22 ; Hati Wanita

224 42 185
                                    

Danger!

Part ini isinya 10/10 Gibah.
Ya gimana ya, cewe :"))

ㅡㅡㅡ































"Masa iya Kak Ijun suka sama aku?
Gak mungkin banget kayaknya."

ㅡMillie Juanita Charliven

ㅡㅡㅡ































Katakan saja ini waktunya para gadis. Millie, Billa, dan Ana sekarang lebih memilih makan bersama di kantin Fakultas Hukum ketimbang makan bersama laki-lakinya.

"Billa!" Ketiganya mengeryit mendengar nama Billa disebut dengan kencang.

Entah kenapa Millie jadi tersenyum kecut, suasana hatinya mendadak hancur.

"Nih buku yang mau lo pinjem." Mawar meletakkan sebuah buku tebal di atas meja kantin.

"Aduh, Kak. Kan udah gue bilang mau ambil sendiri nanti ke rumah lo," ucap Billa sungkan.

"Kita masih sering ketemu di kampus ngapain ribet-ribet ngambil ke rumah sih?"

"Hehe. Iya sih."

"Yaudah gue balik dulu ya."

"Iya, Kak. Ati-ati." Mawar lalu mengangguk, kemudian gadis itu melenggang pergi.

Untuk beberapa sekon berikutnya, Millie dan Ana masih memandangi punggung gadis itu.

"Masih kepo deh, sebenernya putus sama Kak Ijun kenapa coba?" tukas Ana.

"Gak cocok kan katanya." Billa menyahut.

Ana lalu mengerucutkan bibirnya kesal dengan jawaban Billa. Semua juga tau, Juniar bilang sudah tidak cocok dengan Mawar. Tapi dalam hal apa?

"Mantannya Kak Ijun deket banget ya sama kalian-kalian?" Baiklah, Millie tidak bisa menahan diri.

"Boro-boro, Kak. Aku aja tau-tau udah jadi mantan," sahut Ana.

"Gue kenal deket soalnya dia kating gue. Kita sama-sama anak Hukum, dia ketua pleton yang ngospekin gue dulu pas PKKMB." Billa menjabarkan dan Millie hanya mengangguk tipis.

Hening sempat menjadi jeda untuk beberapa detik, ketiga sibuk dengan sendok dan piringnya masing-masing. Lalu, Billa lagi-lagi membuat topik, "Lo sama Kak Han gak ada niat jadian gitu, Na? Biar lebih serius."

"Justru kita lagi serius makanya gak mau pacaran dulu."

"Hah? Kok gitu?" Millie jadi ikut penasaran.

"Masalahnya ada di aku sih. Ibu bukan orang yang bakal ngerestui aku sama Kak Daru gitu aja. Boleh dibilang, Ibu masih susah percaya sama cowo yang deketin aku gara-gara Revan," jelas Ana.

"Revan? Mantan kamu?" Millie merasa ketinggalan jauh kalau begini.

Ana mengangguk, "Buat masalah banget dia dulu. Ibu sama Kak Yuson sampe kelabakan nyelesaiin masalah dia. Ya gitu deh, males bahas dia ah." Ana menyuapkan satu sendok penuh nasi di akhir kalimatnya.

Senja Warna Biru [COMPLETE] [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang