T i g a p u l u h e m p a t

257 35 3
                                    

|Yujin|

__________

BGM : G-idle - Hear Me
__________

"Yujin... Haru masih sayang Yujin.."

Gue masih nangis, tangan Haru pun masih melekat di punggung gue. Tangannya hangat banget. Atau mungkin tubuh gue aja yang kerasa dingin? Soalnya gue tipikal orang yang ngerasa dingin kalo lagi lemes.

Perlahan, tangisan gue berhenti. Tapi gue masih memejamkan mata gue untuk tenangin diri gue. Yakali abis berenti nangis langsung berdiri.

Apalagi abis berdiri, langsung ngomong aing teh saha ieu?!

"Yujin.."

Akhirnya gue membuka mata gue, dan mencoba berdiri perlahan. Dia ngebantu. Udah kayak orang stroke aja gue kesannya.

"Lo gapapa kan?" Tangan Haru nyelipin rambut gue ke belakang telinga, gue menoleh kearahnya.

Gue menggeleng.

"Yujin.. Sekali lagi gue minta maaf.. Gue ngga ada niatan untuk nyembunyiin ini semua sebenernya, gue cuma takut lo.. Menjauh.."

Tolong banget ini Haru pengen gue gampar aja rasanya. Jangan sampe gue nangis lagi, mata gue udah sembab banget yaampun.


"Lo tau ga, kenapa gue cuma manggil lo 'Haru'?"

"Kenapa?"

"Haru itu kalo dalam bahasa Korea, artinya satu hari."

'Terus, hubungannya apa?"

"Karena lo berhasil bikin gue tertarik saat satu hari dimana gue baru bertemu dengan lo..

..Sebenernya ini ngga ada hubungannya. Tapi, gue pun janji sama diri gue sendiri.. Gue akan terima konsekuensi semua tentang diri lo saat gue mulai jatuh ke lo, Haru.."

Haru menatap gue, dengan mata sayunya.

Entah kenapa, gue baru ngeliat dia kayak gini. Pasti banyak luka di dalamnya.

"Haru.. Boleh ga, gue ngobrol sama ayah lo? Tanya gue lembut.

Dia mendongakkan kepalanya, agak kaget gitu sih keliatannya.

"Ta-tapi.."

Gue tersenyum. "Tapi apa? Ayo, gue mau ngobrol sama ayah lo, Haru." Setelah itu gue narik tangan Haru untuk kembali ke rumahnya.

Akhirnya gue kembali sampai di rumahnya Haru. Gue melepas sepatu gue, kemudian langsung memasuki rumahnya, dan menemui ayahnya Haruto yang sekarang lagi duduk di kursi.

"Om.." Gue menyalimi tangan ayahnya Haruto.

"Siapa ini?"

Gue tersenyum. "Yujin, om.. Temennya Haru.."

Ayah Haru tertawa. Astaga, kenapa bawaanya gue pengen nangis? Siapa yang naruh bawang disini?

"Oh, ternyata kamu yang sering diceritain sama Haruto.."

Ah? Haru sering cerita tentang gue gitu ke ayahnya? Duh, cerita apa aja ya, jadi panik gini gue.

"Hehe.." Gue cuma tertawa.

"Pasti kamu cantik nak, sampe Haru bisa suka sama kamu sampe segitunya.."

Segitunya gimana?

"Emangnya kenapa om?" Tanya gue penasaran.

"Dia setiap hari curhat kalo lagi ada masalah sama kamu, sampe dia bingung sendiri,"

"Iya, maaf om. Karena Yujin, Haru jadi begitu.." Tutur gue.

Sekarang Haru lagi ada dibalik jendela, dia di luar. Ngga mau masuk.

"Justru harusnya Haruto yang minta maaf ke kamu, Yujin. Dia udah ngerahasiain semua ini ke kamu.. Om tau sebesar apa rasa kecewa kamu ke dia.."

"Ah ngga, om.." Gue jadi ngga enak kan kalo gini.

"Dia cuma gamau kamu ngejauhin dia, Yujin.. Karena selama ini Haru selalu di ejek sama temen seusianya karena latar belakang kehidupannya yang kurang mendukung...

..Serta om yang punya kekurangan.."

Air mata gue mulai jatuh lagi.

"Om, maaf.. Kalau boleh tau, apa bener ya, Haru kerja demi operasi untuk mata om?" Gue mengutuk diri gue sendiri. Kenapa bisa-bisanya mulut gue selancang ini coba?!

"Iya Yujin. Hampir setiap hari dia pulang malem cuma karena om.. Padahal om sudah bilang kalo dia ngga perlu sekeras ini.."

Gue menghela nafas. "Berarti Haru sayang banget ya, sama om.."

Ayahnya cuma tertawa kecil.

"Kalau boleh tau, biaya operasi emang berapa, om?"

"Hampir 40 juta, nak.."

Yaampun, empat puluh juta?

Haruto kerja di Fancy udah hampir setahun, dan gaji di Fancy emang lumayan besar, tapi gue gatau dia udah kekumpul sebanyak itu atau belum, karena gue yakin uangnya ngga sepenuhnya dia tabung, pasti dia gunain untuk sehari-hari juga.

Setelah gue menghabiskan waktu kurang lebih lima belas menit buat cerita-cerita sama ayahnya Haru, gue pamit untuk pulang.

"Haru.. Kamu harus terus semangat!"

Tbc~

Gimana, kejang-kejang ga? Alhamdulillah, aku iya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gimana, kejang-kejang ga? Alhamdulillah, aku iya.

Kaget sekaget-kagetnya cui, masyaallah, mirip Hanbin pas dulu kayak gitu juga, jadi kangen kan elah :((

Intinya pas aku di kirimin gambar ginian sama temenku di dm, hampir ga bernafas. Sumpah. Mungkin kalian ada yang sama sepertiku?

Intinya aku bisa tidur nyenyak malam ini, semoga kalian juga ya.

Tuesday, 7/16/19.

Take a rest well guys, have a nice dream also have a blessed day!❤

It's Different Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang