Aku terbangun di pagi hari dan terasa sangat malas untuk beranjak dari tempat tidur. Aku masih berguling-guling di bawah selimutku dan menatap langit-langit kamarku sebelum akhirnya tertidur kembali.
"Oppa......"
Aku membuka kedua mataku penuh dan langsung beranjak dari posisi berbaring sambil menengok ke kanan-kiri. Aku tersadar kalau itu adalah mimpi. Aku tertawa sebentar karena suara Mina sangat bisa terdengar jelas di telingaku tadi. Aku mencari ponsel yang tertutupi selimut serta bantal dan mengecek layarnya.
"Eoh? 10 panggilan tidak terjawab?" Aku menghubungi kembali nomor itu. Setelah suara dengung beberapa kali berbunyi, panggilan itu terangkat.
"Halo?"
"Aishhh, kemana saja kau sejak tadi oppa?"
"Wae? Kau sudah merindukanku secepat ini? Padahal kita baru bertemu kemarin" Aku mengusap kedua mataku sambil tersenyum.
"Apa kau lupa dengan ucapanmu kemarin?"
"Mwo? Apa aku mengatakan sesuatu padamu?"
Hanya terdengar helaan nafas dari ujung telepon. Aku mulai beranjak dari tempat tidur saat teringat mengenai janjiku akan mengajaknya kencan hari ini ke taman bermain.
"Mi-mina'ah... Kau dimana sekarang?"
"Aku tidak tahu. Aku akan pulang sekarang"
"Tu-tunggu di sana dalam 10... Tidak 15 menit. Berikan aku waktu untuk bersiap-siap untuk menemuimu di sana" Aku mengakhiri panggilan lebih dulu dan langsung menuju ke kamar mandi.
Aku tidak tahu bagaimana bisa aku lupa dengan rencana hari ini. Apa semalam aku mabuk? Benar juga. Aku menuju ke bar sebentar setelah mengantar Mina ke rumah semalam. Aishhh bagaimana bisa aku mabuk sampai tidak ingat apapun?
Setelah menghabiskan waktu 5 menit untuk berpakaian rapih, aku langsung mengambil kunci mobil dan segera beranjak keluar rumah.
"Omo! Perhatikan jalanmu"
Aku hampir menabrak Ibuku saat menginjakkan kakiku di lantai bawah.
"Maafkan aku, Eomma..."
"Kau akan pergi? Kau tidak mempunyai jadwal bekerja hari ini"
"Nde. Aku akan pergi berkencan sekarang" Aku terburu-buru memakai sepatu.
"Mwo?"
Ahh, aku lupa kalau aku juga menutupi hubunganku dari keluargaku selama 5 bulan ini.
"Oh Sehun, jelaskan padaku sekarang maksud ucapanmu tadi"
"Maafkan aku, Eomma. Tapi aku benar-benar harus pergi sekarang. Aku akan menceritakannya nanti saat sudah berada di rumah kembali"
"Yaa! Oh Sehun....."
Aku menghampiri Ibuku dan memberikannya kecupan singkat pada pipinya sebelum beranjak keluar rumah.
"Eoh, aku baik-baik saja. Bagaimana dengan pekerjaanmu di sana?"
Aku sibuk mencari kunci mobil yang tadi kubawa di kantung celanaku saat mendengar Kakakku berbicara dengan seseorang lewat telepon.
"Kau akan pulang bulan depan? Arasseo. Aku akan menjemputmu di bandara. Kabari aku saat kau sudah membeli tiket pesawatnya. Kalau begitu, nanti ku telepon lagi. Jangan gugup dan kerjakan ujianmu dengan benar. Nde....."
Aku melakukan kontak mata dengan Kakakku sebentar sebelum membuka pintu mobilku.
"Apa itu dari Soyoung noona?" Pertanyaanku menghentikan langkahnya yang ingin masuk ke dalam rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heal Me, Save Me
Fanfic[COMPLETED] Prekuel dari ff Coincidence tentang pertemuan awal Sehun dan Hayoung. Kalau ada yang udah pernah baca, pasti tahu di situ ada karakter mereka berdua di akhir-akhir chapternya. Untuk yang belum baca sama sekali, tidak masalah. Cerita ini...