Demi Alra 1

24.1K 835 22
                                    

Ada yang kangen kisah mereka?

Vote dulu sebelum baca.
Follow author di wattpad dan ig @ayumelanieee

'Mencintai, rumit. Melupakan, sakit. Cemburu, sesak. Kehilangan, patah'

-sebuahrasadiyoalra

Happy reading

Diyo berjalan menuju sebuah kafe. Saat netranya menemukan keberadaan sosok yang ia barusaja  hubungi, dia langsung menghampirinya. Diyo duduk di hadapan wanita yang ia kenal. Siapa lagi kalau bukan Naya. Huh! Emang Diyo punya orang lain selain Naya?

"1 jam 30 menit." Naya menatap tajam Diyo.

"Tadi ada urusan"

"Emang gue nggak punya urusan?"

Diyo memilih mengabaikan omelan Naya membuat wanita itu menghela nafas kasar. Dasar Diyo.

"Butuh bantuan apa?" Naya langsung to the point.

"Soal Ranya." Diyo meneguk kopi di depannya. Ahh, Naya memang sahabat terbaik.

"Dia balik?" Naya bertanya heboh. Semakin membelalakkan mata, kala Diyo mengangguk.

"Alra tau?" Nada Naya berubah khawatir.

Diyo menghela nafas pelan. "Hm. Dia tau tapi tidak ada lagi masalah."

Naya mengernyit bingung. "Jadi lo ngapain ngehubungin?"

"Masalahnya ada di Bundanya Alra. Beliau salah paham." Diyo berterus terang. Dia mulai menjelaskan kejadian siang itu. Tentu saja dia melewatkan soal dia yang ciuman.

Naya mengangguk mengerti. Dia mulai paham akar permasalahannya yang sebenarnya tidak begitu rumit kalau saja Diyo tak terlalu ambil pusing soal Ranya. Tapi Naya tau. Seberapa berharganya Ranya di masa lalu Diyo.

"Jadi lo mau gue ngapain?"

"Kamu jaga Alra dan Bunda."

"Jaga dari apa?"

Diyo menghela nafas. Lagi-lagi dia menyeruput kopinya. "Ranya itu sulit ditebak dan nekatan."

Nampaknya Naya mulai tau maksud pria di depannya.

"Saya khawatir dia macam-macam seperti dulu"

Naya meringis mengingat masa perkuliahan mereka dulu.

"Maksud lo waktu dia ngejambak gue?"

Diyo mengangguk.

***

Flashback 7 tahun lalu

"Diyo, kamu ngapain?" Ranya bertanya retorik. Tentu Diyo sedang mengerjakan tugas kuliah. Itulah mengapa Diyo tidak perlu menjawab. Dia diam.

Hal itu tentu membuat Ranya jengah dan kesal. Dengan nekat, dia menutup laptop membuat si empunya menatapnya dingin.

"Sesekali kamu ngabisin waktu bareng aku. Kamu kenapa nggak berubah sih?" kesalnya.

Diyo menghela nafas. "Saya harus menyelesaikam kuliah dengan cepat. Paham?"

"Tapi kan..."

"Bacot banget sih lo."

Tentu itu bukan Diyo. Melainkan Naya yang tiba-tiba bergabung dengan mereka. Dia menatap Ranya kesal. Naya, sebagai gadis yang pernah menyukai Diyo, tak dapat dipungkiri dia masih kesal akan kedekatan keduanya.

"Apa? Emang salah kalau minta sesuatu dari pacar sendiri?" balas Ranya tak kalah sewot.

"Pacar?" Naya bertanya dengan nada mengejek. Lalu tertawa tidak jelas.

Married With Om (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang