Kamu Milik Saya

28.4K 964 33
                                    

'Kamu milik saya dan akan tetap seperti itu'
(Diyo kepada Alra)

Untuk para jomblo tak perlu risau. Diyo juga milik kalian

\\\\

Kejadian malam itu benar-benar mengubah semua. meskipun canggung masih terasa, tapi keduanya sama-sama bahagia. Ya, bahagia karena berhasil menemukan rasa terselubung. Bahagia, karena telah menemukan pengisi hati.

Pagi ini seperti biasa Diyo mengantar Alra ke sekolah. Selama perjalanan, tak ada yang membuka suara. Sampai tiba di sekolah pun, keadaan sama saja. Tepat saat Alra akan membuka pintu mobil, Diyo menghentikannya.

Alra menatap Diyo bertanya. Tapi, pria iti diam saja. Dia hanya menatap wajah gadis itu lamat-lamat. Matanya turun menatap bibir mungil gadis belia itu, membuatnya teringat kejadian malam itu. Tanpa sadar, dia tersenyum kecil.

"Ada apa Om?" tanya Alra bingung.

Dia hanya menggeleng. Lalu mempersilakan Alra keluar. Aneh, pikir Alra.

Alra menelusuri lorong kelas. Ya, seperti hari lalu, dia selalu bertemu dengan Daniel. Kali ini berbeda. Dulu, dia akan gembira tanpa alasan. Tapi sekarang terasa biasa saja.

"Ra!"

"Iya?"

Daniel tersenyum. Manis, seperti biasa. Lagi-lagi jantung Alra berdebar cepat. Apa ini? Tidak mungkin kan dia mencintai 2 lelaki di waktu yang sama?

Daniel mengulurkan tangannya, mengacak rambut panjang Alra. Sepertinya itu adalah hobby baru untuknya.

Perjalanan bersama Daniel seperti ini, membuat Alra merasa ada yang janggal. Membuatnya merasa telah mengingkar janji. Alra menghela nafas. Diyo dan Daniel. Sebenarnya hatinya untuk siapa? Kenapa dia harus selabil ini?

***

"Mar, Lis!" panggil Alra.

Marta dan Elis hanya bergumam. Karena mulut mereka dipenuhi makanan.

"Gue bingung. Gue suka sama Om Diyo, kayaknya. Tapi, gue juga suka sama Daniel," curhat Alra.

Elis yang mendengar itu menatap Alra. Menelan makanannya dahulu kemudian berbicara. "Itu biasa. Lo kan orangnya baperan."

Alra memberengut kesal. Elis, tak pernah membantu sama sekali.

"Menurut gue, rasa lo ke Daniel cuman sebatas kagum doang. Beda kalo Om Diyo." Marta memberi pendapat yang diangguki Elis.

"Gitu?" Alra bingung.

"Gini deh. Lo suka sama Daniel karena apa?" tanya Elis berusaha meluruskan jalan pikir temannya yang polos itu.

"Ganteng? Kayal oppa?"

"Nah. Kalo Om Diyo?"

Alra nampak berpikir. Kenapa ya? Om Diyo dingin, cuek, tapi juga bisa romantis. Ahh, mengingat kejadian malam itu membuatnya tersenyum tiba-tiba.

Elis dan Marta yang melihat reaksi gadis itu, mesem-mesem. "Lo suka Om Diyo." Marta berujar final.

Alra yang mendengar itu mengernyit. Benarkah? "Jadi maksud kalian perasaan gue ke Daniel cuman kagum doang?"

Marta dan Elis mengangguk semangat. Entahlah, Alra pun tak berniat mengelak. Mungkin benar, perasaannya untuk Daniel tak sedalam itu. Debaran yang kerap ia rasakan hanya debaran biasa karena diperhadapkan dengan sosok idaman yang selalu ada dalam alam khayalnya.

***

Waktu berlalu dengan cepat. Baik Alra atau Diyo belun satupun yang mengutarakan rasa. Tak ada yang berbeda dari ciuman itu. Semua masih sama. Monoton. Diyo masih dingin. Alra dibuat bingung. Apakah Diyo suka atau tidak? Apakah perasaannya hanya sepihak?

Married With Om (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang