Demi Alra 4

20.6K 839 29
                                    

Vote sebelum baca ya..


Diyo menatap keempaat sahabatnya. Siapa lagi kalau bukan Rian, Naya, Geri, dan Doni. Saat ini kelima orang dewasa itu tengah berkumpul di sebuah restoran atas undangan Diyo.

"Jadi ini soal Ranya," buka Diyo yang berhasil membuat mereka menegang. Tentu saja kecuali Naya yang memang sudah tau sejak awal.

"Dia balik?" Geri bertanya kaget. Pasalnya wanita itu sudah lam pergi, akan aneh jika tiba-tiba datang tanpa pemberitahuan begini.

"Iya. Udah lebih satu minggu," ucap Naya santai.

Rian yang duduk di sebelah isterinya itu lantas menoleh. "Kok kamu nggak bilang?" tanyanya kemudian.

"Emang nggak penting-penting banget kan?" ujar Naya santai membuat ketiga pria itu mendengus.

"Nggak penting? Itu penting banget karena dapat mengombang-ambingkan kehidupan asmara si kutub es." Doni mendramatisir membuat Geri menatap geli.

"Lo kebanyakan nonton sinetron, jadinya alay begini."

Doni sudah akan membalas, tapi Naya langsung mencubit lengannya.

"Sakit njir," umpatnya refleks. Rian yang mendengar isterinya dikatakan demikian langsung menatap tajam Doni.

"Kalian fokus sebentar." Diyo menengahi tak ingin waktu habis hanya untuk meladeni pertengkaran tak berujung itu.

Melihat semua sudah terkendali, Diyo memberikan berkas berisi informasi dari Leo. Mereka mulai membacanya. Dan kernyitan serta tatapan tidak menyangka itulah yang terlihat.

"Ini beneran? Ini beneran Ranya?" heboh Geri. Pasalnya, Ranya termasuk gadis penyayang dulu.

"Ini gila. Terlalu susah buat dipercaya," lanjut Doni.

"Lo yakin ini fakta?" Agaknya Rian tak bisa mempercayai lembaran kertas tersebut.

Sedangkan Naya diam saja. Baginya, ini bukan sesuatu yang baru. Entah karena rasa benci yang masih menderu atau memang Naya merasa ini adalah fakta.

"Tapi alasan pembunuhan itu apa?" tanya Ranya memastikan apa yang terlintas dalam otaknya tidak benar. Meskipun Ranya garang, tapi Naya akui ranya memang cukup penyayang.

"Ini hanya asumsi. Tapi kemungkinan alasannya karena harta," jawab Diyo.

"Nggak mungkin," ujar Geri masih tidak percaya yang diangguki Doni dan Rian.

"Lo bertiga pasti kesemsem karena dia cantik kan? Ini masih asumsi. Kalau ini fakta itu berarti Alra dalam bahaya. Lo bertiga fokus." Naya jengah dan marah. Ia menatap tajam Rian membuat nyali pria itu ciut seketika.

"Benar. Jadi saya harap, jika ada waktu kalian temani Alra."

"Emang lo ngapain?" giliran Doni yang bertanya.

"Mengurus Ranya."

Keempat manusia dewasa yang mendengar nada suara Diyo yang datar namun mengerikan itu lantas terdiam. Saat ini, Diyo dalam situasi yang sangat serius.

***

Alra dan Marta berdiri di depan gerbang sekolah menunggu jemputan masing-masing. Mereka hanya berdua dikarenakan Elis yang harus merawat mamanya.

"Ra?" panggil Marta halus.

"Kenapa?"

"Kalo Om Diyo lebih milih Ranya, lo bakalan apa?"

Alra menoleh cepat. Pertanyaan Marta kembali mengusiknya. Tapi ia cukup yakin bahwa Diyo mencintainya seperti yang pria itu ucapkan.

"Tenang aja. Om Diyo bakalan milih aku. Aku percaya."

Married With Om (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang