10 ; Anta dan Juniar

315 57 171
                                    

"Gak tega gue jadinya."

ㅡJuniar Dwi Wisesa


ㅡㅡㅡ
































Gastroesophageal reflux disease (GERD)

Adalah munculnya rasa terbakar di dada akibat asam lambung naik ke kerongkongan. Biasa disebut dengan penyakit asam lambung.

Satu-satunya hal yang membuat Millie menjadi pusat perhatian adalah karena Millie penderita GERD.

Kala itu, Millie si gadis batu ini tetap saja tidak memperhatikan pola makan meskipun tau bahwa dirinya penderita maag.

Hingga pada satu titik, tubuhnya semakin melemah. Penyakitnya sampai pada titik kronis.

Sejak saat itu, Millie rentan.

Tidak jarang Millie akan merasakan perih yang hebat di perutnya, lalu nyeri, lalu kram, lalu dadanya terasa panas, terbakar, dan puncaknya Millie akan merasa kesulitan bernapas.

Faktornya? Tentu saja telat makan, lupa makan, salah makan, terlalu lelah, ataupun stress yang berlebihan.

Jadi jangan heran kenapa Anta geram sekali sewaktu Millie terlalu memikirkan Johan.

Sungguh, Anta lelah kalau harus memboroskan uangnya untuk membeli obat ataupun oksigen portable, dan bahkan ke dokter terus-menerus. Pengeluaran Anta jadi membengkak.

Hari itu, matahari sudah mulai bergeser turun. Tapi agaknya perjalanan ini masih terlampau jauh untuk dikatakan sebentar lagi sampai.

Ketika rombongan semakin masuk ke dalam hutan, medan semakin naik turun, berkelok, dan terjal. Cukup untuk membuat Anta terengah.

Pukul 16.00, Anta yang sedari tadi membantu Septa memimpin track berhenti sejenak, "Sep, gue belakang ya? Nunggu Millie."

"Yaudah, suruh Daru depan. Temenin gue," sahut Asep.

Anta membiarkan barisan mendahuluinya, tak lupa Anta menepuk bahu Daru dan menyuruhnya memimpin track bersama Septa.

Lalu, Anta melihat Millie di barisan paling belakang. Sedikit kelimpungan sembari mencengkram lengan Juniar.

"Mil, kamu gapapa?"

"Udah kayak gini sejak dari shelter terakhir tadi. Millie butuh istirahat kayaknya. Tapi kalo tunggu-tungguan kasian yang gak bisa cepet-cepet bikin tenda, keburu malem." Bukannya Millie yang menjawab, justru Juniar yang berucap.

Di sisinya, wajah gadis itu sudah memerah.

Jelas. Anta tau gadis itu sedang setengah mati mengatur napasnya. Anta tau Millie sedang setengah mati berusaha untuk tidak tumbang.

"Kita barengan sama anak-anak dulu sampe lewatin air panas. Kalo berenti istirahat sekarang, nanti malah keburu gelap. Bahaya." Juniar memutuskan.

Anta mengangguk, sigap laki-laki itu merangkul pundak Millie. Membawanya bersama untuk melewati track air panas tak jauh di depan. "Ayo, Mil."

Benar apa kata Juniar, medannya cukup berbahaya. Pada track ini mau tak mau pendaki harus melewati jalan untuk menembus aliran air panas dari Puncak Gede. Medannya sangat sempit, licin, dan hanya berpegang pada seutas tali sementara di bawah aliran air tersebut adalah jurang yang curam.

Pantas saja pendaki sangat menghindari melewati pos ini disaat gelap.

"Mil, pelan-pelan aja." Millie tidak menyahuti ucapan Juniar dibelakangnya ketika melewati track air panas. Sungguh, energi Millie sudah habis terkuras untuk tetap tersadar.

Senja Warna Biru [COMPLETE] [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang