24 ; Kejujuran Malam

215 43 163
                                    

Danger!!

Keju dimana-mana, 7/10 keju kali ya? Hahaha. Ayo cosplay jadi mentega :v

Ramaikan!

ㅡㅡㅡ






























"Ini Kak Ijun kenapa sih?
Dari tadi sore ngalus terus perasaan."

ㅡMillie Juanita Charliven

ㅡㅡㅡ





































Ini bukan kali pertama Millie berboncengan dengan Juniar. Hanya saja, ini kali pertama Juniar mengantarnya pulang.

"Mau makan apa kamu?" ucap Juniar ditengah perjalanan.

"Terserah deh, Kak."

"Yaelah terserah lagi. Pilih dong."

"Bingung, Kak. Lagi gak pengen makan apa-apa. Apa aja deh."

Juniar terdiam, netranya masih menatap jalanan sementara otaknya mulai bingung harus membawa Millie ke mana.

Lalu, dari boncengan, Millie menepuk pundak Juniar. "Gini deh, Kak. Nanti kalo ada warung pertama yang Kakak liat. Belok aja langsung."

Juniar terbahak mendengar ide Millie. "Segitunya ya kita. Mau makan aja bingung mau makan apa."

Beberapa saat setelahnya, motor Juniar berhenti di depan sebuah warung nasi goreng.

"Gapapa kan makan nasi goreng?" Juniar memastikan.

"Ya gapapa lah, emangnya kenapa?"

"Ya mungkin aja kamu gak suka."

"Aku bukan orang yang suka pilih-pilih makanan, Kak."

Jujur saja, Juniar sedang setengah mati menahan tangannya untuk tidak mengusak puncak kepala gadis itu. Juniar gemas sekali dengan Millie.

Juniar memesan dua porsi nasi goreng dan dua gelas es teh. Sembari menunggu pesanan mereka datang, keduanya kembali berbincang.

Meneruskan cerita senja yang masih belum selesai.

Atau mungkin, baru saja di mulai?

Juniar dan Millie pun tidak tau. Yang mereka tau, perbincangan mereka mengalir tiada henti. Berbagai topik yang dibawa pun tidak membuat salah satunya bingung.

Seberat dan seringan apapun topik yang dibawa Juniar ataupun Millie, keduanya bisa mengimbangi. Juniar dan Millie bisa saling mengerti.

"Eh ini bukan berarti aku masih gak ikhlas soal Johan loh ya! Cuma ya siapa yang suka sih kalo ketemu orang udah di sapa baik-baik malah ngelengos. It's like, Hell, aku salah apa gitu sama dia?"

Seiring waktu melarut, seiring embusan angin menjadi lebih dingin, perbincangan Millie dan Juniar pun menjadi lebih serius.

Dan untuk pertama kalinya, Juniar setuju untuk masuk lebih jauh ke dalam kehidupan gadis itu.

"Salah kamu itu udah pernah jadi bagian yang indah di hidupnya Johan." Lalu, Juniar terbahak di akhir kalimatnya.

"Ember!" Dengan kesalnya, Millie menjejalkan satu sendok nasi goreng ke dalam mulutnya.

"Gini ya, Kak. Yang udah ya udah. Aku juga udah ikhlas kok Naya sama Johan. Cuma kalo musuhan jangan dibawa ke tugas kelompok gitu. Kan kesel kalo aku sekelompok sama dia terus kalo diskusi dia jawabnya ngegas mulu."

Senja Warna Biru [COMPLETE] [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang