77

22.8K 999 80
                                    

"APA!? DIRUMAH SAKIT?" ucap bagas saat mendengar kata-kata dari karyawan cafe.

"Iya pak, ibu nadia sekarang ada dirumah sakit lavender"

"Ya sudah sekarang saya kesana" ucap bagas.

"Kenapa? Siapa yang dirumah sakit?" tanya rio, bagas sedang bersama rio saat ini rio memang sudah biasa berkunjung kekantor bagas.

"Nadia, gue harus kesana sekarang"

"Gue ikut!"

"Yaudah ayok, tapi kita jemput renata dulu pake mobil gue aja ya biar ga ribet" rio mengangguk paham.

Kini bagas, rio, dan renata sedang menuju kerumah sakit renata cemas pada nadia.

"Suster apa benar ada pasien bernama Nadia zemira ningrum?" sesampainya dirumahsakit bagas langsung bertanya kepada salah satu suster.

"Iya betul.."

"Kalau boleh tau kenapa nadia?"

"Saudari nadia dibawa kesini karena mengalami kecelakaan pak.."

Bagas, renata dan rio sontak terkejut mendengar ucapan suster.

"Diruang apa nadia suster?"

"Sekarang saudari nadia masih ditangani dokter dan masih di IGD"

"Terimakasih" ucap bagas, dan ia langsung bergegas menuju IGD.

Tampak seorang pria yang ikut cemas menunggu kabar dari dokter yang menangani nadia.

"Siapa kamu?" tanya bagas pada bian.

"Saa.. Saya bian.."

"Jangan-jangan lo yang nyebabin nadia masuk rumah sakit" ucapan bagas meninggi pada bian.

"Sayang!?" ucap renata menarik tangan bagas.

"Lo? Lo yang nabrak nadia!?" tanya bagas, bian mengangguk.

"JADI LO PELAKUNYA!!" bagas membawa bian kepojok tembok dan ingin mengahantamnya.

"Gas, sabar gas.." ucap rio.

"SAYANG!!? BERHENTII!!" renata berusaha menarik bagas agar menjauh dari bian.

"SAMPAI TERJADI APA-APA SAMA NADIA, LO HARUS TANGGUNG JAWAB!!" ujar bagas.

"Udahh!! Sinii!! Mass!!" renata masih berusaha menarik bagas.

"Permisi bisa berbicara dengan keluarga dari nadia?" tiba-tiba dokter yang menangani nadia keluar.

"Saya, saya kakak nadia" ucap bagas. Bagas langsung mendekati dokter tersebut.

"Jadi begini, kondisi nadia baik-baik saja tubuhnya yang syok menyebabkan dia pingsan hanya ada luka sedikit akibat goresan jalan. Nadia juga sudah siuman bisa dijenguk tapi maksimal 2 orang ya" ucap dokter tersebut.

Bagas melirik tajam bian yang merasa bersalah.

"Kamu aja ya yang masuk, kasian keyra kalau diajak kedalam" ucap renata diangguki bagas.

Renata pov

Aku memutuskan untuk diruang tunggu saja, tidak tega membawa keyra masuk kedalam takut ada hal yang tidak diinginkan. Aku melihat bian tertunduk ya dengan wajah bersalah.

"Kenalin saya renata" aku menyodorkan tanganku padanya, dia ternsenyum lalu menerima uluran tanganku.

"Bian" ucapnya.

"Betul kamu yang menabrak nadia?" tanyaku perlahan, aku juga tidak mau terbawa emosi.

Bian mengangguk.

My Teacher Is My Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang