41 ; Senja Sedang Malu

200 36 121
                                    

Danger!!

Amankan hatimu. Tolong ramaikan mumpung tahun baru.

Selamat 2020. Semakin semangat, semakin sayang!! Uwuuu 😘😘

ㅡㅡㅡ































"Aku sayang sama dia."

ㅡMillie Juanita Charliven

ㅡㅡㅡ






































Sial. Hari sedang tidak bersahabat ketika mereka baru saja tiba di parkiran Pantai Indrayanti.

Gumpalan-gumpalan awan tebal yang menggantung di sisi langit menutup eloknya senja. Tangisan alam bahkan sudah jatuh tipis ke atas bumi. Aroma petrikor kini bercampur dengan aroma mineral yang terembus dari laut.

Padahal, mereka berniat mencumbui garis cakrawala di ujung laut selatan Jogjakarta sembari berlarian di pesisir pantai dan bernyanyi-nyayi riang dengan petikan gitar Daru.

"Gak langsung aja nih?" tanya Yovin ketika mereka baru saja berkumpul di parkiran pantai.

"Gue mau ke warung bentar deh. Cari kopi," sahut Septa.

"Gue juga deh. Pegel abis nyetir." Anta turut menyahut. Laki-laki ini lalu melempar ringan kunci mobil milik Juniar yang dengan cekatan ditangkap sang empunya.

"Yaudah ke warung dulu aja semua. Lagian masih gerimis. Sekalian nunggu barangkali nanti reda." Yuson lalu berusul.

Sebenarnya, gerimis tidak terlalu rapat. Jatuhnya di atas kepala bahkan tak begitu terasa. Tapi, akan lebih baik jika bermain di pantai dengan langit cerah bukan? Atau setidaknya, langit tidak sedang murung.

Jadi, mereka setuju. Sembilan orang itu akhirnya berjalan beriringan menuju salah satu dari jajaran warung yang tak jauh dari pantai.

"Kamu gak pesen apa-apa beneran?" Juniar memastikan sekali lagi setelah anak-anak yang lain selesai mengucapkan semua pesanan mereka.

Millie hanya menggeleng, "Tadi udah minum air putih sebelum turun mobil. Kamu gak ngopi juga?"

Kini, giliran Juniar yang menggeleng. "Engga, ah. Lagi gak pengen ngopi."

Millie hanya mengangguk samar dengan mulutnya mengerucut seolah berkata, Oh! tanpa suara.

Lima menit, sepuluh menit, lima belas menit. Gerimis belum juga bosan menghampiri bumi. Masih dengan kerapatan yang sama. Tidak deras, tapi cukup untuk merusak ekspetasi liburan di pantai.

Millie berulang kali menghela. Gadis ini mulai bosan hanya duduk-duduk saja di warung. "Mau ke pantai duluan aja?" Mendadak, Juniar menawarkan.

Agaknya, Juniar tahu gadis ini mulai kesal. "Tapi anak-anak masih di sini," sahut Millie

"Ya gapapa, kita ke sana duluan. Nanti mereka juga nyusul. Tapi gerimis, gapapa?"

"Ya terus masa kita diem aja di warung terus pulang?" Millie mulai menggerutu.

Juniar mendengus gemas akhirnya. Laki-laki itu lalu berdiri, "Eh, gue ke pantai duluan ya." Juniar tetiba pamit pada kawannya yang lain.

"Sama Millie juga?" tanya Anta yang hanya diangguki Juniar.

"Iya. Udah pegel duduk anaknya." Juniar menyahut.

"Hoodie-nya dipake, Mil. Gerimis!" pesan Anta pada Millie.

Senja Warna Biru [COMPLETE] [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang