29 ; Kontra Pilihan

204 38 171
                                    

Danger!

Udah isinya sakit pokoknya :((

ㅡㅡㅡ






















"Kayaknya,
Udah waktunya gue lepasin Millie."

ㅡWonanta Satryadinaga

ㅡㅡㅡ



























Juniar tidak pernah bercanda dengan ucapannya. Laki-laki itu benar-benar berusaha meyakinkan Millie.

Tidak sekali dua kali Juniar menemani Millie bercengkrama menghabiskan senja di bangku panjang, di depan ruang sekretariat.

Tidak sekali dua kali Juniar dengan terang-terangan memberikan perhatian dengan tiba-tiba membawakan nasi bungkus untuk Millie.

Tidak sekali dua kali Juniar dengan gamblangnya mengajak Millie pergi berdua saja hanya untuk menonton film.

Masa bodoh kalau kawannya menjulukinya budak cinta.

"Mau kemana lagi?" Juniar dan Millie baru saja keluar dari theater bioskop.

"Ke toko buku yuk, Kak. Aku mau cari bacaan."

Lalu, keduanya melangkah masuk ke dalam toko buku. Menenggelamkan diri di antara aroma kertas-kertas.

Membaca narasi yang satu dan yang lain. Sesekali Juniar maupun Millie menunjukkan kalimat indah yang ditemukannya di sebuah buku.

Sekali lagi, keduanya punya selera yang sama. Punya kecintaan yang sama pada sajak.

"Ini gausah beli, aku punya. Nanti aku pinjemin aja," tukas Juniar ketika Millie hendak memilih sebuah buku.

"Mending beli yang ini aja, nanti aku bisa pinjem," lanjut Juniar.

"Yaelah, mau-maunya Kak Ijun aja itu." Millie mengomel, tapi pada akhirnya pun mengambil buku pilihan Juniar dan melenggang ke kasir.

"Jadi beli dua nih?" tanya Juniar.

"Iya."

Juniar lalu mengangguk samar. Selagi menunggu antrean kasir, tangannya sesekali mengambil buku yang terpajang di sisinya, membaca narasi singkat di bagian belakang, dan meletakkannnya kembali.

"Kak Ijun gak ngerasa gimana gitu, cowo suka baca novel?"

Juniar terkekeh. "Aku suka sajak, Cha. Kenapa kudu ngerasa minder? Yang penting kan jadi diri sendiri."

Millie mengangguk mengerti. "Sayangnya anak-anak pada gak ada yang nyambung kalo ngomongin sajak. Dikata dramatis dong aku."

Millie jadi terbahak. "Jadi, sejauh ini cuma nyambung kalo ngobrol sama aku?"

Juniar mengangkat bahunya. "Mungkin. Aku jadi heran loh kalo ngobrol sama kamu. Ini sebenernya yang aneh siapa? Ngomongin apa aja kok bisa aja nyambungnya."

"Yaudah sih, kita sama-sama aneh. Mau gimana lagi? Gausah rebutan siapa yang aneh."

Juniar terbahak. Tangannya dengan ringannya melayang ke atas kepala Millie, mengusaknya gemas.

Sial! Millie rasanya ingin memaki Juniar saja. Kebiasaan Juniar yang satu itu selalu bisa saja membuat jantungnya bekerja dengan tidak semestinya.

Millie tidak suka. Bagaimana kalau dirinya jadi sakit jantung karena berdetak terlalu kencang?

Senja Warna Biru [COMPLETE] [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang