4. Sehun

747 52 4
                                    

Suatu malam, aku pulang sedikit telat. Pintu rumah memang tidak pernah terkunci karena ada beberapa petugas yang selalu menjaga lingkungan rumah serta pagar dengan aman. Aku masuk ke dalam dan mendapati keadaan sunyi saat semua orang sudah tertidur pulas. Aku berjalan menuju lantai atas untuk masuk ke kamar dan beristirahat. Menjalani profesi dokter, harus membutuhkan tenaga dan pikiran yang kuat setiap harinya. Aku juga tidak bisa terlalu mudah meremehkan pasien yang jarang datang padaku karena memang penyakit yang ku tangani lebih kompleks dari dokter lainnya.

"Apa ini?" Aku melihat sebuah bungkusan berada di meja belajarku saat baru masuk ke dalam kamar.

"Aishhh, kenapa dia selalu membelikanku tteokbokki selama satu bulan ini?" Aku menutup mangkuk styrofoam itu kembali dan memilih untuk mengganti bajuku dan bersiap untuk tidur.

Sebuah suara ponsel tanda pesan masuk, menghentikan kegiatanku yang ingin mengambil baju dari dalam lemari. Aku mengeluarkan ponsel dari celana jeans yang masih ku kenakan dan mengecek pesan itu.

'Jangan lupa untuk datang besok pagi tepat waktu untuk menghadiri penyambutan dokter baru'

Pesan dari Sejeong membuat dahiku berkerut. Dokter baru? Aku baru mendengar kabar ini sekarang. Mungkin kalau dia tidak mengirimku pesan, hal ini tidak akan ku ketahui dan aku akan datang seperti biasa di siang hari. Aku membalas singkat pesan itu sebelum melanjutkan kegiatanku yang terhenti tadi.


Di pagi hari, aku bangun dan langsung mematikan alarm dari ponselku. Aku memang tidak terbiasa bangun sepagi ini kalau bukan karena pemberitahuan dari Sejeong semalam. Aku mulai sibuk mempersiapkan diri untuk menuju ke kamar mandi. Saat baru melangkahkan kakiku ke dalam, ponselku berbunyi tanda seseorang melakukan panggilan. Aku kembali menuju ke tempat tidur untuk mengambil ponselku itu.

"Apa ini? Nomor baru?" Dengan ragu-ragu, aku mulai menjawab panggilan itu.

"Halo?"

"Ma-maaf, apa ini nomor dokter Sehun?" Suara seorang perempuan terdengar dari ujung telepon.

"Nde. Siapa ini?"

"A-aku Kang Mina. Mungkin kau sudah tidak mengingatku karena kita sudah lama tidak bertemu"

Mina? Kang Mina? Pasienku itu? Mana mungkin aku melupakannya?

"Nde, aku ingat. Ini adalah nomor teleponmu?" Aku berusaha untuk tetap tenang walaupun di dalam hatiku ingin sekali mengungkapkan kesenanganku ini.

"N-nde. A-aku mendapatkan nomormu dari perawat yang bekerja di Rumah Sakit. Maaf kalau aku lebih dulu menghubungimu seperti ini"

"Tidak apa. Senang bisa berbicara denganmu lagi" Aku tersenyum sekarang. Benar apa yang dikatakan Sejeong waktu itu, hanya perempuan ini yang bisa membuatku merasa seperti ini.

"Ka-kalau begitu, aku akhiri panggilannya sekarang....."

"Tunggu, apa kau menghubungiku hanya untuk memberitahu nomormu?"

"Nde...."

"Arasseo. Aku akan menyimpannya dengan namamu. Kau bisa menghubungiku kapan saja"

"N-nde. Aku akhiri panggilannya sekarang"

"Hhmm"

Aku menjauhkan ponselku dari telinga dan melihat ke arah layar ponselku. Aku tidak tahu kalau suasana hatiku akan sesenang ini dengan panggilannya secara tiba-tiba dan singkat itu. Aku siap untuk menjalani hari ini lebih baik dari biasanya.


.........

Aku turun dari kamarku di lantai dua dan menuju ke arah ruang makan dengan sudah berpakaian rapih. Aku terkejut menemukan keberadaan Kakakku di sana.

Heal Me, Save MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang