'Cemburu itu perasaan ketika aku melihat kamu dengan yang lain. Makanya tetap disini denganku'
-suarahatiDiyoFollow author in wattpad and Ig @_ayumelani
Budayakan vote sebelum baca😊
Kejadian di mobil itu terlihat seolah tidak pernah terjadi. Ya, baik Alra maupun Diyo tidak ada yang membahas. Benar-benar lenyap.
Alra akan segera tidur. Tapi canggung menyelimuti. Alhasil, dia pura-pura mengelus Coco yang bahkan sudah tertidur. Seraya sesekali melirik Diyo yang tengah bekerja. Ya, seperti biasanya.
Diyo tidak sebodoh itu untuk tidak menyadari kelakuan gadis belia itu. Dia menoleh. Mata keduanya bertubrukan. Hanya sebentar karena Alra segera mengalihkan. Hal itu terjadi beberapa kali, membuat Diyo sedikit jengah. Dia menghela nafas pelan. Menoleh ke arah Alra kemudian.
"Ada apa?"
Alra terkesiap. Dia menoleh Diyo. Jantungnya berdegup kencang pertanda kegugupan.
"Emm. Itu.."
"Hm?"
"Aku mau tidur," ucap Alra cepat. Dia menggaruk tengkuknya canggung. Tersenyum aneh, lantas berdiri meninggalkan Diyo disana sendiri.
Alra memukul pelan keningnya. Mengumpati diri sendiri karena mempermalukan harga diri. Bego kamu, Ra.
Alra tiba di kamar. Dia membaringkan tubuh. Seperti biasa, batas itu ada. Batas keduanya, agar tidak terjadi hal yang tidak diharap. Gadis itu berusaha memejamkan mata, tapi saat ia mendengar suara langkah kaki mendekat, dia kembali membuka mata. Melirik Diyo berjalan pelan ke arahnya. Ralat. Ke arah tempat tidur. Alra berusaha tidak peduli. Tapi, lagi-lagi dia terkesiap. Pembatas itu, pembatas yang sudah menghiasi tempat itu sejak awal, rasanya seperti diasingkan. Dengan cepat Alra menoleh. Benar saja. Pembatas itu telah tiada.
"Om ngapain?"
Diyo menatap Alra. "Saya risih dengan itu."
"Tapi Om.." Alra nampak tidak terima.
"Saya tidak akan menyentuhmu tanpa seizinmu. Paham?"
Diyo menatap Alra lembut. Alra meleleh. Ah, kenapa harus luluh di waktu yang nggak seharusnya? Sudahlah, Alra angkat tangan. Dia mengangguk kemudian membalikkan badan membelakangi Diyo. Nampaknya dia akan tidur seperti itu. Sementara Diyo yang merasa diabaikan hanya tersenyum kecil. Menggemaskan.
***
Alra tidak sabar keluar. Keluar dari kelas lalu menghambur menuju kantin. Bosan, hanya itu yang terasa. Bukan hanya Alra saja, tapi seisi kelas.
"Tugas kelompok itu harus dikumpul minggu depan. Jangan ada bantahan." Suara bu Hanum menggelegar. Guru sastra yang juga seorang penulis itu memberikan tugas membuat sebuah kumpulan cerpen secara berkelompok. Syukur, siswa bebas memilih kelompoknya.
"Saya keluar sekarang. 10 menit lagi bel, saat itu kalian punya waktu menentukan kelompok. Ingat, minimal 3 orang maksimal 5."
"Iya Bu"
Alra melirik Marta dan Elis. Dia tersenyum pun dengab keduanya. Senyuman yang mengatakan, 'kita sekelompok ya'
Setelah menemukan kelompok, Alra bingung mau melakukan apa. Tak sabar ingin segera keluar. Namun, suara seseorang mengalihkan.
"Gue sekelompok bareng lo, ya?"
Alra menoleh. Dia Reynal. Cowok berambut ikal, pipi tembem, tinggi, kulit sawo matang, dan tubuh berisi. Cowok itu biarpun terbilang ganteng tapi tak pernah pamer. Dia pendiam. Makanya, Alra cukup kaget.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Om (Sudah Terbit)
RomanceHighest rank #1in2020 (250620) #1inLove (071020) Kehidupan SMA yang harusnya penuh warna remaja, menjadi tidak karuan kala Alra dijodohkan dengan pria yang 12 tahun lebih tua darinya. Alra yang polos, lugu, dan ceria menjadi olokan si pria yang begi...