55

42.4K 1.5K 150
                                    

Renata pov

Setelah kelas selesai aku tidak langsung pulang, aku ada kegiatan ekstra hari ini. Aku mengikuti sosialisasi lingkungan dari kampus, acara ini diperkirakan sampe sore.

"Sebaiknya aku ngabarin kakbagas dulu"
Aku menelfon kakbagas berkali-kali dan mengechatnya tapi tidak ada jawaban sama sekali.

"Hallo.." aku menelpon pak rio siapa tau dia bersama kakbagas.

"Iya hallorenata"

"Pak mmm apa bapak lagi sama kakbagas?"

"Bagas? Ngga tuh. Bagas sudah pulang dari tadi"

"Ohh gitu yaudah deh makasih pak" aku menutup telfon..

Aku mengikuti kegiatan sampai selesai, kini aku masih ditaman kampus. Masih sama menelfon dan chat ke kakbagas tapi tak ada jawaban apapun.

"Lo nungguin siapa?" tiba-tiba arka ada disampingku.

"Eh ini nunggu.. Nunggu kakak" ucapku.

"Ohhh.. Kakak, gue kira pacar haha"

"Ngga lah" ucapku sambil terkikih.

"Kak karin ngga jemput, lo mau pulang bareng sama gue? Kita naik taxi online?" ajak arka.

"Ehh ngga usah, gue mau dijemput kok. Lo duluan aja"

"Ahh gue ga percaya kalau lo dijemput, gue tungguin deh sampe kakak lo itu dateng" ucap arka.

Hah nungguin? 

"Ehh ngga usah, takutnya lama. Kalau mau pulang duluan aja nggapapa kok"

"Ngga mau, gue mau nunggu lo. Udah mau malem ini loh"

Akhirnya aku pasrah, terserah arka saja kalau memang mau nunggu ya oke lagipula kakbagas juga ngga jawab telfon ku.

Hari sudah mulai malam, adzan magrib sudah terdengar. Entah mengapa kepalaku pusing sekali mual rasanya.

"Mana? Mana kakak lo? Tuh kan untung gue belum balik"

"Ngga tau nih, ditelfonin ngga ngangkat"

"Yaudah yuk balik bareng aja, ini juga kayanya mau ujan loh. Mungkin kakak lo sibuk" benar juga kayanya kakbagas sibuk.

Akhirnya aku mensetujui ajakan pulang bareng arka, aku berjalan keluar dari kampus.

"Huek.." aku tiba-tiba pengen muntah.

"Ehh lo kenapa?" arka sangat khawatir padaku, dia sampai merangkulku.

"Ngga, nggakenapa-kenapa kok. Yuk kedepan" ajakku, entah kenapa hari ini badanku sangat pegal. Kepalaku pusing.

Taxi yang dipesan oleh arka sudah ada didepan teenyata.

"Lo kenapa si? Sakit? Muka lo pucet banget loh" ucap arka padaku.

"Ngga papa kok"

Sesampainya dirumah hujan turun sangat lebat,

"Bentar jangan turun dulu"

"Terus?" tanyaku pada arka.

"Pak disini ada payung?" tanya arka kepada supir taxinya.

"Ada mas dibelakang" arka langsung mengambil payung dan keluar arka membukakan pintuku.

"Sini gue payungin, lo lagi sakit, ntar tambah sakit" ucap arka padaku.

"Makasih ya, lo baik banget kegue arka"

"Iya sama-sama"

Arka mengantarku sampai diteras rumah yang tidak terkena air hujan. Setelah itu iya pamit pulang.

My Teacher Is My Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang