E m p a t p u l u h e m p a t

227 23 0
                                    

|Author|

__________

BGM : Baekhyun - UN Village
__________

"Ya mana gue tau?!" Balas Jisung kesal karena tiba-tiba Yujin memasuki kamar Jisung dan menuduhnya menghilangkan pulpen kesayangannya yang berwarna ungu itu.

"Lo waktu itu kan minjem buat entahlah apa, terus mana kok ilang?!" Tutur Yujin kesal.

"Gue udah taro di tempat pulpen lo yang warna biru itu, lagian gue udah make pulpen itu dari dua hari yang lalu, coba lo cari lagi, atau siapatau ilang di kampus lo," untung saja Jisung tidak terbawa emosi saat ini.

"Pulpen itu gapernah gue pake buat ngampus soalnya." Yujin menghembuskan nafas kasar.

"Yaudah, beli lagi aja sih,"

"Eh, itu belinya pas kita lagi ke Thailand. Belum tentu kita balik kesana!"

"Ck! Iyaiya, gue minta maap, ngga sengaja juga gue elah," cibir Jisung.

"Tapi naaf lo itu gabisa balikin pulpen gue!"

Jisung bangkit dari kursinya, kemudian berdiri menghadap Yujin sambil memasukkan tangannya ke saku celana.
"Yaudah, gue traktir boba."

"Nah, deal!"

Sebenarnya harga pulpen yang diilangin Jisung ngga sebanding sama harga boba. Bahkan jauh lebih mahal, tapi mau gimana lagi? Kalo Yujin kesel terus ke Jisung juga ngga bakal bikin pulpennya ilang. Lagian siapatau pulpennya masih ada di sekitaran kamar Yujin.

"Delivery aja, nanti kita kan mau berangkat."

Yujin mengangguk, kemudian segera keluar dari kamar Jisung dan kembali ke kamarnya untuk mengecek ulang apakah ada barang yang kurang untuk selama di Jeju nanti.

Tok! Tok!

"Yujin, Haru sama ayahnya langsung ke bandara kan?" Tanya mama Yujin.

"Iya, ma."

"Oke kalo gitu."

Tring!

"Yujin, gue udah didepan rumah lo."

"Oh, oke-oke, gue kebawah sekarang."

Dengan secepat kilat, Yujin menuruni tangga dan menemui Dahyun yang saat ini tengah memegang sebuah koper dan tas kecil.

"Yujin, lo ud—eh, ini temen lo?"

"Iya, dia mau ikut kita. Kenalin, ini Dahyun."

"Dahyun."

"Jisung—oh! Lo satu kampus sama Yujin? Gue pernah liat lo deh kayaknya di kantin."

"E-eh, i-iya.. Gue temen satu kampusnya Yujin."

"Lo sendiri aja?"

"Iya, kemarin Yujin nawarin gue untuk ikut. Karena gue bosen dirumah, jadi gue terima deh, tawarannya."

"Hm? Yakin bukan gara gara—"

"Yujin! Gue minta minum boleh? Haus banget nih,"

Yujin terkekeh melihat reaksi Dahyun, kemudian dia menganggukan kepalanya, dan segera membantu Dahyun untuk membawakan kopernya.

Mata Dahyun melihat ke seluruh sudut bangunan besar milik Yujin, ia sangat takjub melihatnya. Dahyun memang terlahir sebagai keluarga yang berada, namun rumahnya tidak sebesar rumah Yujin.

"Yujin, gue panik tau tadi!"

Yujin hanya tertawa sambil menutup pintu kamarnya. "Sorry sorry."

"Rumah lo luas banget deh,"

Mendengar ucapan Dahyun barusan, Yujin agak bingung. Tidak ia sangka Dahyun akan mengomentari bangunan rumahnya, karena Yujin pikir, Dahyun justru berada di level yang lebih dari dirinya.

"Lo lebih kali."

"Hahaha, gue ngga ada apa-apanya kok sama lo." Balas Dahyun sambil menggoyang goyangkan kakinya yang menggantung dari atas kasur Yujin yang cukup tinggi.

"Nih, minumnya." Yujin memberikan gelas besar berisikan jus.

"Makasi hahaha, sebenernya gue cuma pura-pura aja, biar ngalihin topik."

Yujin hanya ber-oh ria.

"Dahyun, apa sih, yang bikin lo tertarik sama Jisung?"

Dahyun tersenyum mendengar pertanyaan Yujin. "Dia manis, dan kayaknya dia polos deh."

"Polos apaa—"

"Maksud gue, dia itu orangnya susah untuk serius, yakan? Karena dia orangnya cukup bodoamatan dan gasuka ribet. Dia bingung respon orang kayak gimana."

Yujin menepuk kedua telapak tangannya berulang-ulang. "Wets, anak Psikologi mah emang beda, ya."

Dahyun hanya terkekeh. "Oiya, lo ngga ngajak Yuna?"

"Udah sih, tapi dia juga ada acara sama keluarganya, jadi gabisa ikut."

"Ooh. Gue ngerepotin keluarga lo ga sih? Aneh aja gitu, gue bukan siapa-siapa tapi diundang gini."

"Santai aja, sih. Lagian gue sama Haruto juga yang ngusulin ini, biar lo bisa deket aja gitu ke Jisung."

"Makasi dan maaf banget ya, Yujin. Ngga heran sih, kalo lo supel di kampus."

"Hey, ngaca! Lo jauh lebih supel dari gue."

"Ah, gue juga denger kalo Yuna sempet deket sama Jisung, ya?"

"Iya. Sebatas deket aja, ngga sampe jadian. Karena kayak yang lo bilang, Jisung susah serius orangnya.

"Tapi kalo sama gue bisa serius, kok."

"Lo yakin?"

Yujin dan Dahyun membelalakan matanya saat melihat seorang laki-laki yang saat ini berdiri didepan pintu sambil menaikkan sebelah alisnya.

Tbc~

Mungkin banyak yang kangen scene nya Yujin sama Jisung, so i gave to yall. Ngga terlalu banyak, sih.

Oke deh, jangan lupa vomments ya!

Have a wonderful day!

It's Different Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang