6. Hayoung

602 44 0
                                        

Hayoung POV...

Sudah hampir 7 bulan, kandunganku tumbuh semakin membesar. Berkat bantuan dari dokter yang bernama Sehun itu, aku jadi bisa rutin mengontrol kesehatan bayiku setiap bulannya di Rumah Sakit. Awalnya aku sedikit terganggu dengan niat baiknya itu. Tapi seiring berjalannya waktu, aku mengerti tujuannya. Aku juga banyak berterima kasih padanya karena hal itu. Aku bahkan tidak tahu kalau usia kami hanya terpaut dua tahun saja kalau perawat yang selalu berada di sebelahnya, tidak memberitahuku waktu itu.

Kebaikannya bertolakbelakang dengan Kakaknya yang pernah menyelamatkanku saat pingsan di pasar waktu itu. Aku tidak sengaja memergoki pembicaraan pria bernama Sangjin itu dengan Ibuku di depan rumah. Aku tahu ada sesuatu yang mencurigakan dari pria itu. Dan benar saja, Ibuku sangat mudah terpedaya saat dia memberikan bantuan sejumlah uang kepada Ibuku minggu lalu. Karena hal itu, Ibuku selalu membicarakannya dan menyuruhku berterimakasih padanya.

"Eomma, makanlah dengan tenang. Aku tidak bisa selalu mendengar ceritamu mengenai pria itu lagi" Aku menginterupsi saat kami berdua sedang melakukan makan malam di rumah.

"Wae? Dia pria yang baik, Hayoung'ah. Dia juga selalu membantumu saat pemeriksaan di Rumah Sakit"

"Sudah berapa kali ku katakan kalau yang membantuku adalah adiknya, Eomma"

"Aku tahu, aku tahu. Dia juga sempat menceritakannya padaku"

"Lalu? Untuk apa dia memberikan uang padamu waktu itu?"

Ibuku menurunkan sendoknya dan melihat ke arahku dengan wajah terkejutnya.

"Aku tidak sengaja mendengar pembicaraan kalian berdua"

"Hayoung'ah, dia sangat mengerti keadaan ekonomi kita. Dia tidak memiliki niat apapun selain membantu kita berdua. Apa dia belum membicarakan padamu mengenai pekerjaan yang akan kau terima setelah melahirkan nanti?"

"Aku tidak bisa berbicara dengannya. Aku selalu menghindarinya setiap bertemu di Rumah Sakit"

"Waeyeo?"

Aku hanya menghela nafas dan tidak berani menceritakan pembicaraan kami berdua yang mengarah pada resiko virus yang ada dalam tubuhku ini. Ibuku sudah terlalu shock dengan menerima keadaan hamilku. Aku tidak ingin dia mengetahui kalau kemungkinan aku tidak akan selamat setelah melahirkan nanti.

"Hayoung'ah....."

Aku melihat ke arah Ibuku saat dia memegang tanganku yang ku letakkan di atas meja.

"Apa terjadi sesuatu antara dirimu dan dokter Sangjin?"

"Nde? Apa maksudmu, Eomma?"

"Aku tidak terlalu yakin, tapi sepertinya dia menyukaimu"

"Mwo? Jangan berbicara omong kosong seperti itu. Apa kau menerima uang darinya untuk membicarakan hal ini padaku?" Aku melepaskan genggaman tangan Ibuku dan melanjutkan kegiatan makanku.

"Tidak. Aku hanya ingin kau menemukan pria yang baik secepatnya. Kau akan kerepotan mengurus bayimu itu seorang diri. Setidaknya menikah muda, tidak menjadi masalah dengan keadaanmu yang sudah seperti ini"

"Eomma, aku sudah mengalami hari-hari yang buruk selama beberapa bulan ini. Bahkan aku kehilangan harapanku untuk bisa berkuliah dan bergaul lagi dengan teman-teman sebayaku. Aku tidak bisa begitu saja menerima lelaki itu sebagai kekasihku. Apa kau ingin aku hidup menderita lagi nantinya?"

"Tapi pria itu berbeda. Dia selalu menyempatkan waktunya untuk datang ke tempat berjualanku dan membantuku sampai semua makanan terjual habis. Tidak mudah untuk menemukan pria sepertinya di luar sana, Hayoung'ah"

Heal Me, Save MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang