Merebut/Direbut

25.2K 831 32
                                    

Diyo tersenyum memikirkan gadis kecilnya akan datang. Padahal ini bukan kali pertama, tapi suasana diantara keduanya yang berbeda membuat rasa baru untuk Diyo. Bukankah dia terlihat seperti remaja yang tengah kasmaran?

Diyo yang merasa semakin tidak sabar untuk bertemu, memilih turun ke lantai bawah. Tentu saja dia turun memakai lift khusus bukan lift yang biasa dipakai para karyawan. Hal itu membuat, pertemuan dia dengan seseorang yang di tunggu terjeda.

Diyo masih berjalan santai saat menuju pintu keluar, tapi pelukan tiba-tiba seseorang mengejutkannya.

"Diyo, aku kangen," seru wanita yang memeluk Diyo itu. Wanita dengan pakaian minim yang membentuk lekuk tubuhnya yang indah. Tinggi diatas rata-rata untuk ukuran wanita Indonesia.

Masih dalam keadaan setengah sadar, Diyo melepas pelukan itu hendak melihat siapa yang dengan lancangnya memeluknya di perusahannya ini. Bahkan sampai membuatnya menjadi sorotan orang-orang.

"Sia..." Tak sampai menyelesaikan ucapannya, Diyo terkaget melihat siapa wanita di depannya ini.

Wanita itu tersenyum lebar. Sangat kentara bahwa ia senang. Dia melepas peluknya sejenak lalu berteriak begitu hebohnya. "SURPRISE!!"

Lalu kembali menumpahkan rindu dengan semakin erat memeluk Diyo. Diyo sendiri tak lagi menolak. Dia terpaku. Dunianya goyah. Kedatangan wanita ini yang tiba-tiba masih cukup mendebarkan hatinya. Tidak! Dia tidak lagi mencintai wanita ini kan? Dia memiliki Alra. Dia memiliki isteri. Tapi, saat mendengar ucapan wanita itu, dia semakin goyah.

"Aku udah lama nunggu momen ini. Aku udah ngorbanin cita-cita aku jadi sekretaris paling handal dan berkecimpung di dunia modeling yang sangat aku benci. Dan itu demi kamu, Yo."

"Ranya," gumam Diyo pelan. Dia tidak mampu berkata apapun disaat sekarang. Seolah semua kata dalam pikiran berubah rumpang dan Diyo tak paham memperbaikinya. Diyo seolah lupa cara merangkainya.

Sampai akhirnya, sebuah kantong plastik mendarat di sampingnya. Mengeluarkan isinya berupa nasi dan lauk. Diyo kaget pun dengan Ranya. Masih dalam posisi berpelukan, Diyo menoleh ke arah datangnya benda itu. Dan betapa terkejutnya dia saat menemukan gadisnya berdiri dengan derai air mata.

"DASAR BANGSAT!!"

Ranya terkaget juga semua yang menyaksikan. Gadis mungil yang masih terlihat seperti gadis SMA itu berani mengeluarkan umpatan demikian. Terutama Ranya. Dia menatap aneh ke arah Alra. Pasalnya gadis itu nampaknya menyuarakan umpatan itu untuknya.

"Maaf. Kamu siapa?"

"Tanya sama dia." Alra menunjuk ke arah Diyo.

Ranya semakin bingung. Dia menatap Diyo bertanya. Tapi kenapa? Diyo tergagu.

Hal itu membuat Alra merasa sangat sakit. Terutama melihat wanita yang berdiri dengan Diyo itu, dibandingkan dirinya, wanita itu terlihat sangat sempurna.

Alra berlalu begitu saja. Enggan menyaksikan kelanjutan kisah yang hanya menumbuhkan luka. Dia berjalan cepat, lalu berlari saat sudah diluar gedung mewah itu.

Diyo akan pergi mengejar tapi ditahan oleh Ranya.

"Dia isteri saya." Diyo berucap dingin. Hal itu membuat Ranya refleks melepas genggamannya. Suara Diyo barusan, adalah suara yang tidak boleh ia bantah. Ya, Ranya paham soal itu. Alhasil dia memilih diam. Menyaksikan tubuh Diyo perlahan menghilang mengejar si gadis tadi.

***

Alra berhenti. Berlari bukanlah keahliannya. Dia melihat ke belakang. Apa yang dia harapkan? Diyo sudah bertemu dengan wanita cantik. Lebih cantik dari dirinya. Lebih tinggi. Lebih paham fashion. Lebih dewasa. Lebih berkelas. Ahh, segalanya lebih untuk wanita itu.

Married With Om (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang