45 ; Permainan Semesta

222 32 233
                                    

Danger!

Panjang. Udah gitu aja :")
Ramaikan.

ㅡㅡㅡ




























"Lah, Millie gak bilang kalo udah punya pacar?"

ㅡWonanta Satryadinaga

ㅡㅡㅡ
































"Mau kemana sih, Bi?"

"Rahasia dong! Udah sana cepetan siap-siap!" Juniar mendorong pelan punggung gadis itu.

Baru juga dua langkah, si gadis berbalik, melawan dorongan laki-lakinya, "Bentar-bentar, Bi. Mau kemana? Pake bawa-bawa kamera segala?"

"Mau hunting foto."

Millie bukannya menjawab ia malah mengeryit, menuntut penjelasan lebih. "Pengen koleksi foto kamu. Kan lumayan sih, bisa buat isi feeds Instagram."

Mendengar ide Juniar, Millie jadi sumringah. Si gadis yang jarang memamerkan foto indah di sosial media. Jadi, kapan lagi? Setidaknya begitu pikir Millie.

"Bentar. Bentar." Gadis itu segera saja beranjak sebelum Juniar sempat memberi jawab.

Juniar jadi menggeleng gemas menatap gadisnya itu. "Pake baju santai aja, Cha," ucap Juniar setengah berteriak.

Setelah berbenah diri beberapa menit, keduanya kini sudah terduduk di atas motor matic yang menggelinding alus di jalanan ibukota.

Jam tiga sore, matahari sudah mulai bosan ada di puncak bumi, pun juga angin yang bertiup lembut membuat Millie tak bosan-bosan untuk sesekali mendongak melihat bias kuning diatas gumpalan-gumpalan awan.

Tanpa terasa, motor Juniar sudah berhenti. "Monas?" tanya Millie bingung.

Juniar mengangguk sambil lalu mengambil alih helm dari tangan Millie. "Emang udah pernah ke Monas kamu?"

"Belom sih."

"Yaelah, hampir 3 tahun di Jakarta kamu kemana aja, Yang?" tukas Juniar dengan nada meledeknya.

Laki-laki itu lalu beringsut melangkah, meninggalkan Millie yang kemudian setengah berlari, bergelayut pada lengannya. "Gak pernah ada yang ngajakin, Bi," jawab Millie.

"Ya makanya aku ajakin sekarang."

Kau tau? Saat ini Millie bak anak kecil yang baru saja dibelikan mainan. Ia mengangguk girang. Ia terlampau bahagia.

Bagi Millie, Juniar adalah laki-laki yang membuatnya mengenal dunia dari sisi yang lain. Menatap keindahan dari sisi terburuk bumi. Laki-laki yang membuatnya menemukan jati diri yang bahkan tidak dikenalnya selama ini.

Keduanya lalu melangkah di taman Monas yang menjadi ikon ibukota itu. Senja dengan cahayanya yang turun membuat Millie terlihat semakin ayu dalam bidikan lensa Juniar, atau setidaknya itu yang Juniar lihat.

Hingga langit menggelap, Juniar menarik tangan gadis itu untuk mengambil antrean naik ke puncak Monas.

"Aku pernah denger sih kalo boleh naik. Di atas bagus, Bi?" Millie setengah berbisik kala mereka masih ada di dalam lift yang akan membawa mereka ke puncak.

Juniar hanya mendengus gemas mendengar Millie yang masih meracau kagum sendiri di sebelahnya. Sungguh, katakan pada Juniar bagaimana cara untuk tidak jatuh cinta pada gadis ini?

Senja Warna Biru [COMPLETE] [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang