I Love You Too

21.9K 793 26
                                    

Jangan lupa vote dulu ya.

Follow author juga😀

Follow ig @ayumelanieee ya
E-nya tiga, hehehhe

Happy reading

Diah berjalan menuju ruangan menantunya. Senyum yang terpatri di bibirnya menandakan betapa bahagianya dia.

Sebelum masuk, dia menemui sekretaris Diyo lebih dulu.

"Diyo-nya di dalam?"

"Anda siapanya?"

"Mertua."

Sekretaris itu mengangguk mengerti. Ia menatap pintu ruangan sebentar, lalu beralih menatap ibunda Alra.

"Kayaknya anak ibu dan Pak Diyo lagi ada masalah." Muncul sudah sifat orang yang terlalu repot urusan orang lain.

Diah mengernyit bingung mendengar penuturan wanita di depannya.

"Maksud kamu apa?"

"Ibu masuk sekarang aja. Takutnya ibu mengira saya memfitnah." Padahal dalam hati, sekretaris itu tersenyum menang. Perasaan sukanya kepada bosnya itu, sudah terlalu lama dipendam.

Diah tanpa bertanya apapun, langsung membuka pintu ruangan Diyo. Dia tak perlu mengetuk kan?

Tapi lihat. Pemandangan pertama yang ia temukan, adalah sebuah hal yang tak pernah terlintas dalam pikiran. Menantu yang ia banggakan dan ia percaya, tengah berciuman dengan seorang perempuan yang bukan isterinya.

Diah menatap Diyo kecewa. Air matanya merembes turun, menandakan betapa kecewanya wanita beranak satu itu. Dia ingin tak percaya, tapi bukti nyata sudah di depan mata. Apa lagi alibi yang bisa menyangkal.

"Bunda!" Diyo berseru kaget. Dia dengan cepat berdiri hendak menghampiri seseorang yang tak ia sangka akan disini.

Tapi Diah mengisyaratkan agar Diyo tetap disana. Lantas ia menutup pintu. Meskipun ia diselimuti amarah, dia masih harus menjaga nama baik Diyo. Terlepas dari semua perbuatannya.

Diah meneliti penampilan Diyo. Kemeja acak-acakan dan kancing teratas yang terbuka. Dasi pun sudah tidak menentu bentuknya.

"Perbaiki pakaian kamu!" Perintah Diah dingin.

Diyo dengan kikuk memperbaiki kemejanya yang semrawut. Jujur, dia tidak paham reaksi wanita itu. Bukankah harusnya dia marah? Bagi Diyo itu lebih melegakan, daripada diam seperti sekarang.

"Kamu nggak duduk?" tanya Diah lagi.

Diyo akhirnya duduk diikuti Ranya yang sedari tadi cukup bingung.

Mereka duduk berhadapan.

Diah menatap menantu dan wanita di sampingnya bergantian.

"Berapa lama?"

"Maksud Bunda apa?"

"Tentu saja hubungan kalian."

Diyo menjilat bibirnya gugup. Ini seperti interogasi oleh jaksa karena kasus tinggi.

"Ini bukan seperti itu. Saya bisa jelaskan semua." Diyo mempertahankan suaranya agar sama.

Diah menghela nafas. "Lalu apa? Ketika seorang pria dewasa dan wanita dewasa yang bukan sah, melakukan hal seperti tadi tidak memiliki huhungan apapun, apa itu masuk akal?" Nampaknya kemarahan Diah mulai keluar. Terbukti dari suaranya yang mengeras.

Ranya yang sedari tadi menjadi pendengar menjadi sangat gugup. Tatapan Diah yang kadang menghunusnya, membuatnya merasa hina. Sebenarnya apa yang dipikirkan wanita di hadapannya ini?

Married With Om (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang