ENAM

102K 3.4K 80
                                    

Rena pov

Waktu sudah menunjukan Jam setengah 7 aku dan mamah sudah siap untuk menyambut keluarga dari calon suamiku malam ini. Aku sudah ikhlas dengan siapapun aku menikah mungkin ini sudah takdir dari tuhan untuk diriku.

Aku dan mamah sedang menunggu diruang tamu, ada suara mobil yang berhenti dihalaman rumah saat mamah membuka pintu mamah langsung menyapa tamu yang datang aku yakin itu adalah calon mertuaku. Aku yang melihat orangtua seumuran mamah masuk kedalam aku langsung berdiri dan bersalaman.

"Ini rena?" ucap wanita yang seumuran dengan mamah

"Iyaa.. Ini rena, rena kenalin ini mamah dari calon kamu itu tante lina dan om agus" aku yang mendengar mamah langsung memperkenalkan namanku

"rena tante.. Omm.. " ucapku sambil tersenyum kepada keduaorang tersebut. Yapp dua orang, aku juga bingung kenapa mereka tidak membawa anak mereka katanya mau dikenalkan denganku

"Besok kalau udah resmi jadi menantu jangan panggil tante dan om yaa, panggil Kita mamah dan papah" ucap wanita tersebut padaku yang membuat orang yang ada tertawa

"Anakmu mana?" tanya mamah, ternyata bukan hanya aku yang mencarinya

"Lagi parkir mobil tuh didepan" setelah tante lina menjawab aku langsung cemas malu rasa yang kurasakan sekarang sangat bercampur² aku ngga menyangka aku akan menikah diumur semuda ini

Waktu aku sedang duduk ditengah perbincangan mamahku dan mamah calonku aku kaget dengan orang yang berdiri mematung dan melamun didepan pintu rumahku. Kenapa Pak bagas ada disini?... Yapp pak bagass Guru olahragakuu, Apa dia kakak dari calonku emang pak bagas punya adik? Dia diam terpaku didepan pintu dan aku hanya bisa menunduk bingung melihat pak bagas disana. Tiba2 mamah pak bagas membuyarkan lamunannya

"Hey bagas masuk..." ucap mamah pak bagas

"Ehh.. Iya mah, assalamualaikum"

"walaikumsalam" jawab kompak semua orang didalam, aku melihat pak bagas mulai berjalan Karrah kerumunan diruang tamu. Dia duduk didepanku persis dia mulai melihatku dan aku bertanya kepadanya

"Lohh.. Bapak?" celetukku

"Loh kok kamu tau dia ren? " Tanya mamah padaku

"Dia guru olahraga renata mah" jawabku

"Ternyata kalian sudah Kenal, Dan ternyata status guru dan murid. Jadi begini renata, bagas ini anak kami satu2nya ini adalah calon suami kamu. Dan kamu bagas ini renta dia adalah calon istri kamu, pasti kalian susah menerimanya? Papah ngerti perasaan kalian tapi tolong kabulkan permintaan papah dari renata papah juga samasekali tidak mengira kalian adalah murid dan guru. Dan kamu karin om tau ini keputusan yang tidak adil buat kamu, kita bisa merahasiakan status kamu saat disekolah begitupun bagas. Kamu mash bisa sekolah asalkan status ini tidak diketahui oleh pihak sekolah. Tapi ini semua kembali kekalian papah cuma menjadi perantara untuk permintaan terakhir papah kamu renata" aku yang mendengar penjelasan om agus hanya diam terpatung. Apa aku harus menerima perjodohan ini? Dan statusku akan menjadi istri dari guru olahragaku?

"Kalau dari bagas, bagas insyaalah siap menerima perjodohan ini. Insyaalah ini sudah takdir yang Paling baik tuhan kasih buat bagas" aku mendengar ucapan tulus dari pak bagas. Aku bingung apakah aku tidak salah jika menerima ini, sebenarnya aku suka sama pakbagas. Mungkin tuhan udah menakdirkan aku dengannya dengan ini aku mau menerima perjodohan ini toh aku ngga mau ngecewain mamah dan papah

"Insyaalah renata mau menerima perjodohan ini" jawabbku yang membuat mamah, tante, om dan terutama pak bagas terkejut sambil tersenyum kearahku

"Allhamdulilahh, buat kamu bagas. Tante mau kamu harus jagain renata jika sudah jadi istri sah kamu. Dan kamu renata kamu harus nurut sama suami kamu kelak" ucap mamah sambil memlekku

"siap Tante" jawab pak bagas

"Papah udah ngerencanain pernikahan kalian, kita adakan 2minggu lagi" ucapan om agus membuat aku terkejut. 2minggu lagi aku menikahh

"Pah, emang ngga kecepeten? Ngga nunggu karin Lulus dulu? Bagas insyaalah siap nunggu kok pah. Kita kan bisa diikat tali pertunangan dulu kita juga mau Kenal satu sama yang lain" aku yang mendengar pak bagas sedikit ragu, apakah Dia tidak mau cepat2 menikah denganku? Apakah dia sudah mempunyai pacar?

"Niat baik harus segera dilaksanakn gas" ucap om agus

"Kalau itu yang terbaik bagas mau pah" aku sedikit senang atas ucapan pak bagas. Dugaanku salah dia mau menikah denganku

"Tante boleh pinjem renata sebentar?" aku terkejut saat pak bagas meminta ijin kemamah

"Silahkan" aku mengikuti pak bagas dari belakang sepertinya Dia bingung mau kemana karena dia belum tau betul ruanh2 dirumahku

"Saya ngga tau kita mau ngobrol dimana? Bisa kamu berjalan didepan saya?" tanya pak bagas sambil menggaruk lehernya hal itu membuat akuu menahan tawa dibelakangnya

"Kita ketaman belakang rumah aja pak, mari" ucapku ramah yang sekarang berjalan didepan pak bagas

Vote vote

My Teacher Is My Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang