32 ; Percaya Itu Sulit

202 36 216
                                    

Danger!!

Udah siap cosplay jadi mentega?

ㅡㅡㅡ


























"Kenapa susah banget buat percaya sama Kak Ijun?"

ㅡMillie Juanita Charliven

ㅡㅡㅡ






















Sejak siang hingga sore, Millie menemani Juniar berkeliling dari rak satu ke rak yang lain. Menyusuri aroma kertas yang jika dihirup saja sudah membuat pusing kepala, apalagi kalau harus dibaca.

Sungguh, Juniar pun malas untuk mencari buku refrensi. Tapi demi skripsi, Juniar rela bercengkrama dengan buku-buku tebal yang bahkan tidak pernah disentuhnya.

"Kamu belom makan ya tadi?" Sesampainya di parkiran tak jauh dari perpustakaan, Juniar bertanya pada Millie.

"Belom, Kak."

"Aduh, sampe lupa. Maaf ya. Ayo cari makan dulu ya sebelom balik ke kampus?"

"Mau makan dimana, Kak?"

Juniar menilik jam tangan hitam yang selalu melingkar di pergelangan kanannya. "Kalo cari keluar kelamaan sih, keburu kamu kambuh nanti. Makan di kantin kampus ini aja ya?"

Millie tertawa sejenak. "Astaga, santai aja kali, Kak. Telat makan sekali juga gak akan mati."

"Heh! Ngomong apaan coba? Udah ayo naik."

Setelahnya, Juniar dan Millie menjajaki menu yang ditawarkan di kantin. Juniar memesan nasi rendang, sementara Millie meminta nasi pecel. Sesekali, keduanya berbincang dan tertawa sambil menikmati sepiring nasinya.

Usai menghabiskan makan siang yang kelewat sore itu, Juniar dan Millie beranjak pergi dari kantin. Keduanya memutuskan kembali ke kampus.

Langit sudah menguning di sayap barat ketika Juniar dan Millie turun dari motor di parkiran ormawa. "Liat senjanya di atas aja. Berdiri gak pegel apa?" Sapaan Juniar tentu mencuri atensi Millie yang sedari tadi mendongak menatap langit, dan gadis itu tersenyum.

"Ayo!" Dan entah keberanian darimana, Juniar mengulurkan tangannya.

Sejenak, Millie hanya menatapnya, netranya lalu bergulir beradu dengan Juniar yang tersenyum hangat.

Entah sejak kapan, senyum laki-laki itu seolah mengalahkan hangatnya senja sore itu.

Dan untuk pertama kalinya, kedua tangan itu tertaut. Saling menggenggam. Tak ingin melepas.

Lalu, perbincangan ringan mengiring langkah keduanya di selah tawa yang terus saja menghias.

"Kamu kapan berangkat KKN?" tanya Juniar setelah sekian perbincangan di bangku kesukaan mereka berdua.

"Dua minggu lagi, Kak. Kenapa?"

"Ya gapapa, tanya aja. Jadi sendirian di kelompok 7?"

Millie menggeleng, "Engga, udah tuker sama Ganda tadi. Jadi nanti sekelompok sama Bang Anta sama Billa, sama Bang Yovin juga kok."

Juniar mengangguk samar bersamaan dengan helaan napas leganya. "Syukur deh kalo gitu. Aku takut kamu sakit kalo sendirian di sana. Apalagi kalo jauh sama temen-temen, nanti repot."

"Khawatir banget cie," goda Millie.

"Ya jelas lah. Emang gak boleh?"

"Gak," sekat Millie. Gadis ini dengan usilnya menjulurkan lidahnya menggoda Juniar yang sudah menoleh padanya.

Senja Warna Biru [COMPLETE] [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang