Seperti pasangan baru kebanyakan. Hari ini Diyo dan Alra akan melakukan pindahan. Sebenarnya ini terlalu cepat bagi Alra tapi juga lebih baik. Menurutnya tinggal 'sendiri' lebih baik dibanding tinggal dengan mertua. Alra tidak tau saja bahwa tinggal dengan seorang Diyo Geovano begitu membosankan.
"Om nggak berniat bantuin gitu?"
Diyo yang tengah asik dengan dunianya sendiri itu akhirnya berpaling juga. Dia melihat Alra yang tengah berusaha menancapkan paku di dinding. Gadis itu nampak begitu kesusahan. Hal itu membuat Diyo menghela nafas kasar. Gadis ini bukankah terlalu merepotkan?
"Sini"
Alra kaget mendengar itu. Dia melirik sedikit ke arah Diyo yang tengah mengulurkan tangan untuk mengambil alih pekerjaannya. Tentu saja dengan senang hati dia menerima.
Keduanya bertukar posisi. Tepat ketika Diyo akan menancapakn paku itu dengan martil, Alra berterik, "STOP!"
Diyo berhenti lalu menatap Alra tajam. "Kenapa?"
"Itu harusnya agak ke bawah lagi. Sedikit lagi aja, om"
Diyo melakukan seperti yang diperintahkan gadis itu. Lalu kembali melanjutkan pekerjaannya yang tertunda. Setelah selesai dengan urusan paku memaku yang memakan banyak waktu, sekarang Alra sibuk memajang foto. Diyo tidak peduli sama sekali. Kadang dia hanya melirik gadis itu yang asik dengan dunianya.
Setelah selesai, Alra pun mendekati Diyo yang tengah asik dengan laptop-nya. "Om?" panggil Alra seraya mencolek bahu Diyo pelan.
"Hm?"
"Bagus nggak aku majang fotonya?"
"Bagus," ucap Diyo tanpa mengalihkan pandangannya sedikit pun. Hal itu membuat Alra geram. Mana ada orang menilai sesuatu tanpa melihat sesuatu itu?
"Om liat dulu baru bilang bagus"
Dengan malas Diyo melihat ke arah pajangan foto itu. Matanya langsung menangkap figura poto paling besar yang dikelilingi foto yang jauh lebih kecil. Bukan itu yang menjadi fokusnya saat ini, tapi gambar dalam foto itu. Disana terdapat pria tampan yang tengah merangkul gadis yang sudah sah menjadi istrinya. Diyo heran. Apa itu pacar Alra? Masa dipajang di rumah suami?
Alra yang mrlihat arah pandang Diyo malah cengengesan. "Dia emang ganteng, Om. Nggak heran kalo Om juga kesemsem sama dia"
Diyo yang mendengar itu ingin sekali muntah. Dia kesemsem sama pria disana? Dikira dia homo ya?
"Biasa aja," jawabnya datar dan malas.
"Biasa? Muka om tuh yang biasa," sewot Alra tak terima.
Diyo tak ingin menanggapi. Tapi melihat foto itu membuatnya terusik. Karrna dia paham. Foto itu langsung menghadap ranjang. Jika ingin tidur poti itu pasti terpampang dengan jelas.
Diyo menghembuskan nafas panjang sebelum bertanya, "Pacar kamu?"
Alra yang mendengar pertanyaan itu ingin sekali menyemburkan tawanya. Masa dia dikira pacaran dengan pria di foto itu? Boro-boro pacaran, ketemu aja nggak pernah. Tapi, memang casar Alranya yang usil dengan tak tau malunya dia mengiyakan itu dengan semangat.
"Iya om. Kita pacaran. Ganteng ya pacar aku?"
Diyo melirik Alra sekilas. Mata gadis itu berbinar menatap foto itu. Entahlah. Diyo jadi merasa bersalah. Padahal dia juga tak pernah menginginkan pernikahan ini.
"Om?" panggil Alra karena pria yang duduk di sofa itu melamun.
Alra ikut duduk di samping Diyo meskipun dalam jarak yang jauh. "Apa?"
"Om nggak marah kan, aku pajang itu?"
Diyo menghembuskan nafas pelan. Dia tidak marah. Sama sekali tidak. Toh dia tidak peduli dengan siapa gadis ini berpacara. Atau apapun yang dilakukan gadis ini. Hanya saja dia sedikit heran. Mana ada orang yang pajang foto 'pacar' di rumah suami?
"Nggak papa Om?" tanya Alra lagi sebab Diyo tak kunjung menjawab.
Diyo menatap gadis disampingnya datar. Gadis itu menatapnya dengan pandangan harap-harap cemas. Seperti siswa yang harap cemas dengan hasil belajar. Kadang gadis itu mengerjapkan matanya sok imut.
"Ya, nggak papa," jawab Diyo akhirnya.
"Beneran om?"
"Hm"
"Om ternyata baik banget ya. Makasih loh om udah ngijinin aku majang foto sama 'pacar' disini," papar Alra geli. Entah kenapa dia jadi ingin mengerjai Diyo. Sebenarnya dia heran. Bagaimana mungkin Diyo tidak tau menau soal pria di foto itu? Pria itu kan terkenal se-Asia. Aneh bukan? Jangan-jangan pris di sampingnya ini bukan berasal dari bumi tapi olanet pluto?
"Pacar ya?" ucap Diyo seolah menerawang.
Dia menatap Alra seperti tatapannya yang biasa. Datar. "Masa foto pacar di rumah suami?" ucapnya tak sadar."Eh?" Alra gelagapan sendiri mendengarnya. Sebelum akhirnya Alra menghamburkan tawanya yang membahana. Sementara Diyo yang melihat itu bingung. Apanya yang lucu? Bukankah yang dikatakan Diyo itu benar? Itu tidak normal kan? Foto pacar di rumah suami. Bukankah itu terdengar aneh.
"Diam. Memangnya ada yang lucu?" Diyo jadi tidak tenang juga kalau gadis ini menertawakannya.
Dengan sisa tawanya yang madih ada bahkan membuat perut Alra sakit, akhirnya dia menjawab. "Om tuh yang lucu."
"Apa?" bingung Diyo.
"Om tadi bilang, 'masa foto pacar di rumah suami?' Nah, itu yang lucu"
Diyo masih bingung. "Lucu dimana?"
Sepertinya diyo tidak menyadari kalau dia terlalu banyak bicara di depan gadis ini.Alra menghembuskan nafas lelah. "Gini ya Om. Dia," Alra menunjuk foto besar disana. "Om nggak kenal?" tanyanya.
Dengan polos Diyo menggeleng.
"Masa? Dia terkenal loh Om. The Prince of Asia. Itu julukan dia," terang Alra.
Melihat wajah Diyo yang tidak berubah membuat Alra geregetan sendiri. Meskipun masih tampang datar, tapi sedikit banyak dia paham. Bahwa Diyo saat ini tengah bingung.
"Aiss. Lee Min Ho. Namanya Lee Min Ho. Artis Korea Selatan. Bukan pacar aku. Boro-boro pacar, ketemu aja belum pernah"
"Artis?"
Alra mengangguk semangat.
"Belum ketemu?"
Lagi-lagi Alra hanya mengangguk.
Diyo tak lagi bertanya. Di pusing. Belum ketemu apanya. Padahal jelas-jelas di foto itu, pria itu tengah merangkul Alra. Diyo memilih tidak peduli. Pada akhirnya dia pergi begitu saja mrninggalkan Alra sendiri.
Alra pun bingung kenapa Diyo langsung pergi begitu saja. Kemudian dia beralih menatap foto yang menjadi alasan perbincangan panjang antara dia dengan suaminya itu. Dia kembali ingat sewaktu sahabatnya Elis memberinya foto itu sebagai hadiah. Alra yang memang nge-fans berat sama aktor satu itu sangat senang saat mendapat hadiah itu. Foto Lee Min Ho yang di edit dengan latar taman bunga dia Pulau Jeju tengah merangkulnya. Editan itu benar-benar terlihat nyata. Mungkin hanya mereka yang mengerti masalah Edit-mengedit lah yang tau, foto itu asli atau bukan. Tentu saja Diyo yang hanya sibuk dengan bisnis dan memang bersifat bodo amat untuk hal yang tidak penting tidak akan tau menau soal itu.
Mengingat itu, membuat Alra lagi-lagi terkekeh. Maafkan dia yang menertawakan suami.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Om (Sudah Terbit)
RomanceHighest rank #1in2020 (250620) #1inLove (071020) Kehidupan SMA yang harusnya penuh warna remaja, menjadi tidak karuan kala Alra dijodohkan dengan pria yang 12 tahun lebih tua darinya. Alra yang polos, lugu, dan ceria menjadi olokan si pria yang begi...