"OM AYO!!"
Teriakan Alra dari lantai bawah mengalihkan perhatian Diyo. Sekarang, dia sedang menatap isi lemarinya yang didomunasi kemeja.
Diyo menghela nafas, memakai kemeja untuk pergi dengan anak SMA sangat tidak elit. Lalu, dia harus memakai apa? Sekarang, tubuh kekarnya hanya dibalut oleh handuk dari pinggang hingga lutut. Diyo frustasi.
Sementara Alra di bawah sana sudah kesal sendiri. Biasanya, perempuan yang ditunggu tapi ini kenapa jadi berkebalikan?
Dengan langkah panjang, Alra berjalan menaiki tangga. Menuju kamar mereka yang dipakai Diyo untuk berpakaian. Alra sangat tidak sabar. Dia saja hanya butuh waktu 15 menit untuk bersiap, lalu kenapa Diyo harus selama itu?Tanpa mengetuk lebih dulu, Alra langsung masuk begitu saja.
Alra terkejut bukan main. Ia segera
menutup kedua matanya dengan tangan sebelum akhirnya..
"AAKKK. DASAR OM TUA MESUM. KENAPA NGGAK BILANG KALO OM BELUM PAKE APA-APA?!!"Diyo sendiri juga kaget. Tapi tidak sampai seberlebihan gadis belia itu. Dengan cepat Diyo mengambil baju kaos seadanya, dan celana jeans hitam. Sudahlah. Setidaknya itu lebih baik daripada harus mengenakan kemeja bukan?
Setelah selesai, Diyo lantas berjalan menuju Alra yang masih dalam posisi sama seperti sebelumnya. Diyo mempertipis jarak diantara mereka, membuat Alra semakin merapatkan kedua matanya.
"U-udah?" tanyanya terbata.
Diyo tak menjawab. Melihat tingkah gadis itu, entah kenapa membuatnya ingin bertingkah lebih.
Diyo berjalan maju. Membuat Alra refleks mundur. "Ke-na-pa?"
Sadar atau tidak, Diyo terkekeh pelan melihat gadis mungil di depannya. Dengan sengaja Diyo semakin mendekatkan tubuhnya dengan Alra yang sekarang sudah mepet dengan pintu.
"Ke-na-pa Om?"
Diyo menyejajarkan tingginya dengan Alra. Dengan suara pelan, dia berbisik. "Kamu bisa minggir? Saya mau lewat."
Alra yang mendengar itu segera membuka mata. Dia terkejut bukan main, tatkala wajahnya berada sangat dekat dengan Diyo.
"Minggir," ucap Diyo lagi.
Tanpa berkata apapun, Alra bergeser ke samping. Membiarkan Diyo keluar, meninggalkannya sendirian. Sepertinya, kesadaran Alra menguap. Kenapa? Kenapa dia harus gugup dihadapan om tua seperti Diyo?
***
Hening. Mobil yang ditempati Diyo dan Alra itu sungguh lengang. Seolah tiada kehidupan. Baik Diyo maupun Alra tak ingin memulai obrolan.Keheningan itu akhirnya pecah juga saat ponsel di dalam tas Alra bergetar. Dengan cepat Alra mengangkat telepon yang ternyata dari Daniel.
"Kenapa?"
Diyo melirik Alra sebentar. Melihat gadis itu yang serius menatap ke depan.
"Gitu? Sayang banget. Padahal udah di jalan"
Sekali lagi Diyo melirik Alra, tapi wajah gadis itu berubah suram. Dalam hati Diyo bertanya ada apa tapi gengsi bertanya kenapa.
"Iya. Nggak papa kok. Lain kali juga bisa"
Setelah mengucapkan kalimat itu, Alra menutup telepon dan menoleh ke arah Diyo. Tatapan mereka tak sengaja bertubrukan, tapi dengan cepat Diyo alihkan. Suasana entah kenapa berubah canggung.
"Emm, Om. Temenku tiba-tiba ada urusan," ujar Alra kemudian.
"Ooh"
"Kayaknya kita nggak jadi jalan deh. Kalo gitu putar balik aja," ucap Alra pelan. Sejujurnya ia cukup kecewa. Malam minggu pertamanya bersama seorang cowok harus tertunda.
"Ngapain pulang?"
Ucapan Diyo itu membuat Alra refleks menoleh ke arah pria itu.
"Emang kita mau ngapain?"
"Kamu maunya kemana?"
Maaf singkat😩😩
Akhir-akhir ini cukup sibuk. Bisanya sampai disini dahulu.By the way, jangan hanya dibaca tapi juga divote. Heheh
Jangan lupa follow ig _ayumelani dan follow juga akun wattpadkusebutkan pengguna
Oh iya, jangan lupa cek story di akun yuemastorysebutkan penggunasebutkan penggunasebutkan pengguna
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Om (Sudah Terbit)
RomanceHighest rank #1in2020 (250620) #1inLove (071020) Kehidupan SMA yang harusnya penuh warna remaja, menjadi tidak karuan kala Alra dijodohkan dengan pria yang 12 tahun lebih tua darinya. Alra yang polos, lugu, dan ceria menjadi olokan si pria yang begi...