Malam ini (15+)

41.5K 1K 25
                                    

Vote dulu sebelum baca. Jangan lupa tinggalkan komentar jika bersedia.

Follow author di wattpad.

Dan follow ig author @_ayumelani
Untuk follback, dm saja😂😂 mari bertema yah guys

Happy reading

Semoga baper hingga senin

Alra masih saja menjadi sorotan di sekolah. Padahal sudah 1 minggu sejak kejadian itu. Gadis itu hanya mampu menunduk. Memang, dia bisa apa?

"Kalo lo begini, orang-orang bakal semakin nge-judge lo." Elis merangkul Alra. Padahal ini sudah 1 minggu, tapi gadis ini masih saja seperti ini. Padahal, di depan gadis ini selalu berkata bisa.

Alra tersenyum kecil. "Ngeri aja. Semua orang ngeliat gue begitu banget."

Elis menghela nafas. Dia menatap tajam sekeliling. "LO SEMUA APA-APAAN HAH?! DIA ITU PACARNYA. APA SALAH DIA MELUK PACARNYA SENDIRI?!" Elis berteriak marah. Ini sudah terlalu lama untuk memendam.

Alra yang melihat itu berusaha menghentikan Elis, tapi gadis itu masih saja mengumpati semua orang. Bahkan, saat Marta bergabung dan berusaha melerai, tetap saja Elis tak mau berhenti.

Ya, sebelum Daniel datang. "Pacar? Bukan simpanan?" sinis cowok blasteran Korea-Indo itu.

"Lo gila ya?" Marta bertanya sinis. Dia akhirnya jengah juga melihat para manusia kurang kerjaan ini.

"Temen lo yang gila. Padahal gue ada, masa dia mau aja jadi simpanan om-om."

"Aku nggak kayak yang kamu pikirin. Ini salah paham." Alra menatap Daniel kecewa.

Elis yang melihat sahabatnya seperti itu tentu saja tidak tega. Dia menatap Daniel tajam. "Asal lo tau, Diyo itu pacar Alra. Pacar. Bukan simpanan," tegas Elis. Dia menekankan setiap kata yang ia ucapkan.

"Jadi lo bisa jelasin, soal dia yang manggil 'Om'?"

Elis diam. Apa yang harus ia katakan? Daniel yang melihat gadis itu diam, tersenyum sinis.

"Itu panggilan sayang. Awalnya aku manggil dia gitu, karena umurnya yang emang lebih tua. Tapi jadi keterusan." Alra memberi alibi, yang sangat tidak pernah terpikirkan.

Semua orang yang mendengar itu, mengangguk saja. Meskipun panggilan sayang dengan sebutan demikian sangatlah aneh. Mereka akhirnya bubar, tak lagi ingin menyaksikan perdebatan.

Daniel sendiri juga tidak tau harus berkata apa. Dia hanya menatap Alra sebentar. Bagaimana pun juga, dia masih menyukai gadis ini.

***

"Gue nggak nyangka lo bakal bilang itu," ujar Marta kala mereka tengah di kantin.

Alra menghela nafas pelan. "Gue juga. Geli banget tau."

Elis terkekeh. Dia sendiri pasti juga merasa geli mengatakan hal yang demikian.

"Tapi berhasil ngebungkam mulut-mulut jahanam, kan?"

"Iya juga."

Ketiganya akhirnya tertawa saja. Siapa sangka, kalimat menggelikan semacam itu ternyata ampuh. Tapi, kalu dipikir pun hal itu tidak salah bukan?

"BTW Ra, malam setelah pulang dari kafe kalian beneran nggak ngelakuin apapun?" Elis secara tiba-tiba bertanya. Tentu saja Alra malu. Lihat saja, wajahnya memerah.

"Beneran," jawabnya pelan.

Elis menatap Alra ragu. "Sekalipun ciuman?"

Alra membelalak kaget. "Itu...privasi." Gadis itu menjawab malu.

Married With Om (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang