37 ; Lebih Istimewa

180 34 146
                                    

Danger!!

Area rawan oleng!!
Nahkoda!! Pertahankan kapal!!

Ramaikan dong :((
Sedang butuh disemangati, eaaa :v

ㅡㅡㅡ


























"Kalo lo tanya siapa yang lebih berarti, jawabannya jelas Millie. Gue mending dibenci sama Dhiva ketimbang harus musuhan sama Millie."

ㅡWonanta Satryadinaga

ㅡㅡㅡ
































Entah sudah hari ke berapa Anta dan Millie berselisih. Anta jadi bingung sendiri, terlebih Millie hanya diam dan justru pergi tiap Anta bertanya.

Millie menghindar.

"Loh, gak diabisin sarapannya?"

Lagi-lagi, Millie mengabaikan Anta, seolah tak ada yang mengajaknya bicara. Gadis itu langsung saja menyambar ransel dan jaketnya lalu beranjak pergi.

"Mbak Millie marah kenapa sih, Mas? Kok awet? Udah hampir seminggu, loh!" tukas Millo.

Anta jadi meringis canggung. "Nanti aku coba ngomong baik-baik lagi deh."

Sementara itu, di depan pagar, Juniar sudah menunggu. "Loh tadi katanya masih sarapan?"

"Udah selesai kok."

"Udah selesai apa gak diabisin?"

"Hehe." Demi apapun, Juniar tidak pernah bisa marah para gadis ini, tidak peduli sebandel apapun Millie.

Juniar lalu mengusak surai gadis ini, "Yaudah ayo naik!"

Setelah menempuh perjalanan beberapa menit dan bergelut dengan paparan asap dan polusi ibukota, kendaraan beroda dua Juniar berhenti tidak jauh dari Fakultas Teknik.

"Kamu yakin gak mau nunggu di sekret aja? Katanya kuliahnya masih jam sepuluh. Ini masih jam delapan loh," tukas Juniar.

"Gapapa di sini aja, nanti kalo di sekret malah gak ada barengan ke sini. Males banget kalo jalan."

Juniar mengembuskan napas perlahan, biar bagaimanapun, Juniar harus jadi laki-laki dewasa yang bisa diandalkan Millie dalam segala hal, bukan? Laki-laki dewasa yang mampu menyikapi segala permasalahan.

"Kamu masih berantem sama Anta?"

Gadis itu lalu hanya tertunduk, bibirnya mengerucut dengan kedua pipi yang mengembung seraya memainkan ujung sepatunya di atas jajaran paving.

"Baikan gih. Gak baik loh berantem lama-lama. Apalagi sama Abang sendiri."

"Tapi, Dhiva, ㅡ "

"Iya aku tau kamu gak suka banget sama Dhiva. Tapi bukan berarti kamu harus musuhin Abang kamu sendiri cuma gara-gara kamu gak suka sama Dhiva, kan?" Juniar menyelah dan Millie hanya terdiam.

"Lagian, masa iya sih, pilihan Abangmu kudu yang pas sama kamu juga?" lanjut Juniar.

Lalu, Millie teringat pada perdebatannya sendiri dengan Anta. Perdebatan ketika Anta sedikit meragukan Juniar dan Millie dengan setengah mati membela laki-laki di hadapannya ini.

Millie punya hak untuk menentukan pilihannya sendiri, pun juga Anta.

Millie boleh tidak suka dan katakan saja Millie tidak setuju jika Anta dengan Dhiva. Tapi, bukankah mungkin Anta juga merasakan hal yang sama tiap melihat Millie dengan Juniar?

Senja Warna Biru [COMPLETE] [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang