20 ; Diskusi Rasa

252 44 163
                                    

"Oh, ada Millie. Pantesan.
Kena gak lo, Jun?"

ㅡHandaru Kalvinera

ㅡㅡㅡ






























Rasanya tidak ada lagi yang perlu di sembunyikan, tidak ada lagi yang perlu di tahan, tidak ada lagi yang perlu di bohongi.

Sadar atau tidak, Juniar mengorbit di sekitar Millie.

Juniar tidak pernah melewatkan kabar dari gadis itu walau hanya sekadar berbincang di WhatsApp, baik itu bertelpon atau berkirim pesan.

Juniar tidak menyangka, malam-malamnya jadi berwarna merah jambu ketika ia menghabiskan waktu untuk membalas setiap pesan gadis itu.

Pun juga Millie, ia tidak tau mengapa dirinya jadi tidak ingin tidur tiap mendengar ponselnya berdenting.

Membicarakan banyak hal dengan Juniar begitu menyenangkan baginya. Mulai perihal kehidupan, prinsip, film yang sedang trend saat ini, dosen-dosen di kampus, teman yang menyebalkan dan menyenangkan sekaligus, hingga perihal ikan yang tidak menutup mata ketika tidur, atau perihal keong yang membawa rumahnya kemana-mana.

Lucu. Random memang. Tapi baik Juniar ataupun Millie nyatanya sama-sama se-random itu. Millie yang selalu menyuarakan isi kepalanya setidak jelas apapun itu, dan Juniar yang selalu membuat Millie tertawa dengan ucapan anehnya.

"Udah jam tiga ternyata. Pantesan." Subuh itu, Juniar bermonolog usai melihat pesan terakhirnya tidak juga dibaca oleh Millie. "Udah ketiduran kayaknya."

Agaknya, Juniar sudah mulai hapal betul jam berapa gadis ini akan tertidur.

Laki-laki itu lalu tersenyum singkat, setelahnya ia beringsut mengambil buku catatan dari dalam ranselnya.

Harusnya, besok ada ujian. Dan Juniar justru menghabiskan waktunya untuk menemani Millie yang sedang bosan begadang sendirian sembari menjaga Mamanya.

ㅡㅡㅡ
































"Darimana aja sih, lo?" Daru menyalak ketika Juniar baru saja tiba.

Laki-laki itu terduduk lesu di bangkunya dengan kantung mata yang masih tebal.

Ujian akan dimulai lima menit lagi, beruntung sekali Juniar terbangun di saat yang tepat.

"Gue baru tidur jam lima," jawab Juniar.

"Insom lagi, lo?"

Dalam hatinya, Juniar ingin tertawa. Kali ini bukan insomnia yang membuat dirinya menunda tidur.

Usai mengerjakan ujiannya, di selah pergantian jam mata kuliah, Juniar memeriksa ponselnya, sekadar memastikan apakah Millie mengirimkan chat padanya.

Sayangnya nihil, hanya ada dua checklist biru pada sisa obrolan subuh tadi.

"Heh, Jun! Ayo! Kelasnya Pak Akbar kalo telat gak boleh masuk loh!" Lalu, teriakan Daru menginterupsi. Juniar lagi-lagi jadi tidak sempat untuk mengirimkan chat pada gadis itu.

Juniar menghela napas beratnya lalu memasukkan ponselnya kembali ke dalam tas, dan beranjak dari bangkunya.

Sungguh, Juniar tidak tau kalau Millie bisa membuatnya menunggu pesan seperti menunggu pengumuman menang undian.

Senja Warna Biru [COMPLETE] [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang