12 ; Tentang Anta

314 47 235
                                    

"Aku gak mau dia disakiti.
Jadi gak sepatutnya aku mainin cewe."

ㅡ Wonanta Satryadinaga

ㅡㅡㅡ




























Malam makin menjelang, sementara kepulan asap dari api kecil yang dikepung kerumunan tenda makin membumbung bersama dengan asa.

"Udah gapapa kan kamu?" Anta yang sedari tadi sibuk berbincang dengan para peserta pada malam pengakraban kini menghampiri Millie yang duduk di pelataran tendanya.

"Gapapa kok, Bang."

Millie tersenyum, tapi sebaliknya dengan Anta. Laki-laki ini menatap gadis itu sendu, "Maaf ya, Mil."

"Lah kenapa harus minta maaf?"

"Harusnya aku jagain kamu."

Millie hanya terkekeh ringan. Lucu sekali rasanya, harusnya Anta sudah terbiasa melihat Millie kambuh dan kesakitan. Tapi, malam ini, untuk pertama kalinya Millie melihat Anta terlalu merasa bersalah.

"Masih engap gak?"

"Mendingan kok, Bang. Aku udah gapapa."

"Yaudah makan dulu yuk? Udah dimasakin anak-anak." Anta kemudian menarik kedua tangan Millie, menggandeng gadis itu untuk turut bergabung di dekat api unggun kecil.

Sementara Anta menyuruh Millie duduk dan menghangatkan jemari di depan api, laki-laki itu beranjak mengambil makan malam untuknya dan Millie.

Menu makan malamnya sungguh sederhana. Hanya rabusan wortel, kentang, dan buncis yang dibumbui dengan bumbu sup instan. Jauh dari kata lezat.

Tapi menikmati makan malam sederhana pada ketinggian 2414 mdpl, diiringi derai tawa dan suara nyanyian agaknya membuat malam ini menjadi malam yang tak akan terlupakan oleh Millie.

Sampai usai menikmati makan malamnya, Millie masih enggan kembali ke tendanya untuk beristirahat.

Millie masih terlalu kagum memandangi api yang menjilat-jilat dinginnya malam. Masih terlalu kagum untuk memandangi senja warna birunya.

"Abang gak pengen kumpul sama anak-anak yang lain? Ngobrol-ngobrol sana. Abang katanya sie acara?" tukas Millie.

Anta menggeleng. "Tadi aku udah ngobrol banyak sama mereka kok. Jadi sekarang biar gantian Tony sama Asep aja. Lagian masih ada anak-anak yang lain juga."

Sejatinya, Anta hanya sedang tidak ingin meninggalkan Millie lagi.

Anta tidak ingin terlalu sibuk hingga melupakan Millie.

Lalu, keheningan bersemayam untuk beberapa sekon. Anta dan Millie sama-sama terjebak dalam otaknya masing-masing.

Anta yang masih merasa bersalah pada Millie.

Dan Millie yang merasa begitu beruntung karena Anta membawanya kemari.

"Makasih ya, Bang." Anta menoleh, menatap wajah berseri di antara timpaan cahaya api kecil yang sudah lama tak dijumpainya. "Abang bener soal liat alam bisa ngebuat kita lebih bersyukur. Sekarang aku jadi bersyukur putus sama Johan."

Anta tertawa, "Jadi udah bisa lupain Johan nih?" Dalam hatinya, Millie tidak tau seberapa besar beban yang seolah luruh dari hati Anta.

"Seneng banget sih Abang ngajakin aku ke sini. Coba kalo masih sama Johan mana mungkin aku ada di sini sekarang?"

Senja Warna Biru [COMPLETE] [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang