35 ; Kunjungan Pertama

206 38 166
                                    

Danger!!

Kangen Ijun, Lagi :((

ㅡㅡㅡ




























"Seenggaknya, gue udah tau siapa pemenangnya."

ㅡJuniar Dwi Wisesa

ㅡㅡㅡ





































Subuh itu, Millie kembali terbangun lesu. Ada rasa mual dan sakit yang menusuk uluh hatinya.

Tidak, Millie tidak boleh manja. Millie harus tetap menuntaskan tugasnya untuk kelangsungan kegiatan KKN ini.

Dengan setengah tertatih gadis itu turun dari kasur dan berjalan ke arah laptopnya yang tergeletak di meja ruang tengah. Tangannya telaten menggerakkan tetikus, mencetak lembaran-lembaran rundown kegiatan yang harus dilaksanakan hari itu.

Sembari menunggu rundown di-print, Millie tersenyum memandang layar ponselnya.

























FISIP 16 - Juniar

ㅣAku otw, Bi.
ㅣPaling sampe desamu jam 9 paling lama
03.53

Kamu jadi ngajak Kang Asep kan?ㅣ
Kasian Billa sakit juga dari kemarenㅣ
04.11



























Millie lalu mencebik sebal melihat pesannya berakhir dengan tanda waktu berbentuk kotak di pojok kanan bawah. Millie lupa, sinyal di rumah ini pun putus-putus.

"Loh! Millie? Udah enakan belom lo?" tegur Chandra yang sontak menaruh telapak tangannya di kening gadis itu.

"Udah gak panas gue, Chan. Cuma masih agak sakit di uluh hati."

Tetiba, sebuah bungkusan roti sobek diletakkan di atas keyboard laptop gadis itu, "Kan udah aku beliin roti sih kemaren di kota, kalo laper di makan," selah Anta.

Chandra lalu beringsut ke kamar yang digunakannya untuk unit kesehatanㅡkamar Millie, Billa, dan dua perempuan lainnya. Laki-laki itu mengambil totebag berisi penuh obat-obatan. Sebelum kembali beranjak keluar, Chandra menyempatkan diri untuk meletakkan tangannya pada kening Billa yang masih tertidur.

Sedetik kemudian, Chandra lantas mengembuskan napas beratnya dan beranjak keluar.

"Minum obat ini dulu, tunggu 5 menit, makan roti terus yang ini dikunyah obatnya. Ini tablet kunyah." Chandra menyodorkan dua bungkus obat di sisi laptop gadis itu.

"Mau aku bikinin mi instan aja? Biar lebih ganjel di perut." Anta menawarkan.

"Gak usah, Bang. Pagi-pagi banget gini juga gak enak kalo makan berat."

"Aku bikinin sereal aja, ya?"

"Buatin buat Billa sekalian dong, Ta." Bukan Millie yang menyahut justru Chandra meminta juga. "Barusan gue cek, badannya masih panas banget. Pucet banget dia."

"Masuk angin kali Billa? Kemaren abis ujan-ujanan gitu kan dari rumah Pak Kades?" Anta menebak.

Kemarin sore, dengan bodohnya Billa dan Millie dengan entengnya berlari menerjang hujan dari rumah Pak Kades untuk kembali ke mess. Niatnya, mereka mengambil data balita dan anak-anak yang ada di desa itu. Namun, kedua gadis itu justru berakhir demam tinggi.

Senja Warna Biru [COMPLETE] [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang