46

57.8K 1.7K 40
                                    

Gerimis hujan menyambut pagi dibali, samar-samar membangunkan satu insan yang sedang berpelukan saling mencari kehangatan mereka saling menyayangi dan mencintai, ya hanya mereka yang dapat merasakan keindahan cinta itu.

Renata pov

Aku terbangun karena suara gerimis hujan yang kudengar. Saat ini yang kurasakan adalah kehangatan dan kenyamanan.

Aku membuka kelopak mata secara perlahan, menyeimbangkan penglihatan dengan sorot lampu diatasku.

Sejenak aku merasakan kulit lembut menempel disebagian tubuhku, aku mengingat kejadian semalam yang membuatku mengukir senyum.

Aku sudah layak menjadi istri yang seutuhnya?  -batinku

Kak bagas masih terlelap, tangannya masih setia melingkar ditubuhku. Udara yang dingin tidak terasa karena ada suamiku.

Rasanya sangat hangat dan nyaman tanpa penghalamg satu apapun dengan suamiku ini, aku ingin merasakan momen ini lebih lama.

Aku teringat aktivitas semalam, aku mengukir senyum saat mengingatnya. Aku mengusap wajah damai suamiku, aku mulai berani memegangnya hihi.

Usapanku membuatnya terusik, kakbagas mulai mengerjapkan kelopak matanya. Dia bangun hembusan nafasnya terasa diwajahku karena wajah kita hanya berbatas 5cm saja.

"Pagi sayang.." sapaku malu-malu.

"Pagi sayang.." jawab kakbagas.

"Muka kamu lelah sayang, yuk tidur lagi?" ajak kakbagas tapi aku menolak, tubuhku sudah lengket sekali aku ingin mandi dan lapar.

Aku menggelengkan kepala menolak tawaran kakbagas.

"Apakah kamu lapar? Lalu terbangun?" tanya kak bagas padaku.

Yaampun suami pengertian banget, tahu aja istrinya laper -batinku

Kakbagas langsung melepaskan pelukanya, cup. Kak bagas mencium bibirku singkat sebelum beranjak.

Kakbagas turun dari ranjang mengenakan celana terlebih dahulu, aku? Aku masih berbaring diranjang. Badanku sakit semua, aku juga sulit bergerak karena merasakan perih dibagian bawah perutku.

"Ayok aku bantu, pelan-pelan" kakbagas menolongku dan aku mengangguk.

Bagas pov

Aku menolong renata untuk beranjak dari ranjangnya, aku membantu renata merubah posisinya menjadi duduk selimut yang dia kenakan merosot kebawah.

Aku menelan saliva

Tahan bagas kamu bisa -ucapku

"Ayo aku bantu berdiri" tanganku terulur memegang erat tangan renata setelah itu menariknya agar bangkit dari duduknya.

"Awhh.." rintih renata, aku paham apa yang terjadi pada renata.

"Aku gendong aja yaa" tawarku lalu diangguki oleh renata.

Aku langsung menggendong renata membawanya kekamar mandi dan mendudukanya dibathub, aku mengisinya dengan air hangat mempersiapkan kebutuhan mandi renata.

"Aku ambilin bajunya sekalian ya?" ucapku. Dibalas anggukan oleh renata.

"Mau baju apa? Nanti aku ambilin" tanyaku.

"Aku mau pake dres aja biar gampang"

Dres? Apa itu, aku mengiyakan kemauan renata

"Kak" ucap renata sebelum aku beranjak.

"Tau dres kan?" ucapnya

Ya ampun, tau aja kalau aku lagi bingung -batinku

"Engga" ucapku polos ditertawai renata,

My Teacher Is My Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang