Epilog

338 29 44
                                    

Teruntuk Juniar.



Apa kabar? Semoga kau baik-baik saja tanpaku. Seperti aku yang sudah baik-baik saja, tanpamu.

Lucu ya, Jun?

Setelah sekian senja, aku masih mengingat tentang kamu dan perbincangan kecil kita.

Kamu yang dengan hebatnya memberikan nasihat-nasihat dan mengajariku untuk berpikir lebih terbuka. Kamu yang mengajari aku cara untuk mencintai diri sendiri. Dan kamu yang selalu terlihat kokoh untuk aku yang rapuh kala itu.

Kamu ingat tentang kelas malam?
Iya. Tentang obrolan receh sampai obrolan berat kita tiap tengah malam hingga menjelang pagi. Tentang prinsip, tentang semangat, tentang sudut pandang, pun juga tentang ibu nyamuk yang mungkin sedang ditunggu anaknya untuk pulang.

Aku masih mengingat semua pelajarannya dengan jelas. Tenang saja, segala pesan baik itu tidak akan luntur dari kepalaku.

Terimakasih banyak.

Untuk pernah menjadi orang yang begitu berarti.

Untuk pernah menjadi yang terindah.

Untuk pernah menjadi yang paling aku inginkan, walau tidak akan pernah menjadi yang aku butuhkan.

Kamu masih tetap jadi senjaku kok, Jun.
Indah dan cepat hilang, tapi tetap teringat.

Aku harap, kamu segera menemukan semestamu. Tempatmu berpulang dari segala lelah dan resah. Walaupun aku tahu itu bukan aku.

Seperti aku yang sudah menemukan cara untuk bahagia tanpamu, kamu pun harus bahagia tanpaku.

Terimakasih, untuk waktu, untuk rasa, dan untuk semua pelajarannya.

Aku di sini akan terus mendoakan yang terbaik untukmu.






Tertanda,

Millie.

Senja Warna Biru [COMPLETE] [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang