang,"

Semakin banyak air mata yang turun, dan Yujin ngga kuat nahan tangisnya, akhirnya dia lari menuju mobilnya lagi.

Triiing!

Ponsel Yujin bunyi. Dia yang tadinya nyenderin kepalanya di stir mobil tanpa berhenti nangis, seketika mendongak, kemudian menghela nafas. Dan perlahan, dia ngapus seluruh air matanya yang telah membanjiri pipinya.

"Halo.. Yujin! Lo dimana si?"

Itu Jisung.

"Ah, iya. Gue lagi jalan pulang nih!" Balas Yujin dengan pura-pura ngga terjadi apa-apa.

"Suara lo? Lo kenapa? Lo abis nangis ya?"

"Engga, udah ya, gue di jalan nih."

"Yuj—"

Yujin mematikan sambungan tersebut secara sepihak.

Sekarang Yujin ngeliat rumah Haruto dari kejauhan.

Dia ngebayangin, sebesar apa beban yang ditangguh Haruto selama ini.

Iya, Yujin emang ngga tau menahu dengan jelas apa yang terjadi dengan ayahnya Haruto.

Tapi yang jelas, dia menemukan satu jawaban, walaupun dia gatau itu bener, tapi dia bener-bener yakin kalo tebakannya ngga salah.

"Jadi.. Selama ini Haruto kerja keras, demi operasi ayahnya..

...Jadi itu alasan kenapa Haruto sering sakit, dan kecapean?"

Tbc~

It's Different Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang