25 ; Ketika Sakit

224 42 214
                                    

Danger!!

Part ini isinya 10/10 keju, 8/10 nyesek.
Ayo yang tim Miliar silahkan di ramaikan, biar Bang Anta stay strong :"))

ㅡㅡㅡ






















"Gue kenapa sih sebenernya?"

ㅡWonanta Satryadinaga

ㅡㅡㅡ








































Millie - Teknik 2017
Online

ㅣUdah sarapan kok tadi
ㅣKak Ijun gak ke kampus??
10.17

Ini baru mo berangkatㅣ
Kuliah siang aja aku. ㅣ
Jam 12 nanti ㅣ
Kamu masih kelas? ㅣ
10.17

ㅣEngga.. Aku di sekret..
ㅣPusing, gak tahan..
ㅣBadan aku panas..
10.18

Di anter siapa tadi ke sekret?ㅣ
10.18

ㅣBang Yovin..
10.18

Yaudah tunggu ya.ㅣ
Aku ke kampus sekarang.ㅣ
10.19


















Pagi itu, Juniar jadi was-was sendiri saat Millie bilang sedang sakit. Harusnya, baik Anta pun Juniar sudah menyuruh gadis itu istirahat di rumah saja. Berhubung ada kuis, Millie memaksa masuk.

Juniar pikir, dirinya tidak sedang kebut-kebutan. Tapi setelah menilik jam tangannya, ternyata perjalanan dari rumah ke kampus hanya ditempuh dalam waktu 10 menit. Padahal, biasanya membutuhkan waktu 20 menit. Itu pun kalau sedang tidak macet.

Setelah menaruh motornya di parkiran, Juniar melesat menuju ruang sekretariat. Kebiasaan Juniar ketika terburu adalah menaiki dua anak tangga sekaligus, langkahnya pun setengah berlari.

Millie sedang meringkuk di sudut ruangan hanya beralaskan karpet dengan ranselnya yang dipakai untuk bantal ketika Juniar membuka pintu ruang sekretariat.

"Hei, tidur?" sapa Juniar, tangannya terulur untuk menyibak juntaian rambut yang menutupi wajah gadis itu.

Gadis itu menghela, masih terpejam. "Engga kak, cuma pusing makanya merem aja."

Juniar meringis sendiri setelah memeriksa suhu tubuh gadis itu. "Yovin mana? Kok kamu sendirian di sini?"

"Ke apotek. Tadi abis nganter aku ke dokter juga." Sembari memegang kedua bahu Millie, Juniar membantu gadis itu untuk duduk dan bersandar di tembok.

"Kata dokter gimana?" tanya Juniar.

"Pergantian cuaca, Kak. Cuma flu aja. Bang Yovin masih keluar nebus resep yang dari dokter tadi."

Juniar menghela. "Kamu belom makan siang ini?"

"Belom, Kak."

"Yaudah tunggu bentar ya, aku beliin makan di kantin dulu."

"Kak, titip tissue."

Juniar mengangguk seraya tangan kirinya mengusap puncak kepala gadis itu. "Iya, bentar ya." Lalu, Juniar segera beranjak.

Beberapa menit kemudian, laki-laki itu sudah kembali bertandang ke ruang sekretariat sambil menenteng satu kantung plastik berisi nasi bungkus, air mineral, dan tissue.

Senja Warna Biru [COMPLETE] [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang