Aku masih menunggu jawaban dari wanita di depanku ini. Aku tahu dia pasti terkejut dengan pernyataan perasaanku tadi. Tapi aku benar-benar tidak bisa menahannya lagi karena aku benar-benar mengkhawatirkannya. Aku juga sampai meninggalkan mobilku yang masih terparkir di depan gedung tempat bekerjanya hanya untuk mengikutinya menaiki bus sampai tempat berdiriku sekarang. Apa dia tidak menyukai pria sepertiku? Pasti sangat aneh mendengar pernyataan perasaan dari orang yang baru dikenal sepertiku.
"A-aku........."
Wanita ini mulai berbicara.
"Kau tidak perlu menjawabnya sekarang"
"N-nde?"
Aku takut dengan penolakan darinya dan merasa tidak siap dengan hal itu sekarang. Aku ingin dia memikirkan baik-baik niat baikku ini. Aku juga bisa menjaganya dengan tenang saat sudah menjadi kekasihnya nanti karena pasti dia merasa bingung dengan sikapku padanya selama ini.
"Ta-tapi aku......."
"Tidak. Pikirkanlah baik-baik lagi. Aku tidak memanfaatkanmu sama sekali. Aku benar-benar tulus menyukaimu, Oh Hayoung. Bukan sebagai pasienku, tapi sebagian wanita yang ku sukai"
Wanita ini sekarang melihat ke arah lain. Dia sepertinya sedang memikirkan sesuatu karena aku sejak tadi memotong kalimatnya.
"Tapi, bisakah kau mengizinkan satu hal padaku selama aku menunggu jawaban darimu?"
Kami kembali melakukan kontak mata. Kedua mata besarnya membuatku semakin tertarik padanya.
"Aku ingin kau tidak mengabaikan pesan dan panggilan dariku lagi. Aku juga harus menjadikanmu pasien lagi supaya penyakitmu bisa sembuh total nanti. Masalah biaya, aku akan membayarkan semuanya sampai virus itu benar-benar menghilang dari tubuhmu. Lalu........."
"Tidak, dokter" Sekarang dia yang memotong ucapanku.
"Aku sudah cukup banyak menerima bantuanmu kemarin. Aku tidak bisa lagi melakukan hal itu. Maafkan aku...... Aku hanya ingin hidup tenang tanpa melibatkanmu lagi. Aku tidak membutuhkan bantuan siapapun sekarang. Kau tidak boleh menyukaiku karena kehidupanku yang sudah rumit sejak awal. Sangat sulit bagiku untuk mempercayai orang lain lagi setelah apa yang menimpaku selama ini..."
Aku mengerti. Tapi tidak bisakah dia memberikanku kesempatan untuk memperbaiki kehidupannya?
"Pulanglah, dokter Sehun. Aku baik-baik saja dan berhentilah mengkhawatirkanku. Sampai bertemu lagi nanti"
Dia tersenyum kecil dan berjalan melewatiku. Tapi aku berhasil menahannya dengan memegang sebelah lengannya.
"Izinkan aku untuk mengobatimu malam ini. Setelah itu, aku akan mengikuti keinginanmu tadi"
"Tidak. Aku baik-baik saja. Demamku hanya terjadi di saat aku memiliki banyak hal di pikiranku sekarang. Kau bisa mengurangi demamku dengan tidak melakukan hal seperti ini lagi, dokter..."
Aku menghela nafas pelan dan membiarkan dia untuk berjalan ke arah halte. Apa aku harus mengikutinya lagi? Dia bisa saja mengalami pingsan di saat mencoba untuk mencari keberadaan anaknya. Kenapa aku harus menyukai wanita dengan kehidupan menyedihkan sepertinya? Aku sangat ingin membantunya, tapi apa yang bisa ku lakukan di saat dia sudah menolakku tadi?
Saat aku ingin berjalan ke arahnya, ponselku berbunyi. Aku mengeluarkannya dari kantong celana dan melihat nama sang pemanggil. Ayahku.. Hal yang berat untuk ku lakukan adalah menjawab panggilan telepon darinya. Karena dia hanya menelepon di saat ingin membicarakan hal-hal penting saja.
"Nde, Ahbeoji" Akhirnya aku menjawab panggilan darinya.
"Kembali ke rumah dalam waktu 30 menit. Kita akan makan malam dengan tamu penting hari ini"

KAMU SEDANG MEMBACA
Heal Me, Save Me
Fanfiction[COMPLETED] Prekuel dari ff Coincidence tentang pertemuan awal Sehun dan Hayoung. Kalau ada yang udah pernah baca, pasti tahu di situ ada karakter mereka berdua di akhir-akhir chapternya. Untuk yang belum baca sama sekali, tidak masalah. Cerita ini...